✦ 13

545 57 0
                                    

──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──

#THIRTEEN; I can be your
'place' to lean on.

──

Rin's POV

Belakangan ini dia aneh.

Gadis yang duduk di sebelahku ini biasanya selalu ceria sehari-harinya. Ia pasti selalu menggodaku dengan wajah usilnya yang selalu ia pampangkan padaku.

Tapi sekarang ia cuma diam saja.

Bukan cuma itu, kondisi fisiknya juga berubah. Wajahnya jadi lebih pucat, tubuhnya makin kurus, di sekitar area matanya terkadang dalam keadaan sembab, dan juga kantung mata yang tebal tercetak jelas di wajah cantiknya (ya, kuakui dia cukup cantik).

Ini aneh. Biasanya aku nyaman-nyaman saja dengan kesunyian dan ketenangan, tapi berdiam-diaman dengan gadis itu sama sekali tidak membuatku nyaman.

Gadis itu kembali setelah istirahat kedua berakhir. Tumben sekali, biasanya latihan akan berjalan sampai sore tapi kenapa awal sekali ia kembali ke kelas.

Ia menuju ke arahku—bukan—mejanya, kemudian menyiapkan buku mapel seni yang akan dibawa ke ruang seni karena setelah ini adalah mapel kesenian.

Menyingkirkan ego dan gengsiku, aku memulai percakapan dengannya setelah sudah lama tidak berbicara satu sama lain lagi.

"Kamu nggak latihan?"

Hanami menggeleng pelan. "Nggak, aku izin." balasnya kemudian melanjutkan aktivitasnya lagi yang tertunda karena membalas pertanyaanku.

"Apa kamu sakit? Wajahmu pucat, lebih baik ke UKS."

"Aku nggak apa kok, Rin. Aku cuma agak capek karena latihan terus. Aku mau mengikuti pelajaran aja daripada ke UKS."

"Berarti kamu tetap sakit kan? Jangan memaksakan dirimu. Kalau nggak mau sendirian ke sana, akan kuantar." aku sedikit geli dengan ucapanku barusan. Tidak pernah aku bersikap peduli seperti ini pada orang lain. Tapi aku tidak bisa tidak peduli padanya.

"Aku nggak apa kok!" ujarnya sedikit keras lalu beranjak pergi keluar kelas.

"Hey, tunggu aku."

Hanami berjalan dengan langkah besar sehingga ia berada jauh di depanku. Aku cukup mudah untuk menyusulnya karena langkah kakiku juga tak kalah besar.

ABOUT RIN ; R. Itoshi × fem!OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang