I'M A QUEEN?-9

230 41 1
                                    

Chapter 9

  

  3 bulan setelah pertemuan itu terjadi, Indonesia kini sudah menguasai setengah dari pulau itu. Kini ia memiliki pasukan dan beberapa rakyat kecil yang ia bangun 5 hari yang lalu. Perkembangan yang cukup besar untuk seorang diri.

  Dengan kekuatan murni nya ia membangun negerinya sendiri. Makhluk-makhluk yang awalnya berbentuk mengerikan kini seperti rakyat biasa, namun tentu memiliki kelebihan. Entah itu tanduk yang muncul, atau ekor, atau kaki seperti (?) dan masih banyak lagi.

  Ia sendiri sudah cukup puas dengan hal itu. Namun, satu hal yang masih sangat sulit ia jangkau. Ia ingin menaklukkan seluruh makhluk di pulau ini. Pulau yang besarnya sekitar pulau Bali itu seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi dirinya untuk melangkah ke depan.

   "Finlandia, meski dia seorang pangeran, tidak dapat dipungkiri bahwa dia juga adalah salah satu keturunan Primordial angel cahaya. Berkat orang itu, dia jatuh ke jurang kegelapan dan menjadi Primordial Evil. Tapi...aku tidak tau bahwa putri Estonia juga ikut mengambil jalan gelap bersama kekasihnya... Ini benar-benar diluar dugaanku. Hanya ada satu cara untuk menundukkan Estonia. Finlandia...tidak terlalu sulit. Dari awal dia hanya tertarik dengan sesuatu yang menurutnya sangat kuat."

.
.

   "Master, kami menemukan jejak aneh." Monaco, sang penyihir menara hitam dan dua rekannya, Luxembourg dan Portugis.

Master? Mengapa ia memanggil Indonesia dengan sebutan Master?

Flashback

Di tempat Monaco.

  Monaco yang kala itu berjaga di tengah hutan merasakan samar-samar manna yang sama seperti yang ia rasakan beberapa jam yang lalu. Semakin ia fokuskan diri semakin terasa dengan jelas. Manna yang seperti bara api, namun dingin. Aura yang luar biasa namun tertutup rapat dengan sempurna. Tenang, tapi mengerikan.

  Monaco yang sudah sangat penasaran membangunkan kedua rekannya.

  "Hoi koala, kadal gurun, ayo kita pergi. Aku merasakan manna yang sama beberapa jam yang lalu. Aku rasa orang itu ada di sekita sini."

  "Hng, apa sih cicak. Padahal baru saja akan ke alam mimpi..." Portu bangun dengan berat hati.

Sedangkan Lux yang lumayan pendiam itu hanya bangun tanpa menggerutu seperti koala disampingnya.

   "Ayo. Kemasi barang kalian."

   "Hee? Barang? Kami tidak bawa barang apapun."

   "Oh, iya. Lupakan. Kalian bisa menggunakan sihir penghalau air, kan?"

Lux dan Portu mengangguk. "Bagus, kalian coba gunakan itu untuk menghindari air hujan. Kalau tidak bisa, tanggung sendiri."

Monaco berjalan duluan. Sebuah shiled transparan menutupinya dari hujan. Begitu juga dengan Lux dan Portu.

Ketiganya berjalan mencari keberadaan orang itu.

Hingga mereka sampai di sebuah gapura tinggi berwarna hitam. Aliran manna yang mereka rasakan semakin kuat. Semakin melangkah semakin terasa jelas, ketiganya sempat ragu untuk berjalan lebih jauh.

   "...ini menakutkan." Gumam Portu

  "Kalau takut, sebaiknya kau diam saja di hutan." Balas Lux dengan wajah datarnya

  "Berisik lah kau!" Desis Portu tak terima

  "Kalian diamlah!"

*Kriet...

I'm a Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang