MPC04

483 59 1
                                    

Keesokkan harinya Kuea tidak masuk kuliah dan Lian dkk menyadari itu.

"Akhirnya dia keluar juga." ujar Lian.

"Apakah kita tidak keterlaluan kemarin, Lian?" ujar Max.

"Dia sendiri yang mencari masalah denganku." ujar Lian.

"Tapi aku belum mendengar kalau dia keluar dari kampus ini. Kupikir dia hanya ijin saja." ujar Max lagi.

"Apa yang kalian lakukan kemarin pada Kirin?" ujar Pure yang tiba2 datang.

"Dia menantang kelompok kita." ujar Lian.

"Kau pikir dia akan menyerah sekarang?" ujar James.

"Kau pikir dia sebodoh itu kembali kesini?" ujar Pure.

"Ahh sudahlah yang penting sekarang semoga saja dia kapok jadi kita tak perlu lagi mengotori tangan kita." ujar Lian dan pergi.
.

5 hari sudah Kuea tidak masuk kuliah namun hari ini semua mata siswa2 menatap pada sosok Kirin yang kembali datang ke kampus.

Dimata dan bibirnya masih ada sedikit sisa lebam.
Namun tidak ada sedikitpun ada rasa takut dimata Kuea.

Kuea melangkahkan kakinya memasuki pekarangan kampus.
Siswa2 yang melihatnya saling berbisik.

Hingga sampailah Kuea didalam kelas.
Nat membelalakkan matanya tak percaya kalau Kuea akan kembali kuliah.

"Kirin, kau kembali?" ujar Nat terlihat khawatir.

Kuea tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana kabarmu Kirin?" tanya Nat.

"Seperti yang kau lihat." ujar Kuea.

Nat menatap wajah Kuea dan Kuea kembali tersenyum.

Siang pun datang dan waktunya untuk makan siang.

"Kau mau ke kantin?" tanya Nat.
Kuea melihat pada wajah Nat yang tetap terlihat sangat khawatir.

"Tentu saja, aku lapar." ujar Kuea lalu berdiri dan berjalan menuju kantin.

Sesampainya di kantin Kuea berjalan santai mengambil makanan dan mencari tempat duduk.

Lian melihat Kuea masuk dan membelalakkan matanya.
Dia sungguh tidak percaya pada matanya yang melihat sosok Kuea ada disana.

Kuea tiba2 melihat pada Lian dan memalingkan wajahnya kembali.
Lian benar2 merasa kagum pada keberanian Kuea.
Lian memandang wajah Kuea yang sedang menyantap makanan didepannya.

"Apa yang akan kau lakukan lagi Lian?" tanya Max namun Lian hanya terdiam dan memandang wajah Kuea dari jauh.

"Kita lihat saja nanti." ujar Lian.
.

Sore itu kampus sudah sepi, Kuea pulang terlambat karena selama 4 hari dia tidak kuliah banyak mata pelajaran yang dia harus kejar.

Kuea berjalan sendiri dipekarangan kampus dan tiba2 ada beberapa orang yang menghadangnya.

Kuea menutup matanya merasa jengah dengan kelakuan Lian.

"Apa yang kalian mau?" tanya Kuea.

Tiba2 orang2 itu menyerang Kuea.
Kuea berusaha menyerang balik namun mereka bukan hanya siswa hingga Kuea merasa kewalahan.

Kuea akhirnya tertangkap dan mereka membawa Kuea kesebuah tempat yang sepi.

"Halo Kirin." ujar Lian.

"Lian, apa yang kau lakukan?" teriak Kuea.

"Ikat dia." ujar Lian dan segera dilakukan oleh orang2 yang Lian suruh.

Setelah Kuea terikat tangan dan kakinya Lian menyuruh semua orang2 itu untuk meninggalkan dia dan Kuea sendiri.

Lian menghampiri Kuea dengan kayu ditangannya.

"Merasa jagoan kau yah?" ujar Lian dan mendekatkan wajahnya ke wajah Kuea dan Kuea tanpa rasa takut menatap balik pada Lian.

Tiba2 Lian membuang kayu itu dan memegang wajah Kuea yang membuat Kuea terkejut dan tiba2 Lian mencium bibir Kuea dan mengerayami tubuh Kuea.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila?" teriak Kuea.

Akhirnya ketakutan mendatangi Kuea.
Lian kembali menciumi bibir dan leher Kuea.

"Hentikan kau bajingan, jangan... " teriak Kuea.
Namun Lian tidak memperdulikannya dan terus menciumi Kuea.
Dalam hati Lian puas karena akhirnya Kuea menyerah dan takut padanya.

Kuea menangis tersedu2.

"Jangan... Kumohon jangan..." isak Kuea.

Ingatan masa lalu kembali pada Kuea.
Kuea pernah mengalami pelecehan oleh salah satu musuh bisnis ayahnya.

Walau tidak sampai diperkosa namun trauma itu masih ada dalam pikiran Kuea.
Dan karena itu juga Kuea merubah diri menjadi Kirin dan belajar bela diri.

Lian yang dari awal memang tidak ada niat untuk memperkosa Kuea terdiam dan melihat Kuea yang menangis keras dan tubuhnya bergetar hebat.

"Jangan.. Kumohon jangan..." isak Kuea.

"Kirin.. Kirin..." teriak Lian.

Namun Kuea masih tetap menunduk dan menangis dengan keras.
Lian sama sekali tidak mengharapkan ini dari Kuea.
Lian akhirnya membuka ikatan di tangan dan kaki Kuea dan memeluknya.

"Aku tidak bermaksud seperti ini. Maafkan aku Kirin." ujar Lian.
Kuea masih terus menangis dan setelah beberapa saat Kuea berdiri dan menampar keras Lian.

"Bajingan kau." teriak Kuea dan berlari pergi.

Lian heran dengan apa yang baru terjadi, yang Lian harapkan hanya Kirin yang menyerah padanya.
Namun mengapa Kirin yang berani bisa menjadi seperti itu.

Sementara Kuea terus berlari dan masuk kedalam taksi yang lewat.
Kuea menahan airmatanya hingga sampai di rumah.

Kuea pun masuk kedalam dan seperti biasanya disambut Bibi Jaa namun kali ini Kuea melewati Bibi Jaa dan berlari ke kamarnya dan mengunci pintu.

Kuea kemudian masuk ke kamar mandi dan membasahi tubuhnya dengan pakaian yang masih menempel di badannya.

Kuea menangis dan menggosok tubuhnya dengan keras.
Kuea membuka semua pakaiannya dan terduduk memeluk lututnya.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu Lian." teriak Kuea.

Sementara Lian terduduk di atas tempat tidurnya menyesali apa yang sudah dia lakukan pada Kirin, Lian sadar kalau kelakuannya kali ini sudah melewati batas.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

802

My Powerfull Cutie (ZeeNunew) 012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang