hilang kabar

52 0 0
                                    

"Sial, lo menyimpan perasaan se-lama itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sial, lo menyimpan perasaan se-lama itu?"

Di meja kantin, di jam istirahat, akhirnya, setelah seminggu penantian, Keenan membagi ceritanya mengenai Kara kepada teman-temannya. Jelas, ini adalah berita yang sangat mengejutkan. Siapa sangka Keenan bisa menyimpan rahasia se-lama ini.

"Biasa aja, No." balas Keenan.

"Terus, terus ini gimana?" tanya Rafael. Memancing Keenan untuk berbicara lebih jauh.

"Telfon gue di kamar lo, itu obrolan terakhir gue sama dia. Tenang aja, gue chat kok. Tapi dia bales seadanya banget. Dia juga nggak ngasih gue nyamperin dia." jelas Keenan.

"Kok gitu?" tanya Bara.

"Lo nanya gue, gue nanya siapa?" balas Keenan.

"Jadi setelah tiga tahunan, dia hubungin lo lagi, terus dia ilang, gitu?" 

Keenan mengangguk. "Kayaknya sih gitu."

"Kalo gitu langsung aja lo samperin, nggak usah nanya-nanya dulu." saran Bara.

Gino menoleh pada Keenan. "Bener juga, Nan. Kenapa nggak gitu?"

"Takut ganggu, anjir. Aneh-aneh aja."

"Lo yang aneh lagian. Depan kita laki banget, tapi kalo udah soal ginian, cemen banget najis. Kejar dong, sampe dapet. Kemana aja selama ini, hey." balas Rafael. "Bodoamat, Refal-Refal itu. Jadiin dia saingan lo, atau lo cemen."

Bara dan Gino mengangguk setuju.

Nggak gitu. Sebut Keenan dalam hati. Benar, Keenan menyukai perempuan itu. Namun hatinya masih belum yakin untuk menjurus ke sana. Keenan juga tidak yakin jika perempuan itu mau dengannya. 

Kara mengenalnya sejak kecil. Sejak Keenan bukan apa-apa. Siapa sangka Keenan si culun berambut mangkok bisa disebut dengan kakak kelas keren di tahun keduanya di SMA. Siapa sangka Keenan akan berubah sedrastis ini. Sebeda apapun penampilannya, Keenan yakin dirinya masih terlihat seperti Keenan yang sama seperti Keenan yang dulu di mata Kara. Pikiran itu semakin membuatnya yakin, Kara tidak akan membalas perasaannya.

"Ngapain lo bengong? Bel, goblok. Masuk kelas." ujar Gino membuat Keenan menoleh. Ketiga temannya sudah berdiri di sisi meja, hendak meninggalkan tempat.

"Udah nggak usah di pikirin. Padahal banyak adek kelas juga yang nungguin lo, Nan." ucap Bara seakan paham apa yang sedang Keenan pikirkan.

"Kalo lo emang mau, ya deketin cepet. Or you might lose her." sambung Rafael.

" sambung Rafael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Therefore She is Dodging The BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang