✦ O1

1.5K 127 1
                                    

──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──

#ONE; First interaction.

──

"Kenapa kalian duduk dengan sangat berantakan?!" amuk Sensei.

Begitu Sensei masuk, ia langsung disuguhi kelas bak kapal pecah.

Bagaimana tidak? Posisi meja dan kursi sangat berantakan. Ada yang duduknya sendirian, berdua, bertiga. Bahkan ada yang membentuk meja kelompoknya sendiri.

Sensei menghela napas, ia memijat batang hidungnya. "Kalau gitu biar Sensei yang atur tempat duduk kalian."

"Aaaahh Sensei kita udah nyaman begini!!"

"Sensei tolong biarkan tempat duduknya kayak gini aja!"

"Huwaaa aku nggak mau pisah dengan temankuuu!"

Begitulah kondisi kelas sekarang. Rengekan teman-teman sekelas benar-benar memekakkan telinga.

Tak! Tak! Tak!

Sensei memukul penghapus papan tulis ke meja sebanyak 3 kali. Setelah itu, keadaan kelas menjadi sunyi. "Jangan ada yang merengek lagi. Atur mejanya kembali menjadi dua-dua."

Setelah selesai mengatur kembali meja dan kursinya ke posisi semula, Sensei mengumumkan bahwa beliaulah yang akan mengatur tempat duduk.

Akhirnya seluruh kelas sepakat untuk membuat undian saja untuk tempat duduk.

"Nomor 10!" teriak Sensei.

Ah itu nomorku. Sesuai dengan nomor undian yang dibagikan masing-masing. Aku mendapatkan kertas bertuliskan nomor 10. Aku beranjak bersiap untuk menuju tempat duduk yang sudah Sensei pilihkan.

"Kanata, kau duduk disana." Sensei menunjuk ke meja yang dekat dengan jendela.

"Baik Sensei." ucapku sembari menundukkan sedikit tubuhku. Kemudian berjalan ke arah tempat duduk yang ditunjuk oleh Sensei.

Aku menaruh tasku di pengait yang tersedia di samping meja, meletakkan buku-buku cetak nan tebal ke laci, dan mendaratkan pantatku di kursi berbahan plastik itu. Sekarang tinggal menunggu siapa yang akan sebangku denganku.

Sensei mengatur bahwa sebangku harus sepasang, lelaki dan perempuan. Katanya sih biar adil dan tidak terbentuk circle atau geng-geng seperti itu. Padahal satu meja dengan lawan jenis biasanya lebih mudah terjadi konflik.

Aku menonton teman-teman kelas yang masih berdiri, menunggu untuk nomornya dipanggil, dan duduk di tempat yang sudah ditentukan. Ada juga yang sudah mendapatkan bangkunya masing-masing.

Tersisa belasan orang yang masih berdiri dan sebagian besar adalah laki-laki. Aku penasaran siapa yang akan menjadi teman sebangkuku.

Tuk!

ABOUT RIN ; R. Itoshi × fem!OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang