Dika mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling. Matanya menangkap apa yang dikenakan oleh tubuhnya. Baju tidur dengan gambar kuda poni, berwarna biru muda. Dika menguap dan meregangkan otot-otot tubuhnya, yang terasa kaku.
Setelah puas merenung sejenak di atas ranjang. Dika memutuskan untuk ke kamar mandi, sekedar mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah puas dengan penampilannya yang telah berganti baju, dengan mengenakan kaos dan celana training, Dika segera turun untuk sarapan.
"Pagi, bibi Nani." sapa Dika.
"Pagi mas Dika."
"Maaf ngerepotin buat kemarin. Dia nggak tidur siang, dan malah ngajak main sampai malem ya?" Pinta Dika.
"Halah, mas Dika kayak sama siapa aja. Justru saya rasanya kangen, kalo Arthur nggak ada sehari aja."
Dika tersenyum. "Makasih ya bi, udah mau ngerti."
"Udahlah, ayo sarapannya dimakan dulu. Bibi masak makanan kesukaan kalian."
"Tau aja, kalo aku udah laper."
"Pastinya! Hari ini nggak ada jadwal, kan?"
Dika yang sudah duduk di kursi, dan mengambil nasi mengangguk. "Kenapa, bi?"
"Ya nggak papa. Kalo gitu, berarti mas Dika bisa istirahat buat hari ini, kan?"
"Mau baca kontrak brand dulu, bi. Abis itu mau langsung istirahat." jawab Dika.
"Jangan capek-capek kerja, mas. Kasian Arthur juga nanti."
"Diusahakan. Ayo sarapan, bi." ajak Dika.
"Udah tadi pagi pas ke pasar sarapan nasi pecel. Lagi pengen soalnya, makanya langsung aja beli di pasar."
"Yaaahhh, makan sendiri dong?"
"Mau disuapi?"
"Enggak, ah! Aku kan, bukan Arthur. Malu juga diliat sama yang lain nanti."
Bibi Nani terkekeh. "Ya udah, saya tinggal dulu, mau ambil baju kotor."
"Iya. Bibi kalo capek, istirahat aja! Suruh aja yang lain."
"Mereka lebih muda dari bibi, kalo kerja lebih sering main hp! Capek ngasih tau berkali-kali, biar bibi kerjain aja sendiri."
Wajah Dika tampak khawatir. "Perlu diganti?"
"Nggak perlu, mas Dika! Masih bisa ditangani, kok." ucap bibi Nani menenangkan.
Dika tersenyum sedih. Dia tau alasan sebenarnya, mengapa bibi Nani tidak membiarkannya semudah itu untuk mengganti asisten rumah tangga. Tentu saja ini berkaitan dengan Arthur. Menurut bibi Nani, semakin sedikit orang yang tau tentang sosok Dika yang lain, maka semakin baik. Apalagi Dika seorang publik figur. Jadi, untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dimasa depan, lebih baik mencegahnya sedini mungkin.
Selama 10 tahun terakhir, saat mengetahui ada kepribadian lain dalam diri Dika, bibi Nani memang terkejut. Awalnya wanita itu tidak merasa biasa dan sangat canggung, bahkan takut, ketika mengurus Arthur. Tapi, lama-kelamaan bibi Nani mencoba mengerti, ketika Dika memberitahu alasannya secara perlahan.
"Sepi banget ini rumah." gumam Dika, saat tiga suap nasi baru masuk ke mulutnya.
Belum sampai suapan keempat, Dika menyunggingkan sebelah senyumnya. Matanya terpejam sekilas, lalu terbuka perlahan. Senyuman kecil tadi berubah dengan senyum lebar, memperhatikan deretan giginya yang rapi dan bersih.
Tangannya memainkan sendok dengan mengetukkannya pada piring, hingga menimbulkan suara gaduh. Namun, bukannya merasa berisik, tawa laki-laki itu semakin lebar, ketika suara yang dia buat semakin terdengar keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidult [Miss Independent Series]
FanfictionSEOKSOO GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Shua mendapat tugas untuk membuat iklan bagi produk klinik kecantikan dari teman-temannya, agar lebih meningkatkan penjualan skinc...