The Masterpiece - 3

4.5K 339 17
                                    

"Ya Tuhan, Jay-ya!"

Jay terkejut saat lengannya tiba-tiba ditarik oleh Manajernim. Ia mengerjap dengan kepala pening.

"Hei? Semalam kamu mabuk? Apa yang kamu lakukan tertidur di lantai yang dingin?" cerca sang Manajer pada Jay.

Jay meringis pedih, matanya sulit untuk dibuka.

"Apa kau menangis semalaman? Ya Tuhan.. Lihatlah matamu bengkak sekali. Ayo ku bantu berdiri, cuci mukamu.."

"Ponsel... Ponselku, Manajer-nim.."

Manajernim segera mencari ponsel Jay. Ponsel itu tak dapat dinyalakan karena baterainya yang habis. Jay mengucek matanya. Ah, jadi semalam ia melantur berbicara pada ponsel yang mati?

"Aku kira aku sudah gila. Semalaman aku melantur berbicara sendiri." gumam Jay dengan lesu.

Manajernim menghela napasnya, "Sana, cepat bersihkan dirimu. Pagi ini kamu ada jadwal, Jay-yaa.."

"Baik, Manajer-nim, maafkan aku.. Bisa tolong kamu isi daya ponselku?"

💥💥

Jay memiliki jadwal yang sangat padat pagi ini. Baru saat makan siang, ia dapat menyentuh ponselnya kembali. Dengan santai ia memakan menu siangnya selagi menunggu ponselnya menyala.

"Woah, mie dingin memang terbaik saat cuaca sepanas ini." ucap Jay pada sang Manajer.

Manajernim tertawa sekilas, "Lebih tepatnya itu cocok untuk pengarmu! Lain kali jangan minum saat esok hari ada jadwal pagi, Jay-ya! Kau membuatku panik pagi tadi."

"Haha! Maafkan aku, Manajer-nim."

Baru saja ponsel Jay menyala. Ponsel tersebut tak berhenti berdering. Beberapa pesan masuk dari sang Manajer meruntutinya. Ia dengan kekehan bersalah membuka satu persatu pesan itu. Sampai akhirnya ia tersadar, tak hanya Manajer-nim yang menghujani pesan.





BRAK!

"A-APA ITU!? Ma-manajer-nim.. Tidak! Apa yang ku lakukan semalam!?"

Manajer-nim terkejut saat Jay tiba-tiba terjatuh dari kursinya. Beberapa pasang mata langsung menatap ke arahnya. Jay menunjuk horor ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Ia bangkit lalu menyodorkan ponsel itu pada sang Manajer.








+111xxxxx
|Hyung, apa kamu sudah tidur?
|Sepertinya kamu sangat mabuk
|Beristirahatlah, Jay Hyung
|Jika ada waktu, mari kita mengobrol lagi
|Aku ingin meminta maaf secara langsung
|Hyung-ah.. selamat malam




💥💥






Jay seolah kehilangan nyawanya. Ia tak dapat fokus bekerja dan terus menerus mengecek ponsel tanpa berani membalas pesan itu.

Manajer-nim nampak khawatir, "Apa yang kamu bicarakan dengannya? Kalian mengobrol cukup lama jika dilihat di riwayat panggilan. Hah... Apa kamu menelponnya saat mabuk?"

Jay menatap sendu ke arah Manajer-nim.

"Aku ingat memintanya kembali, Manajer-nim. Aku ingat aku mengatakan tidak mau melihat wajahnya karena sakit hatiku. Bagaimana ini? Jungwon sangat baik. Dia mau menemuiku. Bagaimana jika dia datang dengan kekasih barunya? Bagaimana jika saat aku menelponnya kemarin, kekasihnya ada bersamanya?"

"Jay-ya..."

Jay menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Ia merasa ingin memutar waktu dan menjauhi minuman beralkohol itu semalam. Mengapa ia begitu ceroboh?

"Balas saja permintaannya dulu. Mungkin.. Jungwon ingin menyelesaikan semuanya dengan baik, Jay-yaa.. Jika kamu percaya dia tidak akan bertingkah aneh-aneh, maka aku biarkan kamu menemuinya."

short story : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang