Bab 2

16.8K 1.8K 71
                                    

Yoshi menatap bangunan mewah yang kini menjulang tinggi didepan matanya, tak henti-henti helaan nafas yang begitu berat dikeluarkan oleh pemuda kelahiran Jepang tersebut,

Sudah lama sekali setelah Ibu meninggal Yoshi tak pernah berkunjung ke mansion mewah ini, tempat dimana ia dibesarkan, tempat yang menyimpan beribu kenangan dan tempat dimana dulu sekali mereka masih hidup bahagia saat Ibu masih ada.

"Kakak kenapa kita diam terus?"

Yoshi terkesiap, sebenarnya ia sungguh enggan untuk melangkahkan kakinya masuk kedalam mansion tersebut, terlalu banyak kenangan yang tak dapat Yoshi lupakan,

"Apa kita salah rumah?" Pertanyaan kedua yang membuat Yoshi segera merespon adiknya,

"Tidak" Yoshi menggenggam erat tangan Haruto membawa kaki itu melangkah untuk memasuki kediaman keluarga Watanabe, tak banyak yang berubah dari halaman rumah tersebut mungkin hanya cat temboknya yang diganti.

"Ayo masuk" Yoshi tersenyum simpul, dengan tatapan tenang pemuda itu masuk kedalam mansion, bodyguard yang berjaga di depan pintu pun menunduk hormat, mereka tak mungkin melupakan anak pertama dari tuannya.

"Selamat datang kembali, Tuan muda Yoshi"

Yejun menunduk hormat, menyambut kembali kedatangan Yoshi,

"Lama tidak bertemu, Yejun"

Dulu saat Yoshi masih menetap di Korea, Yejun lah yang banyak membantu Yoshi mengurusi segala sesuatu.

Kaki Yoshi melangkah masuk kedalam rumah, dan langsung bersitatap dengan kedua adiknya dan Hanbin yang terduduk tenang sambil menyesap kopi.

"Aku kira dia sudah mati" Tunjuk Hanbin kearah Haruto yang kini berdiri di samping Yoshi.

"Jaga ucapan mu Ayah" Tekan Yoshi merasa tak terima karena ucapan Hanbin yang begitu menusuk,

"Jadi kau kembali dari Jepang hanya untuk mengurus bocah sialan itu?" Tanya Asahi dengan tatapan datar, matanya menatap tajam kearah sang adik yang kini mulai menunduk takut.

"Cih, kau sedang memainkan drama anak sialan?" Mashiho tersenyum miring, kakinya melangkah mendekat kearah Haruto yang terus berdiri di samping Yoshi

"Jangan berpura-pura lugu, aku tak akan tertipu oleh drama murahan mu itu"

Yoshi merasa tangan Haruto semakin mencengkram kuat tangannya, tangan adiknya juga terasa sedikit basah

"Kakak ayo pergi mereka menakutkan" Haruto sedikit berbisik, menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh sang kakak,

"Ruru tidak mau"

"Mashiho berhenti kau membuatnya takut"

"Kak? Kau percaya?! Dia hanya berpura-pura!" Sentak mashiho merasa tak terima karena Yoshi seperti nya membela penuh Haruto,

Sebelumnya memang Yoshi sudah menghubungi Hanbin dan memberi tahu kondisi adiknya setelah bangun dari koma, tapi selama Yoshi merawat Haruto, Hanbin dan kedua putra nya tak pernah sejengkal pun memasuki kawasan rumah sakit.

Mereka menganggap Haruto hanya berpura-pura, dan itu konyol bagi Yoshi, bagaimana mungkin seorang ayah menganggap kecelakaan anaknya sebagai lelucon?

Manusia-manusia gila memang.

"Yejun tunjukan aku kamar Haruto"

Yejun mengangguk kecil berjalan lebih dulu diikuti oleh Yoshi dan Haruto yang mengekor dari belakang,

Sedangkan Hanbin dan kedua putranya saling bersitatap

"Apa kau percaya padanya ayah?" Tanya Mashiho

"Aku rasa dia hanya berpura-pura" Sambung Asahi.

Antagonis Boy (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang