Bab 10.

14.9K 1.6K 72
                                    

Doyoung terus menenangkan Junghwan yang sedari tadi tak henti-hentinya menangis sesegukan, pemuda itu menatap iba pada Junghwan ia tak menyangka jika Junghwan akan menangis sehebat ini karena yang Doyoung tau Junghwan begitu membenci Haruto, dulu.

Terlalu sering mereka berdua bertengkar, Haruto yang keras kepala dan Junghwan yang sama keras kepalanya membuat kedua pemuda itu tak bisa akur walaupun satu detik dan yang Doyoung tau Junghwan itu terkadang bertindak licik untuk mengambil hati keluarga Watanabe.

Sudah 1 jam lamanya Haruto berada di ruangan Instalasi Gawat Darurat membuat Junghwan semakin di landa panik karena dokter belum juga memberikan kabar, ia bahkan sampai lupa untuk menghubungi keluarganya.

Dengan tangan gemetar Junghwan mendial nomor Hanbin, perlu menunggu beberapa saat sampai sambungan tersambung

"Junghwan, ada apa nak?"

"A-ayah-- hiks-- kak Haru, kak--"

"Junghwan bicara yang benar? Kak Haru kenapa?"

"K-kak Haru dia--"

"JUNGHWAN ADA APA??! CEPAT KATAKAN KAKAK MU KENAPA?"

"Kak Haru gak sadarkan diri, sekarang kita ada di rumah sakit, kak Haru di igd!"

Dengan sekali tarikan nafas Junghwan berbicara cukup keras pada Hanbin, sambungan terputus secara sepihak, Junghwan meluruh kembali menangis dan terus menatap ruang Instalasi Gawat Darurat dengan tatapan penuh harap.

"Kenapa dokter lama sekali?"

"Sabar Ju, gue yakin Haru pasti kuat"

Junghwan menunggu dalam harap, didalam hati ia terus merapalkan do'a pada Tuhan, berharap bahwa Tuhan mau mendengar suara hatinya, suara seorang hamba yang selalu berbuat jahat.

"Junghwan--"

"Dok kenapa kakak saya--"

"Maaf dek, saya harus membawa kakak anda ke ruang ICU"

Kaki Junghwan kembali melemas, pemuda itu tak bisa lagi menopang berat tubuhnya, sampai tak lama Hanbin dan ketiga putranya berlari di lorong rumah sakit dengan tatapan yang begitu terlihat khawatir.

"Ju? Bagaimana keadaan kakakmu? Dia sudah keluar dari igd kan? Dia baik-baik saja kan?"

Junghwan menggeleng lemas "Kak Haru kritis ayah"



******

BUGH!

Pukulan cukup keras Jeongwoo terima setibanya ia di rumah sakit baru saja menginjakkan kakinya di parkiran Jeongwoo langsung mendapatkan bogeman mentah dari Yoshi, kakak sulung Haruto.

"Bangun lo sialan!"

Tak mempedulikan meskipun mereka kini menjadi tontonan, Yoshi kembali melayangkan pukulan pada kekasih adiknya berkali-kali.

"Kak uhuk g-gue minta maaf" Ucap Jeongwoo dengan terbata berusaha melindungi tubuhnya dari hantaman keras yang terus dilayangkan Yoshi pada tubuhnya.

"Gak ada kata maaf untuk lo sialan! Bangun! Hajar gue! Pukul gue pecundang!"

Yoshi menarik kerah baju Jeongwoo, menatap nyalang pada wajah kekasih adiknya yang sudah babak belur,

PLAK!

PLAK!

PLAK

Antagonis Boy (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang