DUA PULUH SATU

1.1K 35 2
                                    

WELCOME TO NEW PART!

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG 🌟

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI!

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Tok tok tok

Ketukan pintu terdengar jelas dari luar rumah membuat Dhea yang sedari tadi sibuk merapikan pakaiannya langsung beranjak keluar dari kamarnya dan membukakan pintu.

Ceklek

"E-Elang?" Kata Dhea sedikit terkejut melihat Elang yang berada di ambang pintu rumah nya dengan rambut acak-acakan dan wajahnya yang lesu.

"Elang kenapa?" Tanya Dhea.

Elang menggelengkan kepalanya cepat lalu masuk ke dalam rumah Dhea dan langsung duduk di sofa yang berada di rumah tersebut.

Dhea menghampiri nya dan duduk di sebelahnya. "E-Elang kenapa?" Tanya Dhea lembut.

Elang menatapnya lekat lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak, gue nggak apa-apa." Sahutnya berat.

"Tapi kayaknya Elang lagi ada masalah, Elang cerita aja siapa tau Dhea bisa bantuin " Ucap Dhea.

Elang menghela nafas berat. "Mama," Elang menggantungkan ucapannya membuat Dhea menunggu.

"Mama Elang kenapa?" Tanya Dhea tak sabaran dengan apa yang akan dikatakan selanjutnya oleh Elang.

"Mama masuk rumah sakit lagi, kondisi nya melemah. Mama mengidap kanker hati," setelah mengucapkan beberapa kalimat terakhir Elang langsung menundukkan kepalanya.

Dhea sedikit terkejut mendengar ucapan Elang. Dhea menatap wajah Elang. Terlihat sekali bahwa Elang sangat terpukul dengan kondisi Amerta sekarang.

Cepat Dhea memeluk Elang membuat Elang sedikit terkejut namun ia malah membalas nya. Pelukan Dhea terasa sangat nyaman bagi Elang sama halnya dengan pelukan yang diberikan Amerta-mama nya.

"Elang jangan sedih ya, ada Dhea disini. Kalau ada masalah apapun Elang cerita aja sama Dhea," Ucap Dhea di balas anggukan kepala oleh Elang.

"Dhea.." Elang memanggilnya.

"Kenapa?"

"Gue boleh nangis di pelukan lo? Sebentar aja," ucap Elang.

Dhea mengangguk. "Iya Elang, boleh kok. Elang boleh nangis kapanpun di pelukan Dhea, Dhea gak apa-apa kok"

Elang mempererat pelukannya mencari kenyamanan dari pelukan Dhea. Elang meluapkan rasa sedih dan emosinya. Ia menangis dalam pelukan Dhea tanpa peduli lagi Dhea agak menganggapnya seperti apapun.

ELANG [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang