“Kook, gw balik duluan, ya?”
"Heh? Gw anter ya?"
"Gak, gak usah. Gw masih sadar kok ini."
"Ji, ah. Jangan, nanti kalo lo kenapa-kenapa, gw yang di bakar papi lo."
"Hiss, udah tenang aja. Gw beneran masih sadar kok. Udah tuh, urusin aja si Taehyung. Dah, sekali lagi selamat atas pertunangannya, ma' bro. Hehe."
"Heh? Jimin?! Ji?! Haishh!" Jeon Jungkook, hanya bisa mendesah pasrah, seraya mengusak surai nya frustasi. Tidak mampu melakukan apapun, membiarkan pria dengan tubuh mungil berisi barusan pergi begitu saja meninggalkan klub tempat mereka berpesta sejak semalam.
❤🩹❤🩹❤🩹
Jimin benar, saat dia mengaku dirinya tidak mabuk, meski memang dia ikut minum sepanjang pesta semalam. Dia tahu batas dirinya, di tambah toleransi alkohol pada tubuhnya cukup besar, jadi saat berkendara pulang di pagi buta pun, dia benar-benar masih baik-baik saja.
Jimin dan beberapa temannya baru saja merayakan pesta kelulusan Taehyung, sekaligus lamaran pria itu pada kekasihnya, Jungkook. Yang artinya hubungan keduanya semakin dekat dengan jenjang yang lebih serius. Sebagai teman dekat keduanya, Jimin tentu ikut bersuka cita. Apalagi dia tahu lika-liku perjalanan cinta kedua temannya itu.
Jimin sudah berkawan baik dengan Taehyung sejak sekolah menengah, kemudian mereka bertemu dengan Jungkook di universitas. Ketiganya sering menghabiskan waktu bersama sejak jadi mahasiswa baru, sampai pada akhirnya percikan cinta itu terjadi antara Taehyung dan Jungkook. Jimin tidak masalah, tentu saja, dia orang yang santai. Pria itu bahkan mendukung keduanya dengan baik.
Di sela pikirannya yang tengah melalang gembira kala mengingat memori lama, tiba-tiba saja Jimin diingatkan akan kisah dirinya sendiri. Kisah cinta miliknya yang tak semulus milik Jungkook dan Taehyung. Iri, tentu saja. Siapa yang tidak mau memiliki hubungan serius? Atau diseriusi seperti Taehyung pada Jungkook. Jimin mau sekali.
Namun keinginan hanyalah keinginan, Jimin bahkan belum lama putus dari pacar terakhirnya. Hubungan mereka bahkan baru berjalan satu bulan, miris. Alasan ketidak cocokan Jimin jadikan senjata untuk melepaskan diri dari pria yang di anggapnya membosankan.
"Oh! Shit!"
Brak!
Banting stir ke kanan, sempat sedikit berputar dan berakhir dengan menabrak tiang listrik yang tidak salah apa-apa di tepi jalan, membuat mobil sport Jimin yang baru di beli tiga bulan lalu ringsek parah di bagian depan dan sisi kanan nya. Jimin berdesis kesal, pula merasakan sakit pada kakinya yang perlahan kebas sebab terhimpit badan mobil yang hancur.
Ah, sial. Jimin tidak ingin cacat. Semoga ini bukan luka serius.
Ingin mengumpati habis-habisan seekor kucing yang berlari sembarangan menyeberang jalan. Tapi itu hanya seekor kucing, mengomel pun percuma, meminta pertanggung jawaban apalagi? Jimin hanya bisa pasrah menunggu seseorang menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS - One Shoot! [BL]
FanfictionKu rilis untuk mengisi kekosongan ('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡ Hanya oneshoot ya. Jangan berharap lebih Mostly 21+. Minor mohon minggir 🙏🏻 BOY LOVE!! BXB!!