Raina seoranng gadis yang jarang sekali berinteraksi dengan banyak orang lebih ke arah pendiam tapi tidak termasuk cewek-cewek sok polos atau lugu seperti lainnya lebih apa adanya dan Yash tidak keberatan kalau satu bangku dengan Raina karena dia tahu Raina tidak akan mengganggunya seperti wanita kebanyakan.
"Silakan tukar tugas kalian dengan teman sebangku kita akan memeriksanya," ucap Bu Netty guru bahasa Indonesia.
Yash mengumpat. Dia melupakan tugas tersebut soalnya itu tugas dari tahu satu minggu yang lalu tapi dia benar-benar lupa karena terlalu sibuk mencari uang, dia bertatapan dengan Raina.
"Mohon kerjasamanya," ucap Yash.
Raina menyodorkan bukunya yang kosong melompong. Gadis itu tersenyum tipis.
"Gue lupa," katanya berbisik.
"Salahkan beberapa soal," sahut Yash.
Mereka bekerja sama dengan sangat rapi, Baim dan Ozak tercengang melihat keduanya. Yash dan Raina akur saja Padahal mereka takut Yash terganggu dan tidak sengaja memukul Raina.
Bu Netty mengabsen mereka sambil bertanya berapa jawaban yang benar. Yass dan Raina menjawab dengan sama tapi Bu Netty sama sekali tidak curiga karena keduanya tidak pernah dekat dan Raina termasuk murid yang baik-baik saja tidak nakal.
"Kok bisa bener lima belas soal dari dua puluh soal?" tanya Ozak curiga.
"Bisa lah," sahut Yash.
"Tapi lo gak suka membaca," komentar Baim memicingkan mata.
"Buat jawab soal mah, gue juga bisa kali," ucap Yash.
Melihat wajah Yash yang meyakinkan mereka mengangguk walaupun ada keraguan di dalam hati mereka.
"Rumah lo di mana?" tanya Yash pada Raina.
"Perumahan," jawab Raina.
"Oh," sahut Yash.
Baim sampai bangkit dari kursinya dan menarik bahu Yash, untuk memastikan apakah orang yang bersuara ini sahabatnya atau orang jadi-jadian yang sedang menyamar.
"Gue kira selain ke Irene lo nggak ngomong ke cewek lain," komentar Baim.
"Waktu itu gue pacaran sama Irene aja jangan langsung ngomong sama cewek lihat cewek aja dia udah ngamuk, marah dan cemburuan nggak jelas," ucap
Yash."Iya sih pawang lo galak! Gak ada yang berani dekat-dekat Yash. Kalau ada cewek perlu ke lo ngomongnya lewat gue atau gak Ozak," jelas Baim.
"Senang lo udah bebas dari pengekangan romusha!" seru Ozak melirik Irene.
"Biasa aja dong lo jangan sindir cewek gue lah!" protes Erik memukul meja.
"Kesindir, ya?" ejek Ozak menjulurkan lidah.
"Lah emang fakta si Irene dari dulu, Ren. Sorry aja nih kita baru berani speak up karena kalian udah putus," timpal Baim.
"Gue enek banget sama lo, lo selalu larangan-larangan Yash pergi ke mana pun, lo marah dia main game kalau ada ceweknya, nggak boleh berterima kasih ke kasir cewek gak boleh ini itu."
"Lo pikir lo cantik? Iya cantik banget Irene awalnya sih ya kita kayak ngerasa Wah dan bangga gitu Yash punya cewek cantik, yang bener-bener sayang, care tapi lama-lama muak juga cuy!" seru Baim emosi.
Baim dan Ozak mengeluarkan unek-uneknya karena dia melihat sendiri bagaimana Yash terkadang frustasi menghadapi Irene tapi saking sayang dan cintanya Yash tidak berani membantah, protes. Yash seringkali mengalah untuk orang yang dicintainya.
Kalau dia berpikir sekarang, cukup keterlaluan juga Irene tidak mengijinkannya berbicara dengan lawan jenis, bahkan hampir dia tidak pernah berbicara panjang lebar dengan teman sekelasnya sendiri kecuali ada presentasi. Kegiatan saja kelompoknya selalu bersama Irene dan Irene.
"Kita saksi hidup gimana setianya Yash ke Irene tapi lo malah milih Erik. Wow Iren empat jempol buat lo," Puji Ozak bertepuk tangan kencang.
"Effort Yash gak main-main menurut gue. Dia punya uang dua puluh ribu dia kasih semuanya, kalau lo butuh apa-apa Yash selalu ada. Lo pengen beli ini itu Yash selalu usahain buat lo," tambah Baim.
"Stop! Gak usah bahas-bahas dia itu sekarang pacar gue, paham?! Gue jauh lebih bisa memberikan apa yang Irene mau dibandingkan Yash, dia mau tas branded, dia mau shopping, jalan-jalan, perawatan, gue bayarin semuanya! Nggak ada bandingannya dengan Yash yang cuma orang nggak punya tapi hutang di mana-mana!" sembur Erik.
"OH!" seru Baim dan Ozak.
Bagaimana wajah Irene sekarang? Merah total! Dia serasa ditampar lewat perkataan keduanya, ditambah Irene di tatap oleh semua murid termasuk Bu Netty yang sejak tadi mengamati pertengkaran mereka.
"Lo gak mau memadamkan api?" tanya Raina.
"Perlu?" tanya Yash menaikan sebelah alis.
"Irene dihina, lo gak ada keinginan buat bela dia kayak dulu," ucap Raina.
"Ada pacarnya yang lebih bisa diandalkan, gue udah buang jauh-jauh nama dia di hati gue," sahut Yash.
"Bacot," cibir Raina.
"Terkejut gue dengar lo gitu," gumam Yash.
................
Hai yuk dukung cerita Yash yaw🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
SALMON
De TodoYash tidak seberuntung kebanyakan orang. Di saat SMA, dia terlibat taruhan besar karena dijebak. Taruhan tersebut memaksanya nekat melamar sebagai bodyguard anak kecil keluarga konglomerat. "Yash! Gue gak nyangka Lo udah punya anak!" "Hah?"