Winter-06

396 47 0
                                    

Pagi pun tiba, matahari mulai menampakkan dirinya. Winter terbangun dan
merenggangkan kedua otot tangannya. Disaat winter sedang mengumpulkan kesadarannya, Jeno secara tiba-tiba menarik pinggang winter dan memeluk winter kembali membuat winter terkejut.

Winter memukul pelan dada Jeno. "Winter terkejut tau!"ujar winter kesal dan Jeno hanya terkekeh pelan. "Maaf sayang"jawab Jeno dengan suara khas bangun tidur.

Winter mendongak menatap Jeno yang kembali memejamkan matanya. "Kak jenjen lepas ihh! winter mau mandi, dari kemarin winter belum mandi tau"ujar winter kesal.

Bukannya melepaskan pelukannya dan membiarkan gadisnya untuk membersihkan diri, Jeno malah kembali mempererat pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan leher jenjang winter. "Nanti aja, kamu tetap wangi kok. Winter ku ini selalu wangi"jawab Jeno lembut.

Tok Tok

"Jeno ayo bangun!!"teriak Tiffany sembari menggedor pintu kamar Jeno.

Pintu kamar Jeno di ketuk sedikit brutal, mungkin tahu kalau dua manusia ini sangat sulit untuk di bangunkan, memang mereka ini berjodoh.

"Jeno bangun do-"

Cklek

Teriakkan Tiffany terhenti kala melihat pintu kamar Jeno di buka dan menampakkan sang pemilik kamar dengan keadaan seperti bangun tidur di tambah wajahnya menampilkan ekspresi kesal menatap sang bunda.

"Bunda ganggu"ujar Jeno singkat.

Tiffany pun langsung melemparkan tatapan tak suka pada putranya. "Winter mana?"tanya Tiffany mencari keberadaan menantu cantiknya itu.

Winter pun memunculkan kepalanya karena dia berada di belakang tubuh besar Jeno. "Bunda"panggil winter.

Tiffany pun menarik tangan winter lembut. "Ayo sarapan sayang!"ajak Tiffany.

Sedangkan Jeno menatap Tiffany tak suka dan Jeno langsung masuk ke dalam kamarnya kembali. "Udah biarin aja, Jeno ngambeknya lucu kok"ujar Tiffany dan menggenggam tangan mungil winter.

"Ayo turun, terus kita sarapan"ajak Tiffany dan berjalan ke arah lift bersama winter.

--------
Di kediaman rumah sederhana milik karina.rumah yang kecil tapi hangat dan nyaman untuk di tinggalkan. Kini Karina dan sang adik Ningning.

"Kakak serius mau kerja disana?"tanya Ningning yang tengah menyantap sarapannya.

"Hmm.. mau gimana lagi, kakak ngga dapet kerjaan terus"jawab Karina sembari memeriksa barang-barang penting yang harus dia bawa ke rumah besar itu.

"Semangat ngasuh bayi besar"ejek Ningning dan segera pergi ke sekolahnya.

Karina hanya menggeleng melihat kelakuan sang adik, benar-benar menjengkelkan. Karina kembali membersihkan bekas makan tadi dan memasukkan kembali barang bawaannya.

Tin  Tin

Bunyi klakson mobil dari luar membaut Karina berhenti sejenak. Siapa di luar? Sagara apa rentenir? Tapi dia tidak memiliki hutang apa pun.

Tok Tok

Kali ini rumahnya di ketuk oleh seseorang dari luar membuat Karina kesal karena dia harus berhenti bekerja. Dia berjalan mendekati pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya dia saat pintu menampakkan seorang pria bertopi dan menggunakan masker.

"Ka-kamu siapa?"tanya Karina gugup, tolong dia sangat ketakutan.

Melihat wanita di hadapannya yang ketakutan akhirnya dia membuka topi dan maskernya sekilas.

"Tenang dan jangan panik. Aku hanya ingin meminta bantuanmu"ujar pria itu dingin.

----------

"Apa dia sudah ditemukan?"tanya Jeno pada suruhannya di sebrang sana.

"....."

Ekspresi Jeno terlihat sangat marah. Dia baru saja mandi dan masih menggunakan bathrobe hitam miliknya sembari melihat ke arah jendela yang menampilkan danau indah milik keluarga Lee.

"Cepat temukan atau aku bunuh kamu!"ujar Jeno tegas memerintahkan suruhannya.

Tut

Telepon dia putus secara sepihak. Dia sangat marah dan takut semua seperti dulu. Dia harus menemukan orang itu sebelum orang itu yang lebih dulu menemukan gadisnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu mengambil milik ku lagi"gumam Jeno dengan nada suara rendah.




Tungguin terus ini cerita ya?
TERIMAKASIH SEKALI LAGI..

Bersambung...
Next chapter?

WINTER |Milkymong|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang