LS24

670 62 2
                                    

Akhirnya waktunya untuk Zee pergi menemui ibunya di Swiss.

"Hia, jaga diri baik2. Kembalilah dengan selamat." ujar Nunew.

"Hum.. Hia hanya akan menemui Mae disana. Tidak akan ada apa2, Nhu tidak usah khawatir." ujar Zee namun Nunew menundukkan kepalanya.

"Phi Lian juga tidak pernah kembali dari sana. Apakah benar Nhu tidak bisa ikut, Hia?"

"Nhu, jangan berpikiran yang aneh2, Hia akan kembali pada Nhu dengan selamat dan utuh. Nhu tidak boleh ikut karena ini terlalu beresiko. Net dan Max akan menjaga Nhu disini." ujar Zee sambil mengelus pipi Nunew.

"Baiklah. Nhu sayang Hia." ujar Nunew dan memeluk Zee.

"Hia juga sangat sayang pada Nunew. Jangan khawatir, ok?" ujar Zee dan Nunew pun mengangguk.

Dengan berat hati Zee meninggalkan Nunew. Dan Nunew pun begitu berat melepaskan Zee.
Akhirnya Zee dan Mark pun berangkat ke Swiss.

Sesampainya disana Zee dan Mark menemui salah satu anak buah Mark.
Mereka semua berkumpul disebuah tempat berkumpulnya anak2 buah Lian.

Keesokkan harinya Zee bersiap menemui ibunya.
Setelah menunggu tak berapa lama, muncullah Mae di balik kaca tempat pertemuan antara napi dan pengunjung.

Zee melihat Maenya dengan wajah sedih.
Sesungguhnya Zee merasa kasihan melihat Maenya namun Zee juga tidak bisa mempertaruhkan nyawa Nunew yang tidak berdosa.

"Mae." ujar Zee melalui sambungan telp yang ada disamping Zee.

"Zee, ada apa kau kemari? Mengapa baru datang sekarang? Apakah kau baik2 saja?" ujar Mae dan Mae pun meneteskan airmata.

Zee sungguh tak tega melihat Maenya begitu.

"Mae, Zee mohon Mae jangan menangis. Maafkan Zee, Mae." ujar Zee menyentuh kaca yang menghalangi dirinya dengan Mae.

Mae pun menyentuh kaca dengan tangannya ditangan Zee.

"Maafkan Mae, Zee. Mae sama sekali tidak ada maksud untuk membunuhmu, Mae hanya ingin mengancammu agar kembali pada Mae." ujar Mae.

"Zee mengerti Mae. Namun Zee tidak bisa tidak memperdulikan Nunew. Nunew tidak bersalah apa2 Mae. Dia hanya korban. Dia sangat tersiksa oleh Lian selama bertahun2 hanya karena Zee menyukainya. Mae pun tak bisa menutup mata kalau Lian dan Zee  tidak pernah saling menyukai. Dan Lian selalu ingin menyakiti Zee, apapun yang Zee lakukan Lian pasti akan berusaha merusaknya." ujar Zee menangis.

Mae melihat Zee dan semakin menangis.

"Apakah Nunew ikut denganmu?" tanya Mae dan Zee pun menggelengkan kepalanya.

"Tidak Mae, dia Zee tinggalkan di Thai." ujar Zee.

"Kenapa tidak kau bawa dia menemui Mae?" ujar Mae dan Zee pun menatap mata Mae.

"Untuk apa Mae? Mohon maaf Mae, Zee tidak membawa Nunew karena Zee takut hati Nunew akan kembali terluka. Kasihan dia Mae, selama bertahun2 Lian menyiksa dan menyakiti hatinya. Sudah cukup dia menderita Mae." ujar Zee.

"Maafkan Mae, Zee. Mae selalu menyalahkan dia dalam urusanmu dengan Lian. Mae benar2 menyesal dan ingin minta maaf padanya. Mae tidak mengenal dia tapi Mae membencinya tanpa alasan yang jelas. Mungkin Mae merasa sedih kehilangan anak Mae dan menumpahkannya pada orang lain." ujar Mae.

Zee melihat mata Mae dan mencari kebohongan di matanya, namun kali ini Zee melihat ketulusan hati Mae.

"Mae serius? Mae tidak lagi membenci Nunew?" ujar Zee tersenyum.

"Bagaimana mungkin Mae membencinya, dia adalah orang yang dicintai kedua putra2 Mae. Maka dia pasti adalah orang yang spesial." ujar Mae.

"Mae tahu kalau Lian mencintai dia walaupun dengan cara yang salah." ujar Mae lagi.

"Maksud Mae?" tanya Zee heran.

"Semenjak dia bersama Nunew, sebenarnya banyak yang berubah dari Lian. Dia tidak pernah lagi melirik wanita2 atau pria2 selain Nunew. Dan jika dia berpergian dia selalu ingin segera pulang dan menemui Nunew. Namun Lian tidak tahu apa itu cinta. Dia hanya merasa puas hanya dengan memiliki Nunew." ujar Mae.

Darimana Mae bisa mendapatkan pikiran itu. Itu tidak mungkin, Lian selalu menyiksa Nunew hingga akhir. Ujar Zee dalam hati.

"Mae yakin ingin bertemu Nunew dan meminta maaf padanya?" ujar Zee dan Mae menganggukkan kepalanya.

"Zee, kapan Mae pernah berbohong pada kalian? Mae selalu mengatakan yang sejujurnya dan tidak perduli entah kalian suka atau tidak." ujar Mae.

Zee berpikir seumur hidupnya memang Mae belum pernah berbohong pada mereka. Mae akan mengatakan apapun yang ada dipikirannya tanpa perduli perasaan anak2nya.
Itulah salah satu kelebihan Maenya.

Akhirnya Zee menetapkan akan membebaskan ibunya dari dalam penjara.

.
.
.
Next
.
.
.
.
.

674

Love Story (ZeeNunew) 011Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang