14 ; hari ke sembilan

1K 141 6
                                    

Saat akan ke kelas, Ziel melewati sebuah gudang yang terletak disamping toilet guru, awal nya Ziel biasa saja, namun secara tiba-tiba, terdengar suara gebrakan yang cukup keras dari dalam gudang, hal itu membuat Ziel penasaran dan mendekat, ia takut kalau ada anak yang dibully didalam.

Dengan dorongan kuat, Ziel membuka pintu gudang.

"Lu... Lu ngapain!" Ujar Ziel dengan raut wajah terkejut.

________________

Ziel menatap terkejut seorang remaja yang ia kenal tengah memukuli remaja lain.

"Zaf..." Lirih Ziel.

Zafar menatap datar ke arah Ziel, dengan langkah perlahan Zafar mendekati Ziel, dan Ziel nya sendiri seakan membeku, atmosfir menjadi dingin, entah kenapa Ziel merasa takut sekarang, seperti ada perasaan tidak asing yang menyapu pikiran remaja itu.

Setelah Zafar dan Ziel saling berhadapan, Zafar memegang pundak Ziel dan mendekat kan bibir nya ke telinga remaja itu.

Dengan suara lirih dan nada yang menekan, Zafar berbisik ke telinga Ziel "jangan pernah beritahu apa yang lu liat ke Annan, atau...," Zafar menjeda ucapan nya.

Tubuh Zafar menjauh dari Ziel dan tersenyum tipis "lupakan," lanjut nya seraya keluar dari gudang.

Ziel masih mematung dengan kejadian barusan, sampai suara rintihan dari seorang remaja yang kesakitan membuyarkan keterkejutan nya.

Dengan cekatan Ziel membantu remaja yang baru saja dipukul oleh Zafar, dilihat dari pin yang dipakai, remaja itu berasal dari kelas 9, dua tingkat diatas Ziel yang masih kelas 7.

"Ayo kak, biar Ziel bantu," ujar Ziel seraya membopong remaja itu.

====================================
                            SILENT AREA
====================================

Setelah membantu kakak kelas ke UKS, Ziel berjalan kembali ke kelas, didalam kelas sudah ada Annan dan Zafar yang mengobrol bersama, disitulah Ziel menjadi ragu dan canggung setelah melihat kejadian yang seharusnya tidak ia lihat.

"Hai El, duduk sini, di samping gw, mumpung guru nya ada kendala macet, jadi jam belajar diundur," ucap Annan saat melihat kehadiran Ziel.

Dengan senyum tipis, Ziel duduk disamping Annan "oh ya An, tadi gw ketemu sama cewe dari kelas sebelah, katanya dia punya surat cinta buat lu," goda Ziel seraya menyerahkan sepucuk surat pada Annan.

Anna dengan rasa ingin tahu mengambil surat tersebut dari thagan Ziel "benaran! Ini buat gw?"

Ziel mengangguk "buka gih, gw juga ikut penasaran."

Annan membuka surat tersebut dan membacanya bersama Ziel, sedangkan Zafar hanya memperhatikan saja.

"Carissta siapa?" Tanya Annan setelah membaca surat yang ia pegang.

Ziel menggendik kan bahu nya pertanda tidak tau.

"Carissta anak kelas 7A, katanya sih wakil ketua osis," ujar Zafar.

Annan menatap Zafar tidak percaya "yang bener lu Zaf, masa gw anak kelas F yang notebenya kelas terendah disukai anak kelas A, wakil osis lagi."

"Ya mana gw tau, tanya ama orang nya sendiri, gw mau ke toilet bentar," balas Zafar seraya beranjak dari kursi.

"Bukan nya toilet siswa ditutup karena penemuan mayat ya?" Tanya Annan yang dimana membuat Zafar menghela nafas "masih ada toilet lain, masa sekolah gede kayak gini toilet nya cuma satu," jawab Zafar dengan raut wajah kesal.

Silent Area {Cerita Tidak Dilanjutkan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang