15. Congratulation! (END)

791 105 64
                                    

Shua segera memeluk Dika, ketika laki-laki itu tiba di rumah setelah melakukan jadwalnya hari ini. "Welcome home." bisiknya.

Dika balas memeluk Shua. Kepalanya bersandar di bahu Shua, mencari kenyamanan. "Capek." keluhnya.

Inilah yang selalu dilakukan keduanya setelah menyandang status suami-istri, walaupun baru 3 hari.

"Besok udah libur." balas Shua.

Dika melepaskan pelukannya. "Siapa bilang? Besok aku punya jadwal jadi MC buat acara pribadi."

"Bagus dong! Makin padat jadwal kerja kamu, makin banyak duitnya. Kan, aku juga yang enak."

"Cewek dimana-mana kayaknya sama aja."

"Sama apanya?"

"Sama-sama suka duit."

"Jelaslah! Kebutuhan kita banyak tau, apalagi kalo udah punya suami. Banyak banget yang harus dirawat." Shua mengedipkan sebelah matanya.

"Dasar genit." komentar Dika yang melihat tingkah Shua.

"Emang nggak boleh, genit sama suami sendiri?"

"Nggak papa! Aku suka!" Jawab Dika semangat.

Shua tiba-tiba saja diam, membuat Dika merasa heran. Tangan Shua membuat gestur agar Dika menundukkan kepalanya, kemudian Shua berbisik di telinga laki-laki itu.

Bisikan Shua membuat senyum di bibir Dika muncul. "Naughty Shua!"

Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, hingga bibir keduanya bertemu. Dika sendiri langsung menggendong Shua, membawanya ke kamar, dan tidak melepaskan tautan bibir keduanya.



***



"Besok jadi MC dimana? Di jadwal ini nggak ada." Tanya Shua, yang sedang bersandar di dada Dika sembari tangannya sibuk melihat-lihat jadwal kerja Dika pada iPad milik laki-laki itu, usai melakukan kegiatan mereka.

Dika yang sedang menciumi leher dan bahu istrinya itu mendongak. "Aku nggak tau. Kata bang Soni, yang ngehubungin dia itu sekretaris pribadi yang punya acara, dan itu udah satu tahun yang lalu, sebelum aku terima kontrak dari Syanetyn."

"Acara apaan, sih? Privasi banget kayaknya. Jangan terima job yang aneh-aneh! Ntar kena skandal, bikin repot banyak orang lagi!"

"Katanya sih, acara konser Kpop gitu. Tapi privat. Nggak paham jugalah! Yang penting kan, udah dibayar."

"Konser Kpop, kok privat? Kebanyakan duit tuh orang?"

"Bisa jadi." Dika menyetujui ucapan Shua.

"Kamu kapan banyak duit gitu? Biar kita bisa bikin konser privat juga!"

"Buat apa? Aku nggak suka acara konser. Lebih enak dengerin suara kamu yang mendesah." bisik Dika.

Tangan Shua menepuk pelan mulut Dika. "Cabul banget itu mulut!"

"Tapi, kamu sendiri juga keenakan, kan?"

"Kamu nggak malu ngomong begitu?"

"Malu sama siapa?"

"Arthur lah! Siapa lagi!"

"Kedepannya, dia mungkin bakal jarang muncul."

"Kenapa gitu?" Tanya Shua penasaran.

"Karena aku udah punya kamu. Aku udah jarang kesepian, karena kamu ternyata cukup cerewet, tapi aku suka. Bahkan kalo kamu lagi kesel suka ngomong kasar, kayak temenmu itu. Siapa namanya? Sepuluh ya?"

"Tenesya! Kalo orangnya denger kamu manggil nama dia seenaknya, udah abis kamu sama dia!" Shua menyentuh ujung hidung Dika. "Minimal, hidungmu yang runcing kayak ujung tombak ini, bakal bengkok."

Kidult [Miss Independent Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang