Bonchap 2

804 46 0
                                    

05/06

Typo bertebaran and happy reading💙

*********

"Buna?"

Dua insan yang sedang berbaring santai dengan dominan yang sedang berbaring di paha sang sub sembari mengelus perut besar sang istri yang kini sudah berusia 8 bulan, tinggal satu bulan lagi keluarga Jung akan bertambah ramai dengan kehadiran dua buah hati mereka.

"Ada apa Hee?, Apa adikmu sudah tidur?"

Jaemin bertanya sembari tersenyum lembut, menarik Heeseung ke dalam dekapannya. Heeseung memeluk sang ibu dengan erat seolah tiada hari lain untuk memeluk sesosok manusia yang telah melahirkannya di dunia ini.

"Hee mau beltanya buna.."

"Mau bertanya apa hm?"

Mark bangun dari tidurnya dan duduk sembari menumpu-kan punggungnya pada dinding kasur, seperti yang dilakukan oleh Jaemin.

"Kapan adik Hee lahir?? Hee sangat tidak sabal!"

Jaemin maupun Mark terkekeh gemas mendengar penuturan sang anak, Mark dengan tawa ringan yang masih mengalun mengambil tangan Heeseung dan menaruh tangan mungil Heeseung diatas perut sang ibunda.

"Coba Hee ajak adik berbicara, mereka juga pasti tidak sabar bertemu dengan Hyung tampannya."

Mark menunjukkan binaran keingin tahuannya dari mata bulat miliknya, ia mendekatkan telinganya dan mulai berbicara random dengan perut sang ibu, berharap sang adik merespon ucapannya.

dug.. dug..

Heeseung terlonjak saat pipinya mendapatkan sebuah pukulan dari perut ibunya, Heeseung menatap antusias perut sang ibu yang membentuk benjolan dan bergelonjak kesana kemari.

"Uh... Lihatlah Hee, adikmu sangat antusias saat Hyung nya berbicara kepada mereka."

"Apa itu benal buna?"

Jaemin hanya mengangguk dan tersenyum tipis, ia senang saat Heeseung menatap antusias perutnya yang entah ditendang atau dipukul oleh sang anak yang berada di dalam kandungannya.

"Ini sudah malam Hee, waktunya ke kamar mu dan tidur. Apakah jagoan Ayah sudah gosok Gigi dan mencuci kaki?"

"Sudah Daddy! Baiklah Hee akan tidul! Bye bye buna, ayah dan adik!"

"Good night jagoan." - Mark & Jaemin

Setelah kepergian Heeseung dari kamar mereka, Mark menarik Jaemin kedalam pelukannya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka secara bersamaan.

"Good night, Mark."

"Good night too, sweetie."

.

.

.

.

Mark meringis melihat keributan kecil di pagi harinya yang indah ini, terlihat Jisung dan Chenle yang sedang berebut sebuah bola bergambarkan kelinci yang sudah pasti adalah milik Chenle. Oh ya membicarakan tentang Chenle, dia adalah anak pertama dari Junkai dan Renjun.

Dan diseberang sofa terlihat Heeseung yang menatap lekat bayi gembil, bayi dengan usia 10 bulan itu bernama Lee Sunghoon. Lee Sunghoon sendiri adalah anak pertama dari Jeno dengan Haechan, kalian tentu ingat Haechan bukan? Dia adalah teman Jaemin. Entah mengapa mereka bisa bertemu dan berakhir menikah seperti ini.

Di atas sofa terdapat Jaemin dan Renjun yang sedang memamerkan perut besarnya masing-masing. Renjun juga ternyata sedang mengandung, bedanya Renjun hanya mengandung satu anak sedangkan Jaemin dua. Haechan terlihat tidak berminat dengan acara 'memamerkan perut besar' yang dilakukan oleh Jaemin dan Renjun, ia lebih memilih untuk menjaga Sunghoon di atas karpet berbulu sembari berbicara hal random bersama Heeseung.

"Oh, Mark? Sejak kapan kau termenung disitu?"

Haechan adalah orang pertama yang menyadari dirinya berada disana, semua orang yang berada di ruang tamu lantas menoleh, terkecuali Heeseung yang masih setia menatap Sunghoon dan Jisung, Chenle yang masih berebut bola.

"Tidak lama, hanya 5 menit mungkin?"

Mark menuruni tangga dan berjalan mendekati Jaemin, diberikannya sebuah kecupan di kening si manis yang membuat Haechan dan Renjun memutar bola matanya malas.

"By the way, dimana Junkai dan Jeno?"

"Sepertinya suami mu sudah mulai pikun Nana."

Haechan menyindir Mark secara terang-terangan yang membuat Jaemin tertawa, Mark hanya menekuk alis tak terima.

"Maklum Chan, dia sudah tua."

"Tua tua begini, aku masih bisa membuat lubangmu hancur sayang."

Mark menaik turunkan alisnya menggoda Jaemin, Jaemin hanya mendecih dan memalingkan wajahnya, jika Mark sudah mengeluarkan jurus 'dirty talk' nya, Jaemin sudah tidak bisa menjawab apapun.

Mark terkekeh melihat sang istri yang sudah bungkam, ia melirik kearah jam yang ada dipergelangan tangannya.

"Astaga! Aku terlambat untuk meeting! Pantas saja Jeno dan Junkai tidak ada disini."

Mark bergegas mengambil tas dan kemeja yang Jaemin letakan di atas sofa, mengecup kembali kening sang istri dan tidak lupa mengecup pipi anak-anaknya.

"Aku berangkat dulu sayang, jika ada sesuatu yang terjadi langsung hubungi aku oke?"

"Iya suamiku tercinta."

Mark tersenyum lalu keluar dari kastilnya dan langsung berangkat menuju kantor nya.

"Aku sebenarnya sangat tidak kuat melihat adegan manis seperti tadi." Ini Renjun yang berbicara, ia sungguh iri kepada Jaemin, padahal dirinya juga sudah sangat dimanja oleh sang suami.

Jaemin hanya terkekeh, Haechan juga hanya menggelengkan kepalanya. Renjun memang orang yang sangat jujur.

"HUWAAAA MAMA, JIE UKUL PALA! HUWAAA."

Dan chapter ini diakhiri oleh tangis Chenle yang pecah karena Jisung yang memukul kepala Chenle menggunakan bola nya.

TO BE CONTINUE

Vote+Comment and see you di chapt terakhir

My King Alpha | MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang