Haiii kai update lagi nihh wkkk oh iya kalian mau kai uno update, double update atau triplets update nih??? Jawab yaa
Warn!!! Typo bertebaran and happy reading💙
**********
"MARK!!!"
Jaemin berlari menuju mobil sport yang baru saja berhenti di depan kastil, para pengawal keluar dari dalam istana untuk menyambut para alpha yang ikut bertarung bersama dengan Mark.
Satu persatu pasukan sudah turun dari setiap mobil. Jaemin mengerutkan keningnya, ia bisa melihat seorang lelaki cantik yang pasti adalah seorang omega. Senyum yang awalnya terpatri di wajahnya kini luntur saat melihat ternyata lelaki cantik itu dituntun oleh Mark.
Jaemin meremas tangannya sendiri dan menggigit bibir dalamnya, ia bisa melihat raut khawatir dari wajah Mark yang sudah pasti kekhawatiran itu ditunjukkan oleh Mark untuk omega disamping nya.
Bahkan, Mark tidak menyadari kehadiran Jaemin disana. Mark berjalan melewati dirinya sembari menuntun omega cantik itu.
Rasa sesak mulai menggerogoti hatinya, Jaemin memutuskan untuk kembali ke tempat dimana ia sedari pulang sekolah hingga menunggu Mark pulang. Jaemin kembali duduk dengan tangan yang meremat dadanya kuat, sakit sangat sakit. Jaemin tidak mengerti, ia dan Mark baru bertemu beberapa hari yang lalu, dan hanya dengan melihat Mark menuntun omega lain, ia sudah cemburu?. Apa ini yang orang katakan sebagai ikatan?
"Nana.. jangan menangis"
Alister hanya bisa menenangkan Jaemin, ia juga merasakan apa yang Jaemin rasakan."Kenapa sangat sakit, Alice?"
Alister terdiam, ia tidak bisa mengatakan apapun lagi, Alister juga sakit melihat itu semua.
"Tuan Jaemin, ayo kita masuk ke dalam. Di luar dingin"
Jaemin menoleh dan mendapati salah satu pelayan tengah berdiri di belakangnya, Jaemin tersenyum simpul dan mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.Deg...
Jaemin rasanya ingin pergi saat itu juga dari tempatnya berdiri, ia melihat bagaimana Mark menyuapi omega tadi dengan fokusnya. Tubuh Jaemin melemah, bagaimana bisa? Matenya sangat peduli dengan omega lain bahkan dirinya yang sudah menunggu kehadiran Mark tidak di perhatikan bahkan di sapa pun tidak.
Jaemin menguatkan dirinya dan berjalan mendekati Mark yang duduk diatas sofa. Ia memaksakan senyum nya sembari meremat kemeja yang ia pakai.
"K-king, sepertinya aku harus pulang. Aku sudah meninggalkan paman dan bibiku beberapa hari ini, aku merindukan mereka. Maaf jika aku mengganggu acara kalian, aku harus pamit. Permisi."
Jaemin dengan langkah cepat meninggalkan kedua orang itu, ia membuka ponselnya dan mencari nama Haechan disana. Ia menghubungi Haechan dengan segera, ia juga bisa mendengar teriakkan Mark yang memanggilnya, tetapi ia tidak menggubrisnya sama sekali.
"Halo, Nana? Aku sudah di perempatan dekat dengan alamat yang kau berikan, tenang saja kawan aku akan menemanimu sampai Mark pul-"
"Channie, hiks diam disitu jangan bergerak. Aku sudah akan sampai di tempat mu"
"Nana? Kau menangis?? Heyy?!"
.
.Brakk
Haechan berjengit kaget saat pintu mobil di sampingnya terbuka dan tertutup secara kasar. Ia bisa melihat Jaemin dengan hidung merah dan mata yang berlinang air.
"Ayo jalan, pak"
Haechan kemari dengan menggunakan taksi, ia menatap temannya sendu, ia ketinggalan informasi apa lagi?? Bahkan ia baru saja sampai perempatan dan harus pulang lagi.
"HAECHAN HIKS-"
"Ada apa Nana? Mark menyakiti mu?"
Jaemin hanya menggeleng dan memeluk Haechan dengan erat, Haechan hanya bisa mengelus punggung temannya itu. Sungguh, Haechan bahkan tidak tahu apa-apa! Bagaimana caranya ia bisa membantu temannya jika ia saja tidak tau ada masalah apa!.
"Nana, ayo ceritakan padaku. Jangan menyembunyikan apapun hm?"
"Aku merindukan paman dan bibi." Jawab Jaemin asal.
Haechan bungkam, ia tidak mungkin membawa Jaemin ke rumah bibi nya. Bibi Jaemin sedang berada di kawasan pengamanan agar ia tidak ikut diculik seperti Taehyung.
"K-kita ke rumah ku saja ya Nana?, Bibi Jungkook sedang berada di kediaman mertuanya, alias orangtua dari paman Taehyung, tidak mungkin aku biarkan dirimu sendiri dengan keadaan seperti ini."
Bersyukurlah Haechan ahli dalam membuat kebohongan.
Jaemin terdiam, ia hanya bisa mengangguk lemah dalam dekapan sahabatnya itu, menghiraukan deringan ponsel yang sudah menggema sejak ia memasuki mobil.
– Markmin | My King Alpha –
"ARGHHH INI SEMUA KARENA MU WANG JUNKAI!!!!"
prang
Seisi kastil menjauh dari tempat Mark berdiri, semua maid tunduk. Mereka sangat takut akan amukan Mark sekarang.
"MARK!!! HENTIKAN! JANGAN MENYALAHKAN TEMANMU! JIKA KAU MASIH PUNYA OTAK UNTUK BERFIKIR SEHARUSNYA SEKARANG KAU MENGEJAR JAEMIN DAN MENJELASKAN TENTANG SEMUA KESALAH PAHAMANNYA! BUKAN MALAH MENGHANCURKAN SEISI KASTIL."
Mark terdiam, Jeno benar. Ia seharusnya mengejar Jaemin, bukan malah menjadikan kastil nya kapal pecah seperti tadi.
Mark dengan cepat melesat ke arah mobil, meninggalkan Junkai yang memeluk omega manis yang berstatus sebagai mate nya, Junkai cukup menyesal meminta agar Mark membawa mate nya kedalam kastil karena keadaan tubuhnya yang sangat memprihatikan dibanding dengan kedua temannya.
"Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, jangan pikirkan aku. Sekarang lebih baik kau ke kamar yang sudah di siapkan, kau pasti lelah Renjun."
Disisi lain
Mark melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, tak menghiraukan bagaimana riuh nya jalanan yang ramai karena ulahnya.
Mark hanya bisa mengandalkan gps milik supir taksi yang ternyata adalah orang suruhan Mark. Jaemin mematikan ponselnya, dan Mark sangat menyesal karena ia lupa bahwa Jaemin mengusapkan permata yang membuat aroma pheromone nya tidak tercium oleh Mark.
"Tunggu aku sayang, aku akan menjelaskan semuanya."
.
.
."Argh.. brengsek, apa maumu sialan?!"
"Aku? Aku hanya menginginkan anak yang sudah membunuh ibuku."
"Dia tidak membunuh ibu mu! Ia hanya menjadi pancingan agar semua bukti tertuju padanya!!!"
"Aku tidak peduli. Yang terpenting adalah, aku ingin anak itu menggantikan nyawa dari ibuku."
TBC
Jangan lupa vote dan komennya
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
My King Alpha | Markmin
FantasyKisah bagaimana takdir mempertemukan dua insan yang saling mencintai dahulu kalau, cerita cinta yang tentunya tidak monoton. Akan ada lika-liku rintangan yang harus dihadiri sebelum bisa menjadi sebuah pasangan yang tak bisa terpisahkan oleh takdir ...