"Emang boleh se-couple itu? Kalian nggak ada lowkey-nya sama sekali ya?"
Jungwon menoleh dengan cepat saat sadar apa yang kakak perempuannya itu ucapkan. Dengan panik ia meraih sebuah polaroid yang dipegang oleh perempuan itu. Foto berisikan dirinya dan Jay yang memakai pakaian sama persis di apartemen Jay.
"Jangan sentuh-sentuh barang orang sembarangan." ucap Jungwon yang langsung mengantongi foto tersebut.
"Kalau Ayah sama Bunda tahu, pasti lo kena marah. Jangan asal-asalan soal hubungan kayak gini." hardik Jiwon, kakak perempuan Jungwon.
Jungwon menghela napasnya, "Orang cuma temen." sahutnya sensi.
Jiwon mendengus, "Jay sendiri yang bilang ke gue kalau dia suka sama lo."
"Ya itu urusan dia."
"Jadi, lo-nya nggak suka sama Jay? Dia aja terang-terangan gitu deketin lo. Cowok gila."
Jungwon menoleh dengan cepat, "Jangan asal ngatain orang kalau lo nggak tahu aslinya. Jay itu temen yang baik tergantung sama siapa dia ngejalaninnya."
Jiwon memutar bola matanya malas, "Awas lo gue aduin ke Bunda kalau aneh-aneh mainnya!"
"Apaan sih!?"
Jiwon berjalan melewati Jungwon dengan wajah mencibir, meninggalkan adik laki-lakinya itu dengan perasaan kesal.
++++
Jay menyangga kepalanya seraya memandangi Jungwon yang nampak berwajah suram. Pria itu ia bawa ke apartemennya untuk makan mala seperti biasa.Agenda Jungwon setelah berkunjung ke orang tuanya secara rutin, maka Jay akan menjemputnya setelah itu.
Jay seperti biasa pun menyiapkan makan malam untuk kekasihnya. Namun malam ini, Jay seolah tahu ada kejadian tak mengenakkan saat Jungwon pulang ke rumahnya.
"Perasaan aku aja atau emang kamu lagi bad mood, Won?" tanya Jay tanpa basa-basi.
Jungwon menatap kekasihnya itu, "Apaan? Enggak kok." elaknya seraya tersenyum tipis.
"Ah kamu nggak pinter bohongnya." ucap Jay seraya bangkit. Ia berjalan mengitari meja makannya lalu duduk tepat di samping kekasihnya itu.
"Cerita sama aku, Won.." pinta Jay dengan lembut.
Jay menyelipkan rambut panjang Jungwon, ia mainkan rambut lembut kekasihnya itu dengan tatapan penuh cinta.
"Kalau kamu nggak cerita, mana bisa aku tahu masalahnya. Aku kan ada buat kamu biar bisa ngeringanin hal-hal semacam gini. Hum? Ada apa, Sayangku..?"
Jungwon mau tak mau pum bercerita. Ia nampak begitu menggebu dan kesal mengulang kembali sikap kakak perempuannya itu.
Jay sesekali mengusap pipinya, atau sekadar menepuk pahanya ketika dirasa Jungwon terlalu berapi-api.
Sisi lain dari seorang Yang Jungwon, dimana tak semua beruntung mengetahuinya. Jungwon memang nampak tenang dan terstruktur. Tapi seringkali Jay mendapati pria manis itu dalam suasana hati yang buruk, bahkan saking kelamnya sampai meledak-ledak.
Jay beruntung dapat melihat sisi ini dari kekasihnya itu, yang tak banyak ia tunjukkan pada orang lain. Jay merasa spesial.
"Aku kesel sama dia!" final Jungwon dengan suara meninggi.
Jay meraih bahu kekasihnya, membawa Jungwon dalam pelukan hangat. Jay kecup bahu pria itu sebelum memundurkannya kembali untuk melanjutkan obrolan mereka.
"Valid, Sayang. Perasaan kesal kamu sama tingkah Jiwon itu pantas ada. Terlepas kita memang ada di hubungan terlarang kayak gini, perilaku Jiwon ke kamu, apalagi kamu saudaranya sendiri, dia harusnya nggak sinis begitu."
Jungwon mengangguk setuju, "Iya, kan!" sahutnya antusias.
"Tapi kamu tahu kan apa yang terpenting?" tanya Jay dengan lembut.
Jungwon menaikkan alisnya. Jay tersenyum manis ke arah pria di hadapannya itu.
"Terpenting... Aku sayangnya sama kamu. Aku cintanya sama kamu. Aku maunya juga sama kamu. Kakakmu nggak ada hak buat ngehakimi perasaan orang. Mau aku dikatain gila pun aku nggak peduli asal kamunya tahu aku gimana."
Jay mengusap pipi Jungwon dengan lembut, "Nggak papa, kamu nggak harus selalu belain aku." sambungnya lirih.
Jungwon menatap Jay dengan raut tak tega. Mengapa hanya dirinya yang bisa merasakan ketulusan dan kelembutan seorang Jay? Mengapa semua orang selalu menilai kekasihnya adalah sosok yang buruk?
Jay sangatlah sempurna dalam segala aspek, terutama dalam mengutarakan perasaan dan rasa cintanya pada seseorang. Dan hal itu membuat Jungwon pun ingin membalas sama besarnya akan cinta Jay padanya.
Jungwon menyukai Jay.
"Aku mau nyium kamu tapi mulutku masih rasa sarden." ucap Jungwon seraya membekap mulutnya.
Jay tak bisa menahan tawanya ketika pria manis itu berlari menuju kamar mandi, sepertinya hendak menggosok gigi.
Jay pun ikut mendekat, ia tunggui Jungwon tepat di pintu kamar mandinya.
Ketika pintu itu terbuka, Jay langsung menangkup wajah Jungwon dan menciumnya dengan lembut.
"Hmm.."
Cup!
Jungwon nampak terkejut, ia mengerjapkan matanya dengan gemas sehingga mengundang Jay untuk kembali menciumnya.
Cup!
Cup!
Cup!
Jay tertawa setelahnya, "Sayangku jangan banyak pikiran ya? Kamu tahu aku selalu milih kamu. Satu dunia pun rela aku tukar buat kamu, Won."
Jungwon tersenyum tipis, "Kali ini aku terima gombala kamu. Sini, aku mau cium lagi." ucapnya sembari mengalungkan lenganya di leher Jay.
Jay menyambut antusias, ia kembali mencium Jungwon dengan dalam dan perlahan membawa diri mereka menuju sofa.
"Hari ini nginep sini ya, Won?" pinta Jay di sela romansa keduanya.Jungwon bergumam setuju, ia kembali memiringkan kepala, melanjutkan intimasi yang sempat terjeda.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
short story : jaywon [✓]
Fanfictionkumpulan ide-ide kilat tentang jaywon. was 3rd in #jaywon