SALMON 8

546 39 14
                                    

⚠️ Mengandung kata-kata kasar

Baim dan Ozak berputar haluan pulang ke rumah masing-masing karena orang tua mereka menelpon untuk pulang secepatnya. Baim buru-buru turun dari motornya dan masuk.

Mama dan Papanya ada di ruang tamu.

"Pa—"

Plak

"Mulai sekarang kamu jangan berteman dengan anak nakal itu!" kata Papanya menampar wajah Baim.

"Tidak tahu malu memukuli Erik dan memfitnahnya!"

"Pa, Yash yang difitnah Erik," sahut Baim tegas.

"Papa Erik menelpon Papa untuk mendisiplinkan kamu dan stop berteman dengan Yash!"

"DASAR PEMBUAT MALU!"

Baim menatap Papanya marah. Kalau sudah seperti ini berbicara panjang lebar pun percuma. Baim memilih pergi kembali meskipun suara teriakan Papanya yang memintanya untuk kembali tidak Baim pedulikan.

"TAHAN ANAK ITU KURUNG DIA DI KAMARNYA!"

Baim memberontak tapi bodyguard Papanya ini berbadan besar semuanya. Baim diseret paksa.

"Gue mau bicara ke Papa. Papa takut ke keluarga Erik?" tanya Baim sinis.

"Erik itu anak laki-laki dari Tarhafood. Harusnya kamu berteman dengan dia supaya tidak membahayakan posisi perusahaan kita!" tegas Papanya.

"Gak Baim sangka Papa takut," desis Baim.

"Baim, bahaya kalau kita jatuh miskin. Lebih baik jauhi permasalahan!" Mamanya angkat bicara.

"Kamu tidak akan paham soal perbisnisan. Tugas kamu jaga sikap dan lebih bagus lagi perbaiki hubungan kamu dengan Erik!" tegas Papanya.

Cuih

Baim meludah ke lantai. "Gak sudi. Baim berteman dengan Erik!" sahut Baim tajam.

"Kunci dia di kamarnya!" suruh Papa Baim.

Pemuda itu mengumpat marah, dia memukul-mukul pintu kamar tapi tidak ditanggapi.

Tidak jauh berbeda, di rumah Ozak pun sama. Ozak menyalami Papanya yang langsung berdiri saat dia datang.

"Papa mau bicara dengan kamu di kamar, ini penting," ucap Papanya serius.

Papanya mendorong Ozak berjalan lebih dulu dan masuk ke kamar. Setelah masuk, Papanya langsung mengunci pintu dari luar. Ozak mencoba membukanya.

"Kenapa pintunya dikunci?!" teriak Ozak.

"Dengar Ozak, Papa tahu hubungan kamu dan Yash sangat baik. Papa pun percaya Yash orang baik tapi Papa terpaksa melakukan ini."

"Tobby mengancam akan menghancurkan usaha Papa kalau membantu Yash. Dan Tobby minta kamu supaya menjauhi Yash!"

"Tolong mengerti kali ini aja Ozak. Sampai situasi seperti semula baru kamu bisa berteman lagi dengan Yash!"

"Itu saja yang mau Papa sampaikan. Kamu diam di kamar jangan mencoba kabur!"

Ozak berteriak marah, dia masuk ke dalam perangkap Papanya. Okelah kalau Papanya tidak bisa membantu tapi tidak perlu mengurungnya seperti ini juga.

Ponsel Ozak berdering. Baim melakukan panggilan videonya call.

"Anjing! Gue dikurung gak bisa ke mana-mana. Di bawah kamar gue banyak bawahan Papa!" umpat Baim marah.

"Gue juga dikunci bokap! Semua gara-gara Erik!" sahut Ozak.

"Gimana dong? Kita gak bisa bantu Yash! Bangsat!"

"Si Erik keterlaluan! Dia ngancam usaha bokap!" adu Ozak.

"Sama! Tobby Tarha brengsek. Mentang-mentang keluarganya kaya raya! Gue sumpahin melarat seumur hidup!" maki Baim emosi.

Kedua sahabat itu saling memaki-maki Erik lewat video call. Tidak ada yang dapat merusak lakukan sekarang ini. Uang mereka kalau disatukan pun tidak akan cukup untuk menebus Yash.

***

Siang sudah berganti malam. Erik bersama Tobby sedang bercengkrama di temani dua cangkir kopi di ruang keluarga lantai dua rumahnya.

"Papa sudah mengancam Papa Ozak dan Baim?" tanya Erik.

"Aman. Semuanya lancar tidak akan ada yang bisa mengeluarkan musuh kamu itu," sahut Tobby tertawa.

Erik tersenyum puas. "Bagus, Pa! Erik mau dia bersimpuh kalau perlu semua keluarganya. Baru kita bebaskan itu pun dengan syarat bayar denda!" balas Erik.

"Anak Papa ini," decak Tobby.

"Erik muak lihat wajah dia yang so berkuasa di sekolah. Harusnya itu posisi Erik, bukan anak miskin itu!" sahut Erik tajam.

"Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu kamu sekarang."

Erik mengangguk. Dia sudah menguasai sekolah dan menyingkirkan Yash. Pacar Yash yang cantik dan seksi itu sudah Erik dapatkan tapi dia masih ingin melihat penderitaan Yash.

Ponsel Tobby bergetar, nomor telepon tidak dikenal masuk menghubungi.

Tobby mengangkatnya.

"Halo Tobby Tarha."

Suaranya laki-laki.

"Ya?" tanya Tobby mengangkat sebelah alisnya.

"Cabut laporan anda mengenai Yash atau perselingkuhanmu akan tersebar dan menjadi skandal besar."

Tobby melirik ke arah Erik. Dia berdiri, berjalan cepat menuju balkon.

"Apa maksudmu?!" tanya Tobby geram.

Satu pesan masuk ke aplikasi hijau berisi foto dirinya yang merangkul seorang wanita di sebuah restoran.

"Kurang? Aku punya yang lebih panas."

Satu foto lagi dikirimkan. Jantung Tobby berdetak kencang, foto dirinya sedang berciuman dengan wanita yang berprofesi sebagai model tersebut.

"Cabut laporannya sekarang dan bebaskan Yash. Aku beri waktu sepuluh menit. Jika tidak maka sepuluh menit kemudian foto itu akan tersebar luas di seluruh televisi, majalah, koran bahkan papan iklan pinggir jalan."

Panggilan terputus.

"HALO! HALO!" teriak Tobby frustasi.

Dia mencoba menghubungi nomor tersebut tapi nomornya tidak terdaftar. Artinya itu nomor sekali pakai dan kemungkinan sulit jika ingin dilacak.

Pria itu kelimpungan.

Tobby tidak bisa membiarkan foto tersebut tersebar atau bisnis dan keluarganya bisa hancur. Tidak ada yang boleh mengetahui perselingkuhan tersebut apalagi istri dan anaknya. Dia menelpon, ditempelkannya ponsel ke telinga kanan.

"Halo, saya Tobby Tarha ingin mencabut laporan mengenai Yash. Bebaskan anak itu dari penjara sekarang juga," kata Tobby serius.

SALMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang