Bab 23

6.5K 819 47
                                    

Setelah menunggu lumayan lama akhirnya Haruto kembali tinggal bersama keluarganya, Hanbin kemarin menjemputnya dan mereka tinggal di rumah baru.

Namun saat baru memasuki rumah Haruto dibuat terkejut dengan Asahi yang berdiri dengan tatapan kosong didepan nya, pemuda itu tampak seperti mayat hidup, tubuh yang semakin kurus kering dan wajah pucat serta lingkaran mata hitam.

"Kak Asa?" Sapa Junghwan melambaikan tangan didepan wajah Asahi,

Asahi tak bergerak sama sekali, namun pemuda itu melirik sekilas kearah Haruto memberikan tatapan yang sedikit aneh, Haruto sampai menelan ludah ketika tatapan yang begitu menusuk membuat bulu kuduk nya merinding.

Asahi kembali berbalik dan melangkah maju ke arah kamarnya,

"Kak Asa kenapa?" Tanya Haruto yang mendapatkan gelengan dari Junghwan, Asahi tampak sedikit aneh, tatapan wajah pemuda itu terlihat sangat kosong.

"Ruru masuk sini sayang.. "

Hanbin dan Mashiho menyambut keduanya, Haruto berlari kecil dan memeluk ayah serta kakaknya.

"Ayah, kak Asa kenapa?"

Hanbin tersenyum kecil, mengusap lembut wajah putra bungsunya, namun pria itu tak menyembunyikan rasa sedih tatapannya tampak begitu sendu.

"Kak Asa sakit, dia mungkin cuma gak enak badan, jangan ganggu kakak mu dulu ya?"

Haruto tahu bahwa Hanbin berbohong, selama mereka menginap di rumah Jeongwoo pasti ada sesuatu yang terjadi, wajah Mashiho juga tampak begitu sembab, keadaan keduanya sangat kacau seperti sudah tak tidur beberapa hari.

"Kamu istirahat ya dek?" Mashiho menarik lembut tangan adiknya, ia tahu bahwa Haruto terlihat sangat ragu.

"Jangan terlalu banyak berpikir dek, kakakmu mungkin memang tak enak badan"

Selama berjalan menuju kamarnya Haruto terus saja diam, Mashiho masih berusaha menenangkan Haruto, pasalnya Haruto juga tidak boleh banyak berpikir keras itu akan membuat kondisi mentalnya tidak stabil.

Seharusnya Haruto belum boleh datang kerumah ini karena kondisi didalamnya memang sedang kacau, namun disatu sisi mereka juga mengkhawatirkan bungsu Watanabe itu karena perkataan Jeongwoo yang menyebutkan bahwa Haruto di teror beberapa hari ini.

"Istirahat ya?"

Cup!

Haruto menatap kosong kepergian Mashiho, ia masih berpikir tentang kondisi Asahi yang tampak jauh lebih kacau daripada Yoshi.

"Aku tau kalian berbohong.. "




********





"Haus... "

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari, namun Haruto terbangun karena tenggorokan nya terasa begitu kering, dengan perlahan ia menyingkirkan tangan Junghwan yang melingkar di pinggangnya.

Haruto membuka pintu kamar, rumah tampak sepi mungkin karena sudah malam juga, anak itu menuruni anak tangga untuk menuju kearah dapur, namun tak seperti ruangan yang lainnya dapur tampak begitu gelap.

Perlahan Haruto meraba bagian dinding untuk mencari saklar lampu, namun baru beberapa langkah kakinya merasa menginjak sesuatu yang dingin dan lumayan lengket.

Dugh!

"Akh-"

Tubuhnya tersungkur ketika tak sengaja tersandung sesuatu, karena rumah baru Haruto belum juga menemukan saklar lampu, pemuda itu mendengus sebal ia sungguh tak melihat apapun. Namun tangannya sangat basah dan lengket tapi tunggu--

Antagonis Boy (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang