HUKUMAN

451 41 0
                                    

    Sudah seminggu Obito berada di ruang perawatan di rumah sakit Konoha . Perang telah usai. Dimenangkan oleh pihak aliansi Shinobi. Madara dan Kaguya berhasil di kalahkan. Semua tidak lepas dari kerjasama semua pihak .
Konoha dan keempat negara lainnya sekarang dalam tahap perbaikan pasca perang. Gedung gedung yang hancur segera di perbaiki. Banyak infrastruktur bangunan yang hancur.
Rumah - rumah penduduk juga tak luput dari pembangunan.
Semua Orang mulai sibuk . Sekarang bahu membahu dalam pemulihan pasca perang. Orang- orang yang terluka dan dalam perawatan pun banyak. Sakura sebagai salah satu medic nin terbaik Konoha juga sibuk bukan main.

Waktu Sakura banyak di habiskan di rumah sakit. Silih berganti pasien berdatangan. Banyak dari mereka yang menderita patah tulang. Hal itu bisa di maklumi karena banyak dari mereka yang tertimbun bangunan yang roboh.
Di sini juga Obito di rawat. Sakura bertanggung jawab penuh pada pemulihannya.
Luka yang Obito derita memang cukup parah tetapi dengan usahanya kesehatan pria itu semakin membaik.
Pria itu juga tidak banyak tingkah bahkan cenderung menjadi pendiam.
Dia tidak banyak berbicara .

Seperti pagi ini, rutinitas Sakura memeriksa keadaan pria itu. Setelah tiba ke rumah sakit ia bergegas pergi ke kamar perawatan Obito.
" Hei bagaimana kabarmu hari ini?".
" Apa lebih baik?".

" Hm " gumam Obito.

" Ku artikan  itu iya" kekeh Sakura.
Sakura sengaja menguncir tinggi rambutnya dari rumah karena akan melakukan lima operasi di hari ini. Ia lebih nyaman menguncir tinggi rambutnya.

Cahaya hijau terpancar dari tangannya di dada pria itu.
" Ini lebih baik daripada kemarin".
" Jaringannya mulai terbentuk".
" Untunglah kau mempunyai tubuh yang kuat Obito san".

Obito hanya terdiam sambil menatap Sakura. Gadis ini sangat cantik dengan leher jenjang yang putih.
Ia masih bertanya - tanya mengapa gadis itu menangis waktu itu.
Ia sungguh penasaran.
" Kenapa waktu itu kau menangis?"

Sakura terperanjat.
" Karena aku  tak mau kehilanganmu" cicit Sakura.

Kening Obito berkerut.
" Kenapa aku?"
" Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Sakura menggeleng.
" Belum kurasa tapi aku mengenalmu".

" Dari mana kau mengenalku"

" Dari cerita guru Kakashi".

" Hanya dari cerita?"
" Kau bercanda".

" Aku serius. Kau boleh tanyakan pada guru Kakashi kalo tidak percaya".

" Jadi kau murid Kakashi?. Sama seperti bocah berisik itu .

" Umm benar kami rekan satu tim bersama Sasuke".

" Jangan kau keluarkan air mata untuk ku".
" Aku tak pantas mendapatkannya".
" Jangan rendahkan dirimu hanya untuk menangisi ku"

Sakura terperanjat.
" Kau berhak bahagia" lembut Sakura.
" Kau...berharga"

Percakapan mereka terhenti ketika seorang perawat memasuki kamar dan membawa nampan berisi obat.

" Terima kasih Ayumi san"  senyum Sakura sambil mengambil nampan itu dari tangan si perawat.

Ia letakkan nampan di meja pinggir ranjang.
" Ayo ku bantu kau duduk".
Sakura mulai membantu Obito untuk duduk.
" Minumlah obat nya" Sakura menyodorkan pil itu dan memandang pria itu dengan lembut.
Pria yang dirindukannya.

Obito menerima pil itu dan mulai meminumnya. Ia ingin segera sembuh dan keluar dari tempat ini. Segera.

.

.

Sementara di lain pihak diadakannya rapat tertutup antara Tsunade yang di dampingi Kakashi serta Iruka dan para tetua damyo.
Mereka membahas hukuman yang pantas untuk Obito Uchiha.

RAINBOW AFTER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang