LS31

636 55 1
                                    

Zee akhirnya kembali kerumah.

"Hia." teriak Nunew sambil berlari dan memeluk leher Zee dan mencium bibir Zee.

"Bagaimana pekerjaannya?" tanya Nunew.

"Baik. Semua lancar." jawab Zee dan membalas mencium bibir Nunew.
Nunew lalu memegang tangan Zee dan berjalan bersama ke dapur.

Nunew membuka jas yang Zee pakai dan menaruh di lengannya.

"Hia mau mandi dulu?" ujar Nunew dan Zee pun mengangguk.

Zee segera masuk ke kamar mengambil handuk dan bathrobe lalu berjalan ke kamar mandi.

Nunew masuk ke kamar dan memeriksa jas yang Zee pakai sebelum mencucinya.

Nunew menemukan sebuah kotak cincin didalam saku jas Zee.
Nunew melihat2 kotak itu dan membukanya.

"Wahh. Bagusnya." ujar Nunew sambil melihat2 cincin itu, setelah puas Nunew kembali menutup kotak itu dan menaruhnya di meja dekat tempat tidur.

Sementara ketika Zee sedang mandi dia teringat kotak cincin yang dia simpan dikantung jas yang tadi dia pakai.
Zee mempercepat mandinya dan segera keluar dari kamar mandi.

Zee berjalan cepat menuju kamar dan melihat pada Nunew yang sedang mengambil baju tidur untuk Zee.

Zee melihat ke meja disamping tempat tidur dan disanalah terdapat kotak yang dia beli tadi.
Zee menyesali perbuatannya yang ceroboh hingga kotak itu bisa ditemukan Nunew.

Nunew membalikkan badan dan melihat Zee yang terdiam didekat pintu dan memandang kotak cincin itu.
Nunew heran lalu melihat kearah kotak cincin itu.

Nunew mendekati kotak cincin itu namun tiba2 Zee berlari dan segera mengambil kotak itu dari meja.
Nunew begitu terkejut melihat tingkah Zee.

Zee dan Nunew saling pandang.
Nunew dengan wajah bingungnya dan Zee dengan wajah tegangnya.
Zee menggenggam kotak itu dibelakang punggungnya.
Namun wajah Nunew tiba2 marah.

"Kenapa harus disembunyikan? Punya siapa cincin itu?" ujar Nunew mendekati Zee.

Zee hanya terdiam dan bingung harus menjawab apa pada Nunew.

"Apa Hia punya kekasih lain? Karena Nhu yakin kalau itu bukan sembarang cincin." ujar Nunew lagi dengan wajah yang semakin marah.

Zee melihat kemarahan Nunew akhirnya menghela nafas panjang dan menyerah.
Zee mengeluarkan kotak itu dari belakang badannya dan memperlihatkannya pada Nunew.

"Humm. Ini memang bukan sembarang cincin, ini cincin untuk melamar." ujar Zee mempoutkan mulutnya.

"Hia akan melamar siapa? Atau itu bukan punya Hia?" tanya Nunew hampir menangis.

"Ini punya Hia." ujar Zee lagi.

Nunew semakin marah dan ingin rasanya Nunew memukuli dan menampar pipi pria didepannya itu.

Nunew membalikkan badannya dan meneteskan airmata.

"Nhu.." teriak Zee dan Nunew menghentikan langkahnya.

"Ini memang cincin Hia." ujar Zee menghampiri Nunew dan membalikkan badan Nunew menghadapnya.
Zee terkejut melihat airmata di mata Nunew.

Nunew dengan kasar mengusap airmata yang mengalir dipipinya.
Tiba2 Nunew terkejut melihat Zee yang tiba2 bersujud didepannya.

"Nhu... Hia ingin Nunew selamanya ada di hidup Hia. Nunew yang membuat Hia merasa bahagia selama ini. Maukah Nunew menjadi pendamping hidup Hia selamanya?" ujar Zee dan membuka kotak itu dan mengulurkannya pada Nunew.

Nunew membelalakkan matanya dan kembali menangis bahagia.
Zee menganggukkan kepalanya meminta jawaban dari Nunew yang hanya terdiam dan menangis.

Nunew kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Humm. Nunew mau." ujar Nunew.

Zeepun berdiri dan mengeluarkan cincin itu dari dalam kotak dan mengambil tangan kiri Nunew dan memasangkannya disana.
Zee mencium cincin yang ada dijari manis Nunew dan memeluk Nunew dengan erat.

"Terima kasih, sayang." ujar Zee dan mencium atas kepala Nunew.

Nunew menenggelamkan wajahnya didada Zee dan masih menangis bahagia.
Zee mengangkat wajah Nunew menghadap ke wajahnya.

"Kalau kau bahagia, mengapa menangis?" ujar Zee dan Nunew yang malu memukul dada Zee dengan lembut.

Zee tertawa kecil dan kembali memeluk Nunew.

"Tunanganku yang cengeng." ujar Zee dan mencium kepala Nunew lagi.

.
.
.
Next
.
.
.
.
.

578

Love Story (ZeeNunew) 011Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang