⚠️3k words.
//
Yoongi terpaku menatap mantan kekasihnya dalam diam. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah hampir enam tahun berlalu. Entah apa yang membawa Jimin untuk mengajaknya bertemu di cafe yang dulu sering mereka datangi semasa kuliah. Masa-masa saat mereka masih bersama.
"Siapa dia?" Tanya Yoongi yang perhatiannya sejak tadi terusik oleh seorang bocah yang terduduk tenang di sebelah Jimin.
Jimin menatap pada anak disebelahnya sebelum kembali menatap Yoongi, dingin, datar. Jimin sudah banyak berubah. "Namanya Park Sunghoon. Dia anakku." Akunya lugas.
Terkejut, tentu saja. Yoongi tidak pernah menyangka kalau Jimin mengakuinya begitu saja.
"Kau.. Sudah menikah?" Tanyanya lagi dengan sebelah alis terangkat sangsi. Masih tak yakin dengan apa yang di dengarnya.
Jimin tak repot-repot menjawab, dia hanya menghela nafasnya dan kembali menatap bocah empat tahun yang juga tengah menatapnya bingung.
"Sunghoon-ah? Sebentar lagi Sunghoon ulang tahun kan?" Jimin berucap begitu lembut, begitupun tatapannya yang terlihat hangat. Hal yang dulu selalu membuat Yoongi terpikat.
Anak bernama Sunghoon itu mengangguk.
"Sunghoon mau ada papa, kan?" Tanya Jimin masih dengan cara yang sama.
Sunghoon kembali mengangguk. Setelahnya atensi Jimin kembali pada Yoongi, dia mengulurkan sesuatu ke atas meja yang terletak antara dirinya dan Yoongi, sebuah undangan.
Yoongi menerima dan mulai membaca selembar kertas tebal berwarna biru muda, undangan ulang tahun ke lima, Park Sunghoon.
"Kau.. Mengundangku ke acara ulang tahun anakmu?"
Yoongi tak mengerti, Jimin menatapnya penuh misteri. Seperti rasa sakit yang sarat akan benci. Entah, Yoongi tidak lagi mengenali pria manis itu.
"Anakmu. Dia anakmu. Anak kita." Sahut Jimin dengan suara yang sedikit bergetar.
Yoongi hanya diam menatap sang mantan, undangan di tangannya diremat kencang. Disaat-saat begini, kenapa otaknya seakan bekerja lama sekali? Yoongi tak mampu mencerna.
"Kalau begitu kami pergi dulu. Maaf mengganggu waktumu, aku meminta bertemu hanya untuk itu. Ku harap kau bisa meluangkan sedikit waktu mu untuk Sunghoon. Aku melakukan ini hanya untuk Sunghoon." Jimin bangkit dari duduknya, menarik lembut tangan sang anak.
"Sunghoon-ah, kkajja? Beri salam pada papa."
Sunghoon menuruti dengan baik ucapan ayahnya. Pemuda kecil itu membungkuk sopan dan mengucapkan selamat tinggal dengan suaranya yang lucu. Hati Yoongi tersayat nyeri saat tatapan mereka bertemu, mata itu.. Benar-benar mirip dengannya.
Tak menyanggah, Yoongi bahkan tak mampu berkata-kata saat Jimin berlalu meninggalkannya. Sunghoon kembali menoleh saat dirinya semakin jauh dari pria yang disebut sebagai papanya. Sekali lagi, hati Yoongi terasa sangat sakit.
//
"Baba? Apa papa benar akan datang ke acara ulang tahunku?"
Jimin menoleh pada sang anak yang duduk tenang di sebelahnya, mereka tengah berada di dalam taksi yang akan membawa keduanya pulang. Jimin tersenyum pada anak tampannya, anak yang selalu mengingatkannya pada sang mantan.
"Tentu, sayang. Nanti kita akan menghubungi papa lagi mendekati acara, ya?"
Sunghoon menunduk, masih ada sesuatu yang mengusik dalam kepala kecilnya. "Baba? Kalau dia papa, kenapa kita tidak tinggal bersamanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS - One Shoot! [BL]
FanfictionKu rilis untuk mengisi kekosongan ('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡ Hanya oneshoot ya. Jangan berharap lebih Mostly 21+. Minor mohon minggir 🙏🏻 BOY LOVE!! BXB!!