Keenam wajah wanita yang biasanya terlihat ceria, dengan bahasa-bahasa mereka yang vulgar itu kini berganti dengan wajah serius. Mereka berenam sedang sibuk memperhatikan kertas-kertas ditangan, yang menunjukkan grafik penurunan.
Bahkan Tenesya dengan segudang pertanyaan nyelenehnya, kini juga terlihat serius. "Nggak bisa! Nggak bisa terus-terusan gini. Ini nggak boleh dibiarin gitu aja. Kita harus berani ambil langkah yang lebih besar. Nggak bisa, kalo cuma ngandelin klien-klien endorse. Kita harus punya wajah."
"Mau pakai siapa? Gue bahkan nggak tau, cewek sama cowok jaman sekarang sukanya sama artis yang modelan kayak gimana." kata Shua.
"NCT! Johnny Suh! Cewek-cewek sekarang lagi heboh pengen jadi mamanya Jordan soalnya." usul Donita dengan bersemangat. "Gue salah satunya!"
"Nggak ada Korea-Korea! Ini produk lokal, jadi artisnya juga harus lokal! Jangan ngadi-ngadi lo! Salah alamat, kalo produk lo lokal, tapi mukanya orang luar negeri!"
Donita pun terdiam mendengar ucapan Tyara.
"Lagian, yang pakai produk kita tuh orang Indo, target kita juga orang Indo, duitnya juga dari mereka. Orang luar belum tentu pakai produk kita, kalo bukan endorse." tambah Hana.
"Namanya juga usul. Siapa tau diterima. Toh, Johnny juga nggak jelek-jelek amat! Semua kalangan banyak yang suka sama dia. Baik cowok ataupun cewek! Tua dan muda juga!" Donita masih saja mempertahankan pendapatnya.
"Ada film yang lagi trending nggak, sih? Yang penontonnya itu sesuai sama target pasar kita?" Tanya Tenesya, abai dengan ucapan Donita.
"Ada!" Jawab Wanda.
"Oh ya? Apa?"
"Kalo kata napi, sih. Film tentang geng motor atau mafia gitu bagus!"
"Bisa-bisanya dapet rekomendasi dari napi! Kenapa nggak sesuai sama tontonan lo sendiri?" Ucap Shua.
"Lo mau gue rekomendasikan berita kriminal modus baru? Terus, kita pakai model kriminal gitu?" Wanda balik bertanya.
"Lagian ya, napi kok bisa pada nonton TV? Emang boleh?" Tanya Hana.
"Boleh, kalo hari libur. Itupun nobar!"
"Gue tau, kita harus pakai siapa." sahut Donita tiba-tiba.
Semua wajah yang ada di sana menatap penasaran.
Donita menunjukkan ponselnya, dan memperlihatkan nama salah seorang aktor yang sedang trending dari salah satu sosial media. "Mahardika Arjuna Ganesha!"
"Gue baru denger ada artis itu, atau emang dia nggak terkenal?"
"Sembarangan!" Tegur Donita mendengar ucapan Tyara. "Dia lagi terkenal banget dikalangan anak muda. Soalnya punya vibe papa gula! Yaaahhh ... kalian tau lah, anak jaman sekarang tipenya gimana. Bahkan Yafa juga lagi demen sama dia, soalnya mirip-mirip sama DK Seventeen. Tapi, selain ganteng, dia juga ada bakat di bulutangkis, renang, nyanyi, sama ngelawak juga bisa!"
"Buset, sempurna banget? Pasti orangnya sombong, nih! Modelan kayak gitu, biasanya minusnya keseringan ngaret, mabok, gak disiplin, gak tanggung jawab sama kerjaan!" Komentar Tyara.
"Sembarangan mulu, kalo nilai orang!" Donita kembali berseru tak terima. "Yafa pernah nggak sengaja ketemu sama dia, pas ikut bapaknya ke kantor. Orangnya nggak kayak yang lo omongin! Dia tuh beribawa, bertanggung jawab, loyal, pokoknya banyak plusnya! Makanya si Yafa suka!"
"Ckckckck ... makin akrab aja, nih sama calon suami dan anak. Segala kesukaan calon anak lo, kayaknya lo tau." ujar Tenesya dengan nada meledek.
"Gue cuma mau bantu dia lepas dari traumanya. Buktinya, dia sekarang udah berani ikut Tian ke kantornya. Biasanya juga, si Tian nggak boleh kemana-mana." elak Donita menyangkal ucapan Tenesya. (Baca: FANBOY!)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidult [Miss Independent Series]
Fiksi PenggemarSEOKSOO GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Shua mendapat tugas untuk membuat iklan bagi produk klinik kecantikan dari teman-temannya, agar lebih meningkatkan penjualan skinc...