Bab 20

8.2K 956 18
                                    

Saat sampai dimeja makan Haruto tiba-tiba saja terlihat gelisah, pemuda manis itu terus mendekap Jeongwoo dan enggan untuk membuka matanya, nafas Haruto juga terdengar berderu cepat pemuda manis itu hanya bisa menangis sesegukan dan meracau memohon ampun membuat keluarga Watanabe terlihat kebingungan.

"Ru sayang kamu kenapa?"

Jeongwoo menepuk pelan pipi kekasihnya,

Saat berada di lantai atas Haruto baik-baik saja anak itu bahkan masih bercanda dengan Jeongwoo, namun setelah sampai di lantai 1 dan menemui keluarganya dimeja makan Haruto malah menutup matanya dan semakin merekatkan pelukan pada Jeongwoo.

"Ampun... Ruru minta maaf hiks... Ampun sakit kakak... "

"S-sakit hiks... Kakak sakit..."

Tubuh Haruto sekarang bahkan tak berhenti bergerak didalam gendongan Jeongwoo, Jeongwoo mulai di landa panik begitupun dengan anggota keluarga nya yang lain

Mereka di buat bingung, Haruto terus merintih kesakitan dan menangis memohon ampun.

Junghwan tampak terdiam sebentar, tadi sore Junghwan menemukan Haruto ada di ruang putih, pemuda itu lantas mengeluarkan ponsel dan mencari sesuatu di internet, seketika mata Junghwan membulat lebar pemuda itu melihat kearah sekitar dimana cat dinding rumah yang sepenuhnya warna putih, Mashiho yang memakai baju putih dan juga banyak hiasan berwarna putih.

"Jeo bawa Haru ke lantai atas lagi cepat!"

Tak ingin melihat kondisi Haruto semakin memburuk Junghwan menyuruh Jeongwoo untuk membawa Haruto ke lantai atas lagi, karena cat dinding di lantai atas berwarna biru laut.

"Ju ada apa??!" Tanya Hanbin yang merasa heran pada tingkah putra bungsunya,

"Ayah tau kan kita selama 2 minggu ini di kurung sama kak Yoshi?"

Mendengar nama Yoshi kembali di sebut Asahi segera memegang tangan Mashiho, Mashiho yang menyadari adiknya memegang tangan Asahi, berusaha untuk memberikan kenyamanan.

Junghwan yang menyadari reaksi Asahi tampak ketakutan bergeser mendekati Hanbin dan berbisik pelan ditelinga ayahnya.

"Begitupun Haru, dia di kurung di ruang hukuman serba putih selama 2 minggu, mungkin itu yang membuat Haru ketakutan, efeknya memang bisa memicu trauma dan tekanan mental, bahkan jika di kurung sampai berbulan-bulan orang itu bisa kehilangan seluruh memorinya"

Bisik Junghwan yang membuat Hanbin paham,

"Ayah rasa kita tidak bisa lagi tinggal disini, kondisi mental ketiga kakak mu juga belum sepenuhnya pulih, ayah putuskan kita akan pindah rumah minggu depan untuk sementara Haruto biar tinggal bersama Jeongwoo karena dia tak mungkin tinggal disini"

"APA?!"

Junghwan tentu saja berseru tak terima, bagaimana mungkin ayah dengan enteng berbicara bahwa Haruto akan tinggal bersama Jeongwoo, tidak Junghwan tidak akan membiarkan itu semua terjadi.

"Memangnya kenapa?"

"Aku juga tidak setuju ayah!" Kata Mashiho mulai angkat bicara, karena bagaimana pun Jeongwoo bukan orang baik.

"Memangnya kalian tega melihat adik kalian terus ketakutan? 70% rumah ini di dominansi warna putih karena dulu mendiang ibu kalian suka warna putih, kita tidak mungkin bukan terus mengurungnya di kamar?"

"Baik tapi dengan syarat, Junghwan harus ikut"

Hanbin mengangguk kecil atas usulan dari Mashiho, Junghwan yang di tunjuk tentu saja langsung sumringah, lagian juga ia tak akan membiarkan Haruto berduaan bersama Jeongwoo.

Antagonis Boy (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang