LS14

756 69 5
                                    

Nunew ditempatkan ditempat yang terbaik.
Mark pun mengutus anak buahnya untuk selalu berjaga disekitar rumah sakit dan kamar Nunew dirawat.

"Kau tenanglah Zee, jangan bertindak gegabah. Ingatlah nyawa Nunew yang akan menjadi korbannya. Aku akan kembali ke kantor dan membicarakan masalah ini dengan Swiss. Ok. Sabarlah." ujar Mark dan menepuk bahu Zee.

"Terima kasih untuk semuanya Mark." ujar Zee dan Mark menganggukkan kepalanya.
Mark pun keluar dan pergi.

Zee mendekati Nunew. Dan duduk dikursi dekat tempat tidur.
Zee memegang tangan Nunew.
Tidak ada kehangatan yang biasa Zee rasakan dari tangan itu, hanya ada dingin yang dia rasakan.

Zee menatap wajah Nunew.
Zee merasa sangat bersalah melihat wajah Nunew yang begitu pucat.

"Benarkah kau tidak mau bangun dari tidurmu? Sebegitu bencikah Nhu pada Hia? Hia mengaku bersalah, Hia akan bersujud dikaki Nhu jika Nhu mau bangun sekarang juga. Nhu boleh memukul Hia, Nhu boleh mencaci maki Hia. Nhu boleh melakukan apapun yang Nhu mau pada Hia, tapi tolonglah.. Bangun Nhu." ujar Zee sambil meneteskan airmata dan menundukkannya ke tangan dingin Nunew.

Tidak ada respon apapun yang Zee terima.
Nunew tetap dalam tidurnya.
Zee menangis terus sampai habis semua airmatanya.
.

Dua minggu berlalu dan Nunew masih betah dalam tidurnya.
Zee masih dengan setia menunggu bangunnya Nunew setiap hari.

Tiba2 ponsel Zee bergetar, Zee melihat siapa yang meneleponnya lalu mengangkatnya sambil berjalan keluar kamar.

"Halo Mark."

"Halo Zee, ada kabar baik, kita menemukan dan sudah menangkap pelaku pembunuh Lian."

"Benarkah? baik tunggu aku sebentar kesana." ujar Zee tersenyum dan menutup telp itu.

Zee kembali masuk ke dalam kamar dan mendekatkan wajahnya ke telinga Nunew.

"Hia pergi dulu sebentar, Nhu tunggulah disini, Hia akan segera kembali." ujar Zee.

Zee menatap wajah Nunew dan mencium kening dan bibir Nunew yang semakin memucat.
Lalu Zee pun berlalu dari situ.
.

"Masuklah Zee." ujar Mark.

Zee pun masuk dan disana sudah ada Max dan Net.

"Ini, bukti2 dan tersangka pembunuh Lian." ujar Mark dan memberikan sebuah map berwarna coklat.

Zee melihat wajah pelaku itu dan membelalakkan matanya seakan tidak menyangka siapa pelaku yang membunuh kembarannya.

"James?"

"Kau mengenalnya?" tanya Net dan Zee pun mengangguk.

"Dia membayar seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Lian. Untung saja Zee bukan kau yang tertembak. Karena menurut pengakuan penembak, dia sendiri kaget melihat target ada dua orang yang berwajah sama." ujar Net.

"Siapa dia?" tanya Mark.

"Kurasa James ingin membalaskan dendam Nunew. James mencintai Nunew." ujar Zee.

Net, Max dan Mark mengangguk.

"Aku akan menemui ibuku sekarang, kalau kalian tidak keberatan tolong jaga Nunew untukku." ujar Zee dan berbalik.

"Kau pikir kau mau kemana sendirian?" ujar Mark.

"Kita pergi bersama. Biar aku akan mengutus seseorang untuk menjaga istrimu itu." ujar Mark tersenyum dan berjalan mendahului Zee.
Zee tersenyum dan mengikuti langkah Mark.
.

Sampailah mereka dimansion Lian.
Zee keluar dari mobil dan berdiri didekat mobil dengan map coklat ditangannya.
Penjaga disana segera menodongkan senjata pada Zee.

"Bilang pada ibuku aku ingin menemuinya." teriak Zee.

Tak lama semua penjaga disana menurunkan senjatanya dan mempersilahkan Zee masuk.

Zee masuk dikawal oleh penjaga mansion Lian.
Zee masuk kedalam sebuah kantor, dan disana sudah ada ibunya yang duduk dikursi meja kerja.

"Zee. Apa kabar, nak?" ujar Mae berdiri.

"Ini, bukti kalau aku bukan pembunuh putramu Lian." ujar Zee dan melemparkan map coklat itu pada Mae.

Mae membelalakkan matanya melihat pada map itu.
Mae mengambilnya dan melihat isinya.
Mae pun sama terkejutnya dengan Zee ketika melihat siapa dalang dari pembunuhan Lian.

"James?"

"Hum, James. Dia mencintai Nunew dan dia berniat membalaskan dendam Nunew pada Lian." ujar Zee.

Namun mata Mae tiba2 kembali membelalak.

"Pelacur itu lagi. Dia menghancurkan persaudaraan juga persahabatan." teriak Mae.

"Mae.." teriak Zee.

Hingga Mae terkejut dan melihat pada Zee yang sudah berani membentaknya.

"Kesalahan Nunew satu2nya adalah menjadi orang yang kucintai. Jika aku tidak mencintai dia, dia tidak akan masuk kedalam lingkungan setan ini." ujar Zee.

"Lingkungan setan?" gumam Mae.

"Ya, lingkungan setan. Bagiku Nunew adalah malaikat yang dipaksa masuk kedalam lingkungan setan." ujar Zee.

"Beraninya kau mengatakan kalau keluarga kita keluarga setan." bentak Mae.

"Zee hanya mau menyampaikan sesuatu. Zee keluar dari lingkaran setan ini, dan Zee mohon maaf tapi jika Mae atau siapapun yang berani mengganggu Nunew... Maka akan berhadapan dengan Zee." ujar Zee sambil berbalik.

"Hanya demi seorang pelacur kotor kau berani menantang Mae mu sendiri. Bukankah dia yang seharusnya kau panggil setan?... setan penggoda." ujar Mae.

"Hum. Jika menurut Mae, Nunew adalah seorang pelacur maka entah apa sebutan untuk Zee, karena Zee akan melakukan apapun untuk melindungi pelacur itu." ujar Zee tersenyum dan pergi dari sana.

.
.
.
Next
.
.
.
.
.

746

Love Story (ZeeNunew) 011Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang