MIMPI BURUK

591 38 7
                                    

  " Obito apa kau kini telah bahagia" ujar gadis manis berambut pendek berwarna coklat.

" Ya mungkin begitu".

" Kau tega meninggalkanku sendiri?".
" Kakashi juga pergi dan aku sekarang benar - benar sendiri".

" Kau akan selalu di hati kami Rin"
" Kau mempunyai tempat tersendiri di hatiku".

" Tapi aku tidak mau kau pergi Obito kun" kata Rin yang perlahan dari wajah manisnya muncul darah yang keluar dari kedua matanya dan suara tangisan.

" Rinnnnn " teriak Obito yang langsung terbangun dari tidurnya.
Mimpi buruk ini sekarang sering ia rasakan.
Sudah dua bulan sudah ia dan Sakura menjalani hidup sebagai suami istri.
Sakura akan kembali ke Konoha pada senin malam dan mulai bekerja di hari selasa. Ia akan kembali menemani suaminya saat hari Jumat di mana sang suami melapor di kantor hokage. Obito akan menghabiskan waktu liburnya selama dua hari di Konoha lalu pada Sabtu  malam ia akan mengajak Sakura untuk kembali ke goa selama libur dua hari Sakura.

Seperti sekarang di mana ia tidur sendiri. Istrinya sekarang sedang bertugas di Konoha. Jadilah ia tidur sendiri. Ia merindukan istrinya. Namun entahlah sudah beberapa kali ia bermimpi buruk. Bermimpi tentang Rin. Tentang cinta pertamanya.
Alasan dia untuk bergabung dengan Madara pada perang dunia ninja ke empat.

Ia merasa Rin kesepian. Ia sangat merindukan gadis berambut coklat itu. Tak dapat di pungkiri walau ia selama dua bulan ini hidup bersama Sakura tapi hatinya masih terjaga untuk Rin. Ia juga tak mengerti.
Ia menyukai gadis berambut pink itu namun untuk cinta ...entahlah ia masih butuh menimbang rasa.

Sakura begitu mencintainya. Ia tak mempedulikan omongan orang tentang hubungan mereka.
Sakura melayaninya dengan sepenuh hati walau kadang semalam Sakura hanya tertidur 3 jam karena Obito yang menidurinya terus menerus bila ia sedang bersamanya. Tak peduli pagi siang malam bila Obito minta jatah , Sakura selalu siap melayaninya. Ia sungguh istri yang sempurna. Namun entahlah di hati bagian dalamnya ia belum bisa mencintai gadis itu.

Rin wanita pertama yang amat ia cintai. Menyita atensinya ketika mereka bersama. Membuat hati-harinya berwarna dulu.
Ia akan melakukan cara agar gadis itu memperhatikannya. Agar mata gadis itu tertuju padanya. Walaupun ia tahu diam-diam menyukai Kakashi.
Satu kenyataan yang Obito ingin abaikan.

Ia beranjak menuju kolam pemandian. Ia ingin merendamkan tubuhnya. Mungkin dengan berendam bisa menghilangkan kekalutannya dan mengganti dengan kesegaran.
.

.

.

" Sudah ku bilang kan Sakura, pesona lelaki dewasa itu memang menggairahkan".
" Mereka akan membuat kita sampai lebih dulu barulah kemudian mereka akan menyusul kemudian".
" Berbeda dengan lelaki seumuran kita mereka hanya mempedulikan dirinya sendiri " ujar Ino sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

" Kurasa kau memang betul Ino" sahut Sakura.

" Lalu bagaimana dengan suamimu di ranjang. Apa dia juga menggairahkan?".

" Ia memang yang terbaik Ino".

" Tak kusangka kau mencintai dia selama itu Jidat".
" Kupikir kau akan jadi perawan tua" kekeh Ino.

" Ia pria yang luar biasa walaupun irit bicara ".

" Memang suamimu itu tak banyak bicara. Aku bahkan hanya bertemu dengannya dua kali. Satu kali di pernikahan kalian dan kedua kali di gedung hokage. Kebetulan aku mengantar dokumen rumah sakit untuk nona Tsunade dan kami bertemu di sana".
" Tak kusangka pria seperti itu yang membuatmu kelimpungan" goda Ino.
" Bagaimana ia di ranjang?. Kalian sering melakukan itu kan?".

RAINBOW AFTER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang