"BUNDA!!"teriak winter semangat.
Seorang wanita cantik yang masih terlihat muda, dia yang sedang duduk di ruang keluarga bersama sang suami pun menoleh terkejut dengan teriakan yang pasti sangat di kenal oleh mereka.
"Baby jangan teriak"peringat Jeno.
Winter langsung menoleh dan nyengir lucu dan kembali berlari kecil ke arah dua pasangan suami istri itu.
"Ayah bunda!"panggil winter girang.
"Hallo anak bunda, sini duduk"jawab Tiffany sembari menepuk tempat di tengah Anata dirinya dan suaminya.
Winter pun akhirnya duduk di tengah pasangan itu, sedangkan Jeno pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
"Winter kangen bunda"ujar winter sembari memeluk Tiffany dan Tiffany pun membalas pelukan winter. "Bunda juga kangen sama winter"jawab Tiffany.
Donghae yang melihat itu pun hatinya menghangat. Dulu, dia dan sang istri sangat berharap mendapatkan anak perempuan namun, pada saat usia kandungan Tiffany yang ke tiga bulan, dia keguguran dan di angkat rahimnya, hingga dia tidak bisa hamil lagi.
"Winter sayang, apa kabar?"tanya Donghae lembut sembari mengelus kepala Winter sayang.
Winter menoleh dan menatap wajah tampan Donghae lucu dan tersenyum. "Winter baik kok"jawab Winter ceria.
Donghae tersenyum dengan tangan yang tidak berhenti mengelus kepala Winter. Lalu kemudian, Winter beranjak dari duduknya. "Winter mau ke kamar kak jenjen dulu, Babay"ujar Winter dan berjalan ke arah lift sembari melambaikan tangannya dan tersenyum.
Donghae dan Tiffany hanya tersenyum melihat calon menantunya yang sangat menggemaskan itu.
'Ting'
Lift yang dinaiki oleh winter berhenti di lantai tiga dan Winter pun langsung keluar dari lift itu. Kaki pendek winter berjalan ke kamar Jeno yang berada paling pojok.
Saat sampai di depan kamar Jeno, winter pun membuka pintunya dan menyembulkan kepalanya ke dalam, tapi dia tidak melihat Jeno di dalam alhasil, winter masuk dan kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.
"Kak jenjen dimana?"tanya winter pada dirinya sendiri.
Lalu, dia mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi dan di situ winter tahu dimana keberadaan Jeno.
Winter menghempaskan tubuh mungilnya di ranjang besar Jeno. Kamar Jeno juga di hias menjadi kamar Winter. Banyak sekali boneka winter disana dan juga panyak poster kartun kesukaan winter. Dinding kamar Jeno juga di cat warna biru muda kesukaan winter. Pokoknya semua adalah kesukaan winter. Jeno benar-benar bucin.
Winter menyalakan televisi dan memutar film kartun kesukaannya yaitu Tinkerbell. Winter kini sedang serius menonton sampai tidak sadar kalau Jeno keluar dari kamar mandi dengan style rumahannya.
Melihat gadis kecilnya sangat serius, Jeno pun ikut membaringkan tubuh besarnya dan langsung memeluk tubuh mungil winter sehingga winter tersentak kaget.
Jeno menenggelamkan wajahnya pada leher jenjang winter dan langsung tercium wangi winter yang khas. Winter ini seperti belum pubertas, buktinya tubuhnya ini masih wangi bayi.
Winter mengganti filmnya menjadi film Monsters Inc. Winter sangat menyukai film itu. "Kak jenjen, Boo lucu yaa kayak winter"ujar winter lucu.
Jeno mendongak dan menatap winter sembari menukik alisnya tanda dia tidak suka. "Pokoknya cuman winter yang cantik dan lucu"jawab Jeno sembari memiringkan tubuhnya menghadap winter.
Mendengar jawaban Jeno, winter pun mendongak dan menatap Jeno yang sedari tadi menatap dirinya sembari memainkan rambut winter. "Kaka ngantuk ya?"tanya winter.
Jeno mengangguk lucu dan kembali memeluk winter dan menenggelamkan wajahnya di leher jenjang winter. Tangan kekarnya pun tetap memainkan rambut winter.
Suatu kebiasaan Jeno, jika mengantuk tetapi tidak bisa tidur, dia akan memainkan rambut dari bundanya dan sekarang dia memainkan rambut winter.
"Kalo kak jenjen winter kan suka warna pink. semua winter punya pink, tapi winter mau deh rambut winter jadi pink juga"ujar winter secara tiba-tiba membuat Jeno yang tadinya sudah hamlir terlelap pun kembali terbangun dan menatap tajam gadisnya.
"Jangan ubah apapun yang ada di diri kamu. kakak suka dan Kaka ngga suka kalo kamu berubah"jawab Jeno dengan nada dingin.
Winter pun langsung memeluk Jeno dan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Jeno dan tak lama dia kembali mendongak. "Kalo kak jenjen ngga suka winter berubah, gimana kalo kak jenjen aja yang diwarnai pink rambutnya?"ujar Winter bertanya.
Mendengar itu, Jeno pun menatap winter datar. "Ngga ada permintaan yang lebih masuk akal?"tanya Jeno dingin.
Wajah winter yang terlihat begitu antusias kini menjadi sedih. "Maaf dehh kak jenjen"jawab winter sedih.
Melihat gadisnya akan menangis pun akhirnya Jeno pasrah dan menuruti kemauan gadis kecil. Jeno memang benar-benar sangat bucin.
"Besok kita ke salon. Sekarang winter tidur!"ujar Jeno lalu memeluk tubuh mungil Winter.
Tidak butuh waktu yang lama, winter pun terlelap dan itu tidak terlepas dari pandangan Jeno. Jeno menatap Winter dengan tatapan teduh penuh cinta.
"Aku janji tidak akan membiarkan kamu terluka dan pergi dari aku, biar pun aku harus menghadapi saudara aku sendiri"ujar Jeno lirih tapi penuh ketegasan.
------
Belum bisa ketemu Abang Jeno dan Abang haechan...
Sebelumnya maap yaa, baru up karena memang sibuk banget di kelas 9 ini. Gurunya ribet, banyak maunya.
Dan TERIMAKASIH PARA KAKAK-KAKAK yang sudah vote dan komen DAN TERIMAKASIH udah nunggu ini cerita
Bersambung....
Next chapter?
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER |Milkymong|
Fiksi PenggemarMenceritakan kisah, gadis polos dan menggemaskan yang selalu di jadikan ratu oleh keluarganya dan juga keluarga dari sang tunangan. *Double up guys! Selamat membaca! #milkmong Start: 05.02.23 Finish: