KEMELUT

525 43 9
                                    

" Lalu apa arti kebersamaan kita selama ini Obito kun" isak Sakura.
" Kau bilang kau tidak bisa mencintai wanita lain?".
" Lalu yang kau lakukan padaku apa brengsek?" Sakura berteriak nafasnya terengah engah dan memburu dengan isakan tangisan.

" Sakura kumohon tenanglah " Kakashi menengahi.

" Jawab aku sialan".
" Untuk apa kau meniduri ku bila kau tak mencintaiku?".
" Kau melakukannya tanpa cinta dan hanya untuk nafsu binatang mu?".
" Oh ...aku tahu apa jangan-jangan kau membayangkan wanita itu saat kau meniduri ku"
" Jawab aku brengsek".

" Maafkan aku Sakura tapi kumohon tenanglah ".
" Akan aku jelaskan semua".

" Kau kira aku tuli?"
" Aku tidak butuh penjelasanmu semua sudah jelas "..
" Aku mendengar semua yang kau ucapkan dengan mulutmu".
" Bodoh sekali aku. Ku kira selama ini aku sudah bisa mendapatkan hatimu tapi ternyata semua sikapmu padaku hanyalah sandiwaramu".
" Kau seharusnya jadi aktor panggung saja hei Obito. Kau sangat bagus sekali berperan" ejek Sakura sambil bertepuk tangan dengan senyum mengejek.

" Maaf Sakura...maafkan aku" Obito berjalan dan mendekat pada Sakura ia berniat memeluk tubuh wanita itu.

" Jangan kau sentuh aku dengan tangan kotor mu" Sakura menatap tajam.

Obito terperanjat. Belum pernah Sakura menolak sentuhannya.
Sekalipun dia tidak pernah membentaknya namun kini ia melihat sisi lain dari wanita ini.
Dia akan menjadi garang bila tersakiti . Tak terlihat sikap manja nya selama ini.

" Jadi ternyata hanya aku yang mencintai sepihak dalam kisah ini".
" Aku tekankan padamu AKU BUKAN WANITA ITU.
" Aku adalah Sakura. Bila kau membayangkan gadis itu dalam diriku aku bersumpah akan membunuhmu" .
" Ku tanyakan padamu hei Obito" Sakura sudah pada titik puncak amarahnya. Ia hanya memanggil suaminya dengan Obito tanpa embel embel ' kun' dibelakangnya.
Dadanya panas penuh amarah.
"Apa gadis itu yang menemani mu selama ini?".
" ITU BUKAN DIA".
" ITU SAKURA".
"Aku yang menemani, menghiburmu,menyiapkan semua kebutuhanmu . Aku yang melayani mu di ranjang bukan gadis yang sudah mati itu" teriak Sakura frustasi.

" TUTUP MULUTMU SAKURA" teriak Obito menatapnya tajam.

" Kenapa?".
" Kau tidak terima bila aku bilang RIN SUDAH MATI ".

" DIAM...." teriak Obito.

" Cih ...aku kasihan padamu kau ternyata masih hidup dalam bayang bayang Rin".
" Dan lebih menyedihkan lagi kau lebih memilih tetap mencintai nya dari pada menyambut ketulusanku".
" Hiduplah dengan bayangannya yang telah mati Obito".
" Bersama RIN MU YANG TELAH MATI" teriak Sakura.

" KU BILANG TUTUP MULUTMU" teriak Obito sambil tangannya mencekik leher Sakura.
Pandangan Obito terasa gelap. Dadanya panas. Sakit. Sakura menyatakan kebenaran yang selalu ia sangkal. Ia benci ini.

" Lepas...lepaskan a..ku" cicit Sakura.
Obito masih menatapnya tajam.
Kakashi berlari dan berusaha melepaskan cekikan Obito.

" Obito lepaskan ... Sakura bisa mati" panik Kakashi sambil membuka cekikan pada leher Sakura.
" Obito sadarlah".
" Lepaskan tanganmu".

" Bugh" Kakashi memukul pipi Obito.
Pria itu jatuh terpelanting.
" Kau tak apa, Sakura?" tanyanya khawatir pada  Sakura yang memegangi lehernya.

Obito tersadar. Ia berdiri dan melihat pada telapak tangannya yang baru saja mencekik leher istrinya.
" Maaf...maafkan aku Sakura".
" Aku tidak bermaksud menyakitimu".
" Maafkan aku".

Sakura menyeka air matanya kasar.
" Guru Kakashi ayo kita kembali ke Konoha. Aku sudah muak di sini" tegas Sakura sambil membalikkan badannya meninggalkan sosok Obito.
.

RAINBOW AFTER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang