13 ; hari ke delapan

978 129 1
                                    

Keesokan hari nya, Annan bangun duluan dari tidur nya, karena ia harus melaksanakan sholat tahajjud sebelum waktu shubuh tiba.

Annan mengambil air wudhu dikamar mandi dan melaksanakan sholat tahajjud, setelah sholat tahajjud, Annan berdzikir sampai waktu shubuh tiba dan melaksanakan sholat shubuh.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi, Zafar dan Ziel bangun secara bersamaan, bertepatan dengan itu, Annan selesai mandi.

"Buset, pagi bener mandi nya" ujar Ziel.

Annan tersenyum tipis "udah biasa gw mah, yaudah mandi gih"

Ziel dan Zafar mandi secara bergantian, setelah mereka mandi, Cakra mengetuk pintu kamar agar segera bersiap untuk sarapan.

Mereka bertiga turun ke bawah untuk sarapan, disana sudah ada Cakra dan kedua orang tua Ziel.

"Selamat pagi om, tante," sapa Annan dengan nada ramah.

"Ayo duduk dan segera sarapan, kalian kan harus sekolah," ujar Anna seraya menyediakan makanan diatas meja makan.

Ziel, Annan dan Zafar memakan sarapan mereka, hanya ada keheningan diantara mereka bertiga, Ziel ingin sekali membuka percakapan, namun melihat Zafar dan Annan yang hanya diam, membuat remaja itu mengurungkan niat nya.

"Kok kalian diem dieman gitu sih, ngobrol aja, gak papa," ujar Anna mencairkan suasana.

"Maaf tan, saya terbiasa kayak gini, hehe," balas Annan merasa tidak enak.

Mereka semua mengobrol bersama sambil sarapan, Annan yang awalnya hanya diam menjadi paling banyak bicara, ia juga sesekali tertawa lepas.

Ziel dan Zafar yang melihat hal tersebut tersenyum tipis, ada kelegaan dihati mereka saat Annan tertawa selepas itu dan sama sekali tidak merasakan kecanggungan.

Selang beberapa menit, mereka semua selesai sarapan, Ziel, Zafar dan Annan berangkat bersama kesekolah, Ziel membawa sepeda sendiri sedangkan Annan dibonceng oleh Zafar.

Sesampainya mereka disekolah, ternyata sudah ada Cakra bersama teman-teman nya yang berada diarea parkir sekolah.

"Halo kak" sapa Ziel pada Cakra.

Cakra tersenyum tipis dan melambaikan tangan nya sekali.

Ziel, Annan dan Zafar berjalan beriringan menuju kelas, namun tiba tiba Annan berhenti.

"Eh, gw mau ke toilet bentar ya, mau buang air kecil dulu" pamit Annan seraya berlari kecil menuju toilet.

"Kita tunggu dikelas An!" teriak Ziel saat melihat Annan berlari menjauh.

"Ayo Zaf," ajak Ziel pada Zafar yang menatap kepergian Annan, segera Zafar mengalihkan pandangan nya dari Annan dan berjalan mengikuti Ziel ke kelas.

Di sisi lain, Annan masuk kedalam salah satu bilik toilet dan menyelesaikan urusan nya, setelahnya Annan keluar dari dalam bilik toilet.

"Gini kan lega," lirih nya, saat Annan mencuci tangan nya diwastafel, ia melihat sebuah cairan merah pekat bak darah merembes keluar dari salah satu bilik toilet yang berada dipaling ujung.

"Itu darah bukan ya" gumam Annan seraya mendekat perlahan ke arah bilik toilet tersebut.

Saat sudah sampai didepan bilik toilet, dengan gerakan perlahan bak film Holywood, tangan Annan mendorong pelan pintu bilik toilet tersebut.

Sebuah pemandangan menyeramkan tersaji tepat didepan mata Annan membuat nafas remaja itu tercekat seperti tersumbat sesuatu.

Seonggok tubuh manusia berjenis kelamin perempuan, tergeletak tak bernyawa dilantai dengan tubuh penuh memar serta sayatan yang cukup dalam, mata nya bergulir keatas hingga terlihat bagian putih nya saja.

Silent Area {Cerita Tidak Dilanjutkan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang