⎙ : : : ✦ 𝐀𝐁𝐎𝐔𝐓 𝐑𝐈𝐍 ໒꒱
Menjadi teman satu kelas dan satu bangku Itoshi Rin awalnya memang berjalan dengan tidak baik. Tetapi seiring waktu berbagai macam peristiwa dan kejadian membuat hubungan itu lebih daripada teman satu kelas dan satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
──
#SEVEN; The strange feeling.
──
"Oi! Kau nendang bolanya kemana sih?!"
"Maafkan aku!"
Dengan buru-buru aku mengambil bola yang tidak sengaja kutendang terlalu jauh.
Sialan si Kotaru, padahal bolanya terhempas ke arah dia kenapa menyuruhku yang mengambilnya?
Sekarang kami sedang melakukan pelatihan dasar sepak bola berpasangan. Sensei memasangkan kami sepasang perempuan dengan laki-laki.
Kurang beruntung, aku malah dipasangkan dengan Kotaru, anak laki-laki di kelasku yang sikapnya sok nge-boss dan arogan.
Bolanya terpental sampai ke pinggir lapangan, aku mengambilnya setelah bola itu berhenti menggelinding di tanah.
Aku bangun dari menunduk setelah mengambil bola, tapi punggungku malah bertemu dengan punggung seseorang.
"Maaf, aku nggak lihat—" aku sedikit mendongak untuk menatapnya karena dia yang kutabrak jauh lebih tinggi dariku.
"E-eh Rin?"
Rin juga tak kalah terkejut mendapat kehadiranku di sini. "Kamu kenapa bisa sampai ke sini?" tanya Rin kebingungan.
Sensei sudah membagikan area masing-masing untuk pelatihan dasar. Itulah mengapa Rin bertanya mengapa aku bisa sampai ke tempatnya.
"Bolaku terpantul sampai sini." ucapku sambil tertawa kikuk di akhir.
"Oh. Terus, kamu berpasangan dengan siapa?" tanya Rin lagi.
Kenapa Rin menanyakan hal itu ya? Ngomong-ngomong Rin menjadi sedikit lembut berbicara padaku, biasanya dia memanggilku dengan 'kau' dan nadanya sudah tidak sedingin dulu.
"Sama Kotaru si anak brengsek itu. Tau nggak, aku selama sama dia dimaki terus! Aku jadinya males harus balik lagi ke sana." aku mengeluarkan unek-unekku soal Kotaru. Anak itu memang beneran brengsek sih.
Ah, lagi-lagi aku terlalu banyak bicara. Entah kenapa aku tidak bisa mengontrol mulutku ketika di depan pemuda itu. Tapi, responnya sungguh diluar dugaanku.
Rin terkekeh setelah mendengarku mengoceh. Dia tersenyum ke arahku.
Wah, kenapa dia sangat manis ketika tertawa? T___T
