5# El Dios (Namjin) Pt. 1

806 33 9
                                    

Cw/ tw : suicide, violence.


































"Kamu selalu membuat ku susah!"








"Bisakah kamu tidak membebani ku satu hari saja?!"











"Kenapa aku harus punya anak seperti mu?!"












"Apa kamu tahu? Hidup sendiri seumur hidupku lebih baik, daripada harus memiliki anak seperti mu!"















"Demi dewa! Kenapa kamu tidak mati saja!"

- - - -











• • • •

Mata serupa milik elang itu tak mampu lagi melihat dengan jelas, tatapannya kosong penuh penghakiman pada dunia, pada udara tak berwujud di sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata serupa milik elang itu tak mampu lagi melihat dengan jelas, tatapannya kosong penuh penghakiman pada dunia, pada udara tak berwujud di sekelilingnya. Pelupuk yang sayu mengerjap lemah, sinarnya bahkan telah meredup sejak lama, sendu, pilu.

Tubuh tinggi nya berdiri di atas tungkai yang lemah, berusaha menopang sekuat tenaga sembari tangannya berpegang pada pinggir besi tua yang menjadi pagar penjaga setinggi pinggang orang dewasa.

Kim Namjoon, hanyalah seorang pemuda lima belas tahun. Pemuda dengan pakaian lusuh kebesaran di tubuhnya yang kurus. Kaos belel tipis dan ripped jeans yang bukan dengan sengaja di sobek untuk sekadar mengikuti fashion.

Dari tempatnya berdiri sekarang, dia bisa mendengar dengan jelas suara derak air tenang dibawah nya, mendayu-dayu lembut memanggil namanya, menawarkan pelukan sedingin es. Seakan di sana bisa terasa lebih baik, meski mungkin tubuh kurusnya akan segera hancur saat dia tiba menyentuh permukaan air.

Namun, pikiran putus asa terus meneriaki harapan palsu di dalam kepala, coba merebut sisa kewarasan yang tak seberapa, meyakinkan bahwa dibawah sana akan jauh lebih baik dari pada di atas sini. Mungkin, dinginnya air sungai lebih bisa menerima ketimbang manusia yang tak menginginkannya.

Bulir bening yang tak lagi berharga, selalu menitih tiap kali ocehan tak berperasaan itu berputar bak kaset kusut di dalam kepalanya. Ocehan yang seharusnya tidak pernah di dengar oleh seorang anak dari orang tua kandungnya. Orang yang seharusnya melindungi, memberikannya kasih sayang tulus.

Seharusnya dia terbiasa, seharusnya keadaan membuat nya lebih kuat. Namun, sekali lagi, dia hanya seorang pemuda lima belas tahun dengan batas sabarnya. Terlalu belia untuk menerima kerasnya dunia.

Bukankah sudah cukup hebat untuk bisa bertahan sejauh ini sendirian?

Dan baginya, inilah akhirnya. Akhir yang harus dia pilih demi mengakhiri hidupnya yang malang, mengakhiri mengasihani diri sendiri. Tak ingin lagi di maki, tak ingin lagi merasa buruk, tak ingin membebani.

BTS - One Shoot! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang