6 ; hari ke dua

2K 332 13
                                    

Pagi telah tiba, menandakan hari telah berganti.

Terlihat Ziel sedang bersiap untuk pergi ke sekolah, ia sedang menyiapkan buku buku yang akan dibawanya ke sekolah.

Awal nya Cakra tidak memperbolehkan Ziel untuk sekolah karena kejadian kemarin, namun Ziel yang terus memaksa agar tetap sekolah membuat Cakra mengizinkan remaja itu.

Bukan karena apa, namun Ziel takut nanti penunggu rumah ini kembali mencelakai nya, mana kemarin cekikan nya sakit banget lagi, udah kayak pro banget hantu nya.

Setelah bersiap siap, Ziel keluar dari kamar, berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

Saat sampai disana, ia sudah melihat Cakra yang sedang sarapan.

"Selamat pagi bang Cakra" sapa Ziel untuk formalitas saja.

Cakra menoleh ke arah Ziel dan tersenyum tipis.

"Pagi juga adek, sini sarapan" ajak Cakra.

Ziel duduk dikursi meja makan, lalu memakan sarapan nya.

"Nanti abang anterin ya" tawar Ziel dan diangguki oleh empu nya.

Setelah sarapan, Cakra mengeluarkan motor nya dan menyuruh Ziel untuk naik.

====================================
SILENT AREA
====================================

Ziel sudah sampai disekolah, bahkan sekarang dirinya berada didalam kelas.

Kelas Ziel sangat sepi lantaran jam masih menunjukan pukul enam pagi, salah nya sendiri setuju diantar Cakra, kakak angkat nya itu ada jadwal piket sehingga harus berangkat pagi.

Saat Ziel sedang bosan dan melamun, ada remaja lain yang masuk ke dalam kelas.

Setelah Ziel perhatikan, ternyata itu adalah Tara, teman sebangkunya.

"Pagi Tara" sapa Ziel diselingi senyuman, yaa untuk basa basi aja.

"Pagi juga" balas Tara dengan wajah datar, remaja itu duduk disamping Ziel lalu menelungkupkan tangan nya dan tertidur.

Melihat itu, Ziel menghembuskan nafas nya pelan.

'Kayak nya nih orang tukang tidur deh, perasaan dari kemaren gw masuk molor mulu' batin Ziel sembari terus memperhatikan Tara.

Karena bosan, Ziel memutuskan untuk menyalakan hp nya, karena ia adalah tipe orang yang gampang bosan memainkan game, maka Ziel memilih untuk menonton video disalah satu aplikasi.

Tidak lama, beberapa murid mulai masuk kedalam kelas, namun Ziel masih belum melihat keberadaan Annan dan Zafar.

"Hai El" sapa Annan dan Zafar berbarengan saat memasuki kelas.

Baru juga dibicarakan, dua orang yang memang ditunggu Ziel datang juga.

Annan dan Zafar menghampiri meja Ziel lalu mengambil salah satu kursi yang kosong dan meletakkan nya didekat kursi Ziel dan duduk disana.

"Kemarin lu kemana? Kok gak masuk" tanya Zafar untuk membuka percakapan.

"Kemarin aku sakit, jadi gak bisa masuk kelas deh" jawab Ziel dengan wajah sendu.

Annan dan Zafar mengangguk, lalu netra mata mereka menatap ke arah leher Ziel yang masih terlihat agak keunguan.

"Eh leher lu kenapa, kok kayak lebam gitu?" Tanya Annan dengan raut wajah khawatir.

Ziel meraba leher nya sendiri, bodoh sekali sampai ia lupa untuk menutupi bekas cekikan ini.

"Anu, itu loh, ehh" Ziel menggaruk tengkuk nya membuat Zafar dan Annan menatap remaja itu curiga.

Silent Area {Cerita Tidak Dilanjutkan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang