EMPAT

2.4K 62 0
                                    

WELCOME TO NEW PART!

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG 🌟

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI!!

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟🌟🌟

"Kamu mau bicara apa? Jangan buang waktu papa, papa sibuk."

Elang mendongak menatap wajah Hartono tajam. "Sampai kapan anda mau seperti ini? Memperlakukan mama saya seperti wanita yang tidak pernah anda cintai?" Ucap Elang.

Hartono menghela nafas lalu tersenyum miring menatap Elang, ia menepuk pundak Elang pelan."sudah besar kau sekarang Elang, sampai kau sudah bisa berbicara seperti itu kepada papamu"

"Anda bukan papa saya! Saya tidak pernah menganggap anda sebagai orang tua bagi saya! Manusia biadab!" Ucap Elang kasar.

Plak

Pukulan keras itu melayang di pipi kanan Elang membuat tanda kemerahan disana. Elang memegang pipinya yang memerah dan panas. Nafas Elang terdengar memburu.

"Jaga ucapan kamu, Elang! Amerta memang salah dalam mendidik kamu sampai kamu tidak sopan seperti ini! Seperti anak yang tidak tahu diri!" Kata Hartono penuh penekanan.

Elang mendongak. "Apakah anda sadar yang anda katakan itu adalah semua sifat anda sendiri? Anda pikir anda tahu diri?" Tanya nya.

"Elang! Kamu pulang sekarang! Jangan sampai papa kehabisan kesabaran dalam menghadapi anak seperti kamu!" Ucap Hartono.

Hartono langsung memanggil satpam untuk membawa Elang keluar dari ruangannya.

"Saya gak akan pergi dari sini sebelum anda meminta maaf kepada mama saya!" Ucap Elang.

Seorang satpam yang tadinya Elang temui di depan kini berada di ruangan yang sama dengan nya. Atas perintah dari Hartono,sang satpam langsung membawa Elang keluar dari ruangan tersebut.

"Lepasin tangan gue, bangsat!" Ucap Elang kasar mencoba melepaskan tangan satpam itu dari dirinya.

"Cepat bawa dia keluar!" Perintah Hartono yang langsung di angguki oleh satpam.

"Mari, tuan Elang, keluar dari ruangan ini" ucap satpam sambil menyeret tubuh Elang walaupun Elang tetap memberontak.

Ia melepaskan tangannya dari Elang saat sudah berada didepan gedung perusahaan yang megah itu.

"Silahkan pergi dari sini tuan, mohon jangan membuat keributan apapun" ucap satpam.

Elang menatap tajam dengan tangannya yang mengepal kuat. "Saya yakin, saya akan membalaskan semua perbuatan anda kepada mama saya!" Ucap Elang lalu dengan cepat pergi dari gedung perusahaan itu.

ELANG [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang