PERNIKAHAN

479 45 0
                                    

.

.

.

     Sakura terlihat sangat cantik dengan Kimono putih dengan bordir bunga sakura dan burung ponix. Rambut sebahunya disanggul modern dengan tambahan hiasan bunga berwarna putih. Wajahnya terlihat segar dan cantik dengan polesan make up yang simple namun elegan. Di tangannya terdapat kipas yang di hiasi dengan bordiran berwarna putih.

Di sebelahnya berdiri sosok Obito yang mengenakan hakama berwarna gelap. Ia terlihat sangat gagah.
Tidak banyak yang hadir dalam pernikahan itu. Ini karena permintaan dari Obito. Ia tidak mau terlalu mencolok karena baginya ini hanyalah sebuah pernikahan yang dilandasi keterpaksaan.
Namun untuk sesaat ia akui ketika pertama kali tadi melihat Sakura yang datang dengan kimono pengantin, gadis itu terlihat sangat cantik.
Perasaan bersalah menggelayuti Obito, ia merasa Sakura tidak pantas untuk hidup bersamanya. Gadis itu terlalu berharga untuknya.
Namun keras kepala gadis itu sungguh luar biasa. Kini ia tidak bisa mundur lagi.

Sakura menoleh padanya dan tersenyum manis. Cantik. Ia tak menyangka gadis cantik yang menjadi rebutan para pria di Konoha sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Ia diam tidak membalas senyuman itu. Ia ingin menegaskan pada gadis itu bahwa ini  adalah sebuah kesalahan. Dan bila suatu saat gadis itu ingin berpisah dengannya maka dengan senang hati ia akan mengabulkannya.

Tak lama pendeta kuil memulai acara pemberkatan mereka. Setelahnya janji suci yang diucapkan di hadapan para tamu yang datang. Sebagai prosesi terakhir adalah penandaan darah pada ubun ubun gadis itu .
Sang pendeta meminta Obito untuk menggores sedikit jempol tangannya dengan pisau kecil. Setelah darah mulai keluar maka Obito mengoleskan darah itu di ubun ubun Sakura. Hal itu merupakan adat dan simbol di Konoha.
Simbol itu untuk mengingatkan keduanya bahwa sebagai lelaki, Obito telah memilih Sakura dan dengan segala daya dan upaya pria itu harus melindungi istrinya walaupun nyawa taruhannya.

" Sebagai tangan dari Kami sama aku nyatakan kalian sah sebagai suami dan istri. Sekarang silahkan cium kening pengantinmu".

Sakura tersenyum lembut pada pria di depannya yang sekarang telah menjadi suaminya.
Obito seperti terhipnotis. Senyuman itu begitu tulus di matanya. Tanpa ada rasa kepura- puraan. Tanpa ada tekanan.
Obito mendekatkan tubuhnya dan mulai mencium wanitanya.
Sakura memejamkan matanya.
Ini pertama kali bagi Obito mencium seorang wanita walaupun hanya pada bagian kening.
Tak di pungkiri jantungnya berdebar.

Setelahnya yang ia dapati Sakura tersenyum lembut lagi padanya.
Ia memalingkan wajahnya ke srah samping.
Terdengar para tamu undangan bertepuk tangan.
Hanya ada Tsunade, Kakashi, Iruka , Ino , Hinata, Tenten dan orang tua Sakura.

" Selamat kalian sudah resmi menikah"
" Kau kuberi libur seminggu, Sakura.
" Nikmati dan bersantai lah" ujar Tsunade.

" Tak kusangka kau menikah duluan jidat. Ku kira kau akan jadi perawan tua" celoteh Ino

" Selamat Sakura chan" cicit Hinata tersenyum

" Terima kasih semua".
" Terima kasih sudah datang di pernikahan kami".

" Jaga Sakura, Obito. Ia adalah murid kesayanganku dan nona Tsunade. Jangan buat ia menangis" ujar Kakashi.

Obito hanya terdiam menyaksikan interaksi orang di depannya.
Ini merupakan suasana baru baginya.
Ia terbiasa berpetualang dan interaksi biasanya hanya dengan jenis kelamin yang sama dengannya. Tapi kini di  depannya ia harus terlibat dengan interaksi yang ramai.

" Apa rencanamu selanjutnya?" tanya Kakashi berbicara dua mata dengan Obito.

" Aku akan kembali berjaga".
" Tempat itu kutinggalkan hanya untuk pernikahan konyol ini".
   

RAINBOW AFTER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang