MENDEKATIMU

772 50 4
                                    



   Obito terbangun sebelum fajar menyingsing. Ia membuka matanya dan mendapati gadis disampingnya meringkuk memeluk tubuhnya dengan lengan Obito sebagai bantalan kepala gadis itu. Ia tak menyadarinya semalam. Hangat. Ia tatap gadis di sebelahnya. Sangat nyaman. Helaan nafasnya teratur. Gadis itu menggeliat dan semakin menyamankan tubuhnya dengan merapatkannya pada Obito. Obito terdiam. Ia mematung. Ini menguji kewarasannya. Bagaimanapun ia lelaki normal. Dengan posisi seperti ini dan pagi hari membuat kejantanan Obito membesar.
Ia menahan mati - matian.

Tak lama terlihat pergerakan di sampingnya. Sakura mulai membuka mata dan menggeliat. Ia menatap dirinya sendiri yang memeluk tubuh hangat Obito. Ia melihat di sampingnya dengan agak mendongak ternyata suaminya telah bangun.

" Selamat pagi Obito kun" sapa Sakura dan dengan aba - aba mencium pipi Obito sebelah kanan yang terdapat luka.
Obito terkaget. Ia menatap tajam Sakura.

" Apa" tanya Sakura.
" Kau suamiku wajar kan aku mencium suamiku sendiri" cicit gadis itu dengan terduduk.
" Biasakan itu" kekehnya.

Sakura turun dari ranjang melewati tubuh Obito.
" Setelah sarapan aku akan memeriksa matamu anata" kata Sakura sambil berjalan menuju dapur dan mulai memasak.

Obito bangun dari tidurnya.
Ia berniat untuk mandi. Sakura masih sibuk dengan memasaknya. Setelah Obito selesai mandi dan memakai setelan celana dan pakaian gelapnya ia duduk di meja makan. Ia terlihat sangat segar. Ia mengeluarkan gulungan dan mulai menulis laporan.
Sakura menyuguhkan ocha dengan gelas keramik.

" Minumlah ini Obito kun, aku akan mandi dulu. Kita sarapan setelah nasinya matang" kata Sakura sambil pergi ke kolam mandi.
Sakura mulai melakukan ritual paginya. Ia mandi dengan sedikit cepat. Dingin sekali air pagi hari disini. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dia menyisir rambut nya dan mulai memakai lipstik berwarna merah tipis. Ia bergegas menuju dapur. Obito masih menulis laporannya. Sakura mulai menyiapkan sarapan paginya di meja.

" Obito kun ayo sarapan dulu ".

" Hm" jawaban Obito sambil menggulung laporannya yang telah selesai.

Mereka mulai makan.
" Semalam kau pulang kapan. Aku menunggumu tapi kau tak kunjung datang aku jadi tidur".

" Aku pulang tengah malam ".

" Apa setiap hari begitu rutinitas mu?

" Hm"
" Apa kau mulai menyesal Sakura".

" Mengapa aku harus menyesal. Itu pekerjaan suamiku untuk menghidupiku jadi aku akan mendukungmu" senyum lembut Sakura.

" Menyerah lah Sakura mumpung belum lama, kau bisa mengajukan pembatalan pernikahan. Kau juga masih perawan" kata Obito menatap Sakura tajam.

" Dalam mimpimu" jawab Sakura sambil menyendok nasi dalam mulutnya.

" Kau gadis keras kepala".

" Biasakan Obito kun , istrimu yang cantik ini memang seorang yang keras kepala" senyum manis Sakura.

Obito terdiam. Ia merasa tidak akan menang dari Sakura. Setelah selesai makan ia meminum ocha buatan istrinya.

Sakura membereskan semua peralatan makan dan mulai menyiapkan perlengkapan obat.
Ia dekati suaminya.
" Obito kun ayo aku mulai terapi matamu".
" Buka matamu".

Obito menurut sambil mendongak ke atas.
Cahaya hijau mulai memancar dari tangan Sakura. Hangat.
" Semakin membaik asal kau jangan gunakan kekuatan matamu dulu "
" Kau meminum ramuan yang kuberikan selama kau di sini kan.
Awas saja kalau tidak" gerutu Sakura.

RAINBOW AFTER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang