Baru saja memasuki sekolah tapi Wonyoung sudah membuat masalah, gadis itu terus mengganggunya dari pagi dan saat ini mereka tengah ada di gudang belakang sekolah dengan Wonyoung yang tadi menyeretnya paksa saat Junghwan tidak ada di kelas, pintu gudang terkunci dari dalam gadis itu menguncinya, tidak ada celah bahkan jendela pun tidak ada, semuanya tampak begitu pengap namun untung saja penyakit sialan itu tidak kambuh, karena Haruto sedang tak menginginkan nya untuk kambuh.
Tidak ada cctv, tidak ada kamera dan tidak ada orang lain selain mereka jadi Haruto bisa dengan bebas berbuat apa saja.
Haruto melepaskan ikatan pada dirinya dengan mudah, membuka lakban yang menutupi bibirnya, tatapan yang tadi terlihat ketakutan kini berganti dengan penuh seringai, begitu terlihat licik.
Haruto berdiri menatap sengit pada sang lawan bicara, satu sudut bibir pemuda itu terangkat membentuk seringai, tidak ada lagi tatapan lugu dan sok polos,
"Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini padamu, tapi sepertinya kau benar-benar meminta untuk di hajar"
Haruto meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, ia melepaskan dasi yang terasa mencekik membuka dua kancing seragam sekolahnya.
Bugh!
Gadis itu tersungkur dengan memegang perutnya.
"Sialan! Jadi benar kau hanya berpura-pura hah??!"
Haruto hanya tersenyum menanggapi pertanyaan gadis itu, Haruto mendudukkan tubuhnya di kursi usang, pemuda manis itu membiarkan Wonyoung mendekat dan menampar pipinya.
"Puas, hm?"
Tak butuh waktu lama Haruto dalam membalik keadaan dengan begitu cepat, pemuda itu kini ada diatas sang gadis dengan tangan yang terus mencengkram perut gadis itu hingga Wonyoung menjerit kesakitan
"Lepaskan hiks!"
"Akh-- sakit!"
Bugh!
Uhuk!
"Jangan kau pikir bahwa kau perempuan aku tidak berani padamu, bisa saja aku menghancurkan kepala mu saat ini juga!"
"Akh-- hiks ampun!" Tangis gadis itu itu pecah saat Haruto semakin menarik kuat rambutnya, menyeret tubuh Wonyoung sambil tersenyum bak psikopat.
Beberapa helai rambut bahkan sampai rontok parah, kepala Wonyoung rasanya berdenyut sakit.
"Jangan pernah lagi berani macam-macam padaku!"
Haruto menghempaskan tubuh gadis itu begitu saja, pemuda itu lantas mengambil satu batang rokok dan menyesapnya dengan sangat santai mengabaikan Wonyoung yang terus menangis kesakitan.
Kapan lagi ia bisa bersantai seperti ini? Ternyata memainkan sebuah drama lelah juga,
"Sialan!" Suara langkah kaki mendekat kearah gudang, terdengar begitu banyak orang yang memanggil namanya.
Haruto kelimpungan, bagaimana ia menyusun drama lagi sedangkan Wonyoung sudah terkapar,
Suara itu semakin mendekat,
Baiklah, saatnya berbuat nekat.
Haruto melemparkan inhaler miliknya kedekat gadis itu, lantas Haruto menekan ujung rokok pada leher, tangan dan dibawah mata, ia meringis ternyata sakit juga, bekas tamparan gadis itu ia buat semakin parah dengan menampar pipinya berulang kali hingga membuat darah segar keluar dari indra penciuman nya,
Haruto membuat bajunya terlihat acak acakan, rambut pemuda itu sudah tak tersusun rapih, debu sengaja ia tempelkan pada seluruh tubuh nya tanpa kecuali,
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Boy (?)
Teen FictionHaikal si manusia manipulatif yang bertransmigrasi kedalam novel 'Crazy Family' mengisi tokoh antagonis bernama Watanabe Haruto sosok yang begitu di benci oleh anggota keluarga serta teman-teman nya karena mempunyai sikap yang urakan dan selalu ber...