Cassiopeia 1 [Extra Part 1 (0.5 Masa Lalu Aludra)]

3.5K 297 3
                                    

17 Oktober 2019

Rekahan senyuman tampak di wajah seorang gadis berumur 15 tahun. Di tangannya sudah memegang sebuah piala yang akan ia serahkan kepada mamanya. Di lingkaran lehernya pun sudah ia kalungkan medali perak. Ia baru saja menang lomba cerdas cermat di SMP nya. Ini akan menjadi lomba terakhirnya karena ia harus fokus untuk UN.

Aludra memutar knop pintu rumahnya yang tanpa sengaja di sambut oleh suara pecahan kaca di dalam rumahnya. Setelah masuk, ia meletakkan piala itu di meja samping pintu masuk. Terkejut dengan keadaan rumahnya yang sudah berantakan.

"SUDAH AKU BILANG, JANGAN KEMARI!"

"Tapi Nola, aku harus memperkenalkan diriku di depan anakmu."

"TIDAK PERLU. KITA SUDAH PUTUS. KAMU LUPA? BIAR AKU INGATKAN. KAMU SUDAH BERISTRI!"

"Aku tahu itu. Jangan pikirkan hal itu, aku akan mengurusnya."

"AKU TIDAK MAU JADI ISTRI KEDUAMU. CAMKAN ITU!"

Gadis kecil itu bersembunyi di balik lemari sambil menahan tangis. Ternyata mamanya diam-diam mencari pacar di belakangnya. Padahal mamanya sudah berjanji untuk tidak mencari papa baru untuknya. Hidup bersama mamanya saja sudah membuatnya bahagia. Mengapa mamanya mengingkari janjinya?

Perlahan, Aludra keluar dari persembunyiannya. Tak peduli dengan kaki telanjangnya yang menginjak banyak serpihan kaca. Ia tersenyum miris di saat mamanya menoleh ke arahnya.

"Mama ingkar janji." Hanya itu yang dilontarkan oleh Aludra sambil tertawa miris.

"Tidak usah ikut campur kamu, Yena," ucap Nola selaku mamanya dengan nada dingin.

Aludra mendongakkan kepalanya. Sebelumnya ia tidak pernah mendengar nada mamanya yang seperti itu kepadanya. Cinta membuat mamanya berubah. Tidak ada lagi mama yang ia kenal dengan sifat cerianya.

"Kenapa Mama–"

PLAK!

"MAMA BILANG GAK USAH IKUT CAMPUR."

Aludra meringis kesakitan saat pipinya di tampar oleh mamanya. Laki-laki yang di sebelah Nola pun bergeming, tidak membantu apa pun. Ucapannya tentang memperkenalkan dirinya kepada Aludra pun seperti hanya bualan belaka. Jika memang mamanya akan menjadi istri lelaki itu, ia tidak akan sudi mengakuinya sebagai papa keduanya.

Karena sudah ditampar seperti itu, ia lebih baik berdiam diri di dalam kamarnya sampai semuanya selesai. Pikirannya masih berpikiran positif, mungkin mamanya seperti ini karena sedang emosi sesaat. Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Sudah tak peduli dengan piala dan medali yang ia dapatkan barusan.



***



"ARGHHH ...."

Yang Aludra pikir semuanya akan menjadi baik-baik saja, nyatanya tidak. Gadis itu memeluk dirinya sembari menahan sakit yang luar biasa di tubuhnya. Nola sedang memukuli punggungnya dengan cukup kuat dengan tongkat golf.

Aludra hanya bisa menahan tangisnya saat diperlukan seperti itu. Nola sudah berubah. Tidak ada kasih sayang yang didapat oleh Aludra. Yang di dapat hanyalah rasa sakit.

Kepala gadis itu mendongak saat Nola menarik belakang rambutnya. "Bagaimana rasanya? Sakit 'kan? Makanya jangan melawan Mama atau kamu akan merasakan hal ini setiap hari," ucap Nola dengan tatapan tajamnya.

Aludra terbatuk sembari mengeluarkan darah dari mulutnya. "Aku gak melawan Mama pun, aku akan menjadi sasaran kemarahan mama," sanggahnya.

"Benarkah? Jika memang seperti itu, artinya Mama senang melakukan ini kepadamu." Nola menyeringai.

Cassiopeia : Nayanika ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang