13:repost

1.9K 192 5
                                    

Zhang Hao benar-benar tidak sanggup lagi untuk sekedar berhadapan dengan Hanbin apalagi menatap matanya. Selain rasa malu, jantungnya juga langsung berdebar tidak karuan. Zhang Hao kesal, tapi tidak membenci perasaan itu. Zhang Hao hanya masih tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.

Bodohnya malam itu Zhang Hao sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada permen pemberian neneknya itu. Memang benar yang Zhang Hao makan malam itu obat perangsang, pemberian neneknya. Zhang Hao sedikit kecewa dengan neneknya tapi mau bagaimana lagi, Zhang Hao sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain neneknya.

Entah menyesal atau tidak tapi sepertinya Zhang Hao malah makin menjauhi Hanbin setelah pulang dari hotel. Sudah hampir dua minggu Hanbin tidak bertemu dengan Zhang Hao. Padahal biasanya takdir selalu mempertemukan mereka.

Apakah Hanbin sudah kelewatan malam itu? Hanbin terus merutuki perbuatannya sendiri malam itu. Semuanya malah jadi kacau begini.

***

"Mari kita luruskan semuanya" ucap Zhang Hao datar.

Hanbin akhirnya bisa bertemu Zhang Hao setelah tiga minggu, mereka ada di kafe langganan mereka bertemu saat akan memulai kencan. Bodohnya Hanbin malah lupa kalau Zhang Hao itu pacar sewaan, Hanbin akan bisa bertemu dengan Zhang Hao jika Hanbin memesannya.

Hanbin bergidik ngeri akibat tatapan tajam yang Zhang Hao berikan padanya.

"Aku tetap membiarkanmu menyewaku sepuasmu, tapi aku tidak bermaksud menghilangkan batas diantara kita. Karena aku juga masih harus melakukan pekerjaan ini"

Hanbin diam tidak bergeming, dia memahami apa yang dikatakan Zhang Hao.

"Aku juga tidak menyalahkanmu atas kejadian malam itu. Meski bukan sepenuhnya salahku, tapi tetap saja aku yang membuatmu terangsang dan menyerangmu lebih dulu. Jadi aku mohon lupakan kejadian itu dan ayo kita jalani hubungan yang sehat antara pacar sewaan dan klien" ucapnya lalu tersenyum.

Sial. Zhang Hao benar-benar menyerang hatinya. Melupakannya? Setelah melakukannya sebanyak dua ronde? Bagaimana bisa?! Hanbin ingin menangis saja rasanya.

"A-aku mengerti, maafkan aku" cicitnya.

"Jangan minta maaf. Aku yang salah disini"

Hanbin mengangguk kecil.

"Handphonemu kenapa?" Zhang Hao berusaha menghidupkan suasana agar tidak ada rasa canggung lagi.

Hanbin lalu melirik ke arah handphone nya yang ada di atas meja itu.

"Oh. Handphoneku terjatuh di kapal kemarin saat aku hendak melompat. Tapi tidak masalah, ini masih bisa dipakai kok. Hanya layarnya saja sedikit retak" jelas Hanbin.

"Oh, begitu..." Yah...Zhang Hao jadi sedikit merasa bersalah.

"Ada apa? Kenapa kamu terlihat lesu sekarang" ujar Zhang Hao saat melihat perubahan raut wajah Hanbin.

"Sepertinya aku membuatmu tidak nyaman ya. Menyewamu setelah kejadian itu, aku ini sungguh tidak tahu diri ya" ujarnya lalu terkekeh. Menertawai ucapannya sendiri.

"Sudah kubilang aku tidak masalah dengan ini"

"Aku masih ingin mengenalkan pacar sungguhanku pada nenek, tapi sepertinya itu tidak akan mudah"

"Yah...sepertinya memang tidak akan mudah"

"Ternyata benar..."

"Tapi kamu harus tetap berpikir positif. Jika kamu terus berpikir negatif takdir pasti akan sulit mempertemukan kalian"

"Zhang Hao..." ucapan Zhang Hao memang sedikit pedas untuknya. Tapi Zhang Hao pasti selalu bisa membuatnya semangat lagi lewat kata-kata indahnya.

"Tenang saja, selama aku menjadi pacarmu. Aku tidak akan pernah mengabaikanmu, Hanbin"

[✓] PACAR SEWAAN | BINHAO FT. BINMATT ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang