Menjelang fajar datang Obito pasti terbangun. Ini sudah menjadi seperti rutinitasnya. Setelah semalam dia menjadikan gadis di pelukannya ini menjadi wanita seutuhnya.
Permainan yang panas dan dilakukan hanya satu kali. Ia tidak tega pada Sakura bila semalam ia meminta jatah lagi. Wanita ini terlihat erat memeluknya. Seperti ini rasanya ia merasa dibutuhkan. Ia menyukai ini." Ugh....selamat pagi Obito kun" Sakura menggeliat dan membuka matanya.
" Masih terlalu pagi tidurlah lagi'.
" Kau tahu badanku rasanya lemas"
" Kau terlalu bersemangat semalam " cicit Sakura." Hm" Obito tersenyum kecil.
" Aku suka tempat ini. Aku belum bisa mengambil libur semenjak perang berakhir. Di sini aku bisa merilekskan
tubuh. Tenang sekali di sini "." Kupikir kau tak akan betah" sahut Obito sambil mengelus lengan Sakura.
" Karena ada kau " cengir Sakura.
Obito tersenyum tipis mendengar cicitan istrinya.
" Kau mau makan apa untuk sarapan Obito kun"." Terserah kau saja. Aku bukan tipe pemilih".
" Aaa kau memang yang terbaik".
" Sakura, apa kau tidak malu mempunyai suami buruk rupa " .
Sakura bangkit dan memandang Obito. Selimut tersingkap dan memperlihatkan payudara Sakura yang terekspos.
Ia usap wajah separuh rusak suaminya.
" Ini adalah bukti rasa pengorbanan, setia kawanmu yang tinggi. Tidak semua orang mampu sepertimu. Aku mencintaimu karena kamu bukan orang lain. Aku mencintai dengan segala apa yang ada di dirimu" cicit Sakura lalu mencium pipi Obito pada bagian wajah rusaknya.Obito terpejam. Hangat. Ia suka. Entah terbuat dari apa hati wanita ini.
" Obito kun aku mau mandi".
" Kita mandi bersama " kata Obito tegas sambil menggendong Sakura ala bridal style.
" Eh... kenapa tiba-tiba" cicit Sakura sambil menggelayut kan tangannya di leher Obito.
Obito berjalan menuju kolam pemandian. Ia dudukkan Sakura di depannya. Sakura mulai mengguyur badannya dengan gayung dengan Obito dibelakangnya.
Obito menuangkan sabun cair ke tangannya dan menyabuni sakura di punggung. Ia gosok perlahan." Kulitmu lembut sekali Sakura".
" Benarkah?".
Tangan Obito merayap menyabuni payudara Sakura dari belakang.
Ia tangkup dan usap - usap lembut.
Ia pelintir puting Sakura." Eugh" Sakura melenguh.
" Obito tanganmu turunkan"." Kau suka? goda Obito.
Ia ciumi pundak belakang Sakura.
" Kau harum".Sakura terpejam. Ia menyukai sentuhan suaminya.
" Ahh" ia mendesah kala Obito menggigit kecil pundaknya.
Obito terus mempermainkan payudara istrinya.
Sakura merasakan kejantanan Obito membesar dan menyentuh punggung bawahnya.
" Kau sudah tegang anata"." Karena kau Sakura".
" Tubuhku bereaksi dengan sentuhanmu"
" Rasakan Sakura".Satu tangan Sakura ia ulurkan ke belakang dan meraih kejantanan Obito. Ia memegang penis suaminya dan mulai menggerakkannya maju mundur. Gerakannya teratur dan tidak terlalu cepat.
"Argh ... "Obito menggeram.
Ini sungguh nikmat. Sangat nikmat.
Obito mengecap leher belakang Sakura untuk meredam geraman nya.
Sedangkan tangan Sakura bergerak lebih cepat.
Setelah beberapa saat Sakura menghentikan kocokan tangannya. Ia bangkit dan berdiri menghadap Obito. Ia kangkangi tubuh suaminya.
Matanya menatap jahil pada Obito.
Mata Obito memicing. Dengan perlahan Sakura memasukkan kejantanan Obito ke dalam kemaluannya. Perlahan tapi pasti penis panjang itu masuk dalam kemaluannya.
Ia duduk menghadap Obito.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW AFTER RAIN
FanfictionSemua karakter adalah milik Masashi Kisimoto Ketika semua orang meyakini bahwa Obito Uchiha telah mati dalam menjalankan misi tapi tidak dengan Sakura. Entah kekuatan dan bisikan magic darimana ia meyakini bahwa Obito Uchiha masih hidup. Seb...