@nirinanana: hai, Kara ya?
@nirinanana: maaf ya, gue kemarin nonton bareng sama Refal, Aji, dan Kirana. Harusnya samping gue Aji tapi Aji lagi ke toilet. Lo jadi salah paham, maaf bikin berantem ya.
Hari ini adalah hari yang baik bagi Kara. Bangun pagi, sarapan bersama Keenan dan Ibu Keenan, lalu membantu Ibu Keenan untuk memasak makan siang.
Makan siang kali ini lebih spesial dari hari kemarin. Selain Kara, Keenan, dan Ibu Keenan, hadir seseorang--yang bagaimana pun keadaan hubungan Kara dengan orang itu--spesial bagi Kara, Refal.
Pagi tadi Refal datang ke rumah Keenan dengan membawa buket bunga. Ini kejutan bagi Kara.
Setelah sarapan, terdengar suara motor besar di depan rumah Keenan. Tentu laki-laki itu yang berinisiatif melihat keluar. Tidak disangka, Refal, dengan senyum manisnya, membawa buket bunga, dengan percaya diri berdiri di depan pagar rumah Keenan.
Mungkin di pandanganmu Refal adalah seseorang yang cukup buruk, namun percayalah Refal tidak seburuk itu.
Belum ada satupun laki-laki yang memberinya perlakuan sungguh baik (selain Keenan) seperti ini. Refal lebih banyak memberinya kejutan dibanding selalu ada untuknya. Itu cukup bagi Kara. Refal membuatnya suka akan kejutan.
Kini Kara sedang menyuci piring menemani Ibu Keenan yang sedang bebersih dapur. Sesekali Ia memperhatikan Refal dan Keenan yang sedang--dengan akrabnya--berbincang di ruang tengah. Entah mengapa, pemandangan ini membuat hatinya tenang.
***
"Maaf ya bro, gue kalut kemarin. Harusnya gue percaya lo. Gue juga minta maaf buat kejadian tempo hari gue sempet dateng kesini tiba tiba."
Keenan ingin muntah. Kata maaf yang baru saja terucap oleh laki-laki di sampingnya tidak sanggup mengubah pandangannya terhadap laki-laki itu. Tentang bagaimana ia memperlakukan perempuan yang ia peduli, Kara.
Siang tadi ada yang datang tanpa diundang. Katanya kedatangannya bertujuan untuk membawa damai, namun sejak pertama mendapati Refal di depan gerbang rumahnya, ada rasa tidak suka dalam hatinya.
Sejak pertama kali Keenan menghampiri Kara di rumahnya, sudah banyak tanda-tanda yang membuktikan keanehan hubungan Refal-Kara. Di tambah kejadian adu mulut di rumah Keenan dan adu jotos di pasar malam, rasa percaya Keenan sudah menyentuh 0% dibuatnya.
"Awas, anjrit!" seru Keenan di tengah pertandingan Mario Kart melawan Refal. Ia bahkan tidak menggubris apa yang baru saja di utarakan oleh laki-laki di sebelahnya itu.
"Anjrit lo menang lagi, dua kali berturut-turut!" balas Refal.
Permainan usai. Keduanya membanting tubuh pada sandaran sofa.
Keenan menghela nafas. "Jadi, sudah baikan?" Refal tidak akan mengerti bagaimana Keenan berusaha keras untuk tetap tenang dan membuat suasana tidak menjadi canggung.
Refal mengangguk. "Gue serius soal permintaan maaf tadi."
"He-em." Keenan mengangguk. "Gue ngerti, gue seolah-olah tiba-tiba hadir di kisah lo berdua. Seakan mau ganggu. Sebenernya nggak, Ref. Gue nggak nyangka juga Kara di sini sekarang. Untuk itu juga gue minta maaf karna udah bikin persoalan baru di hubungan kalian."
"Tapi itu nggak men-justify lo untuk bisa melakukan hal-hal buruk ke Kara. Apapun itu, Ref. Mungkin gue nggak tau banyak." sambungnya.
"Ya... lo emang nggak tau apa yang sudah terjadi di dalam hubungan kita berdua, sih." balas Refal. "Gue udah mulai nggak apa-apa dengan Kara stay di sini untuk sementara. Asal lo nggak ikut campur hubungan kita aja. Gue tau apa yang gue lakuin kok, jadi lo nggak perlu khawatir soal hubungan kita berdua, terutama tentang Kara."
Hah?
Jujur saja, jika Keenan bukan orang yang penyabar, laki-laki itu sudah membanting Refal setelah perkataannya barusan.
Keenan tau ia tidak mengetahui apapun tentang hubungan keduanya. Namun serapat apapun bangkai disembunyikan, pasti akan tercium juga. Apapun yang terjadi dengan keduanya, Keenan berjanji akan tetap menjaga Kara.
"Karena gue janji akan jadi yang terbaik untuk Kara." ucap Refal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Therefore She is Dodging The Bullet
Nouvellescerita tentang Keenan yang menyimpan rasa bertahun-tahun lamanya.