MPC09

490 50 0
                                    

Sore itu Kuea pulang dan Lian tetap mengikuti Kuea walau dari jauh.
Ketika Kuea sedang menunggu mobil jemputannya tiba2 sebuah mobil van menghampiri Kuea dan menyergapnya lalu memasukkannya ke dalam mobil.

"Kirin.. " teriak Lian sambil berlari.

Namun terlambat mobil itu sudah berjalan dengan lumayan kencang, Lian berusaha sekuat tenaga mengejar mobil itu, namun larinya tidak mungkin dapat mengejar mobil itu.

Sementara di dalam mobil Kuea dibius menggunakan sebuah saputangan yang disiram obat bius.
.

Kuea terbangun dengan keadaan terikat di sebuah kursi dan mulutnya yang tertutup.
Kuea terkejut ketika membuka matanya dan melihat seorang wanita duduk dikursi didepannya.

Pure, wanita itu adalah Pure.

"Morning, morning.. Bangunlah Kirin, jangan seperti putri tidur. Atau kau memang putri tidur dan harus ada pangeran yang membangunkanmu? Baiklah kita panggil pangeranmu itu." ujar Pure dan mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

Kuea hanya bisa menjerit2 tak jelas karena ikat di mulutnya.
.

Sementara itu Lian yang gagal mengejar mobil itu segera berlari kembali ke kampus dan menelepon James dan Max.

James dan Max yang sudah dalam perjalanan pulang segera memutar balik menuju ke kampus.

Tak berselang lama mereka pun berkumpul.

"Siapa yang melakukan ini, Lian?" tanya James.

Lian yang gugup dan ketakutan terjadi apa2 pada Kuea terus menerus berjalan mondar mandir.

"Aku tidak tahu, tapi yang kutahu yang menculik Kuea bukanlah seorang siswa." ujar Lian.

"Apa perlu kita menghubungi polisi?" ujar James lagi.

"Ide bagus," ujar Max dan mengambil ponselnya.

Namun sebelum Max menelepon polisi, tiba2 ponsel Lian berbunyi.

Telepon itu dari nomor yang tidak dikenal.
Lian mengangkat telp itu.

"Halo."

"Halo Lian. Kau sedang mencari putrimu bukan? Jangan khawatir dia ada bersama kami."

"Siapa kalian? Lepaskan dia."

"Baiklah akan kami lepaskan, tapi kau yang harus melepaskannya. Datanglah ke...... Sendirian. Ingat sendirian. Jika kami melihat ada orang lain bersamamu maka kami akan membunuhnya. Kau mengerti?"

"Ok. Tunggu aku." ujar Lian dan telp pun diputuskan oleh Pure.

Lian segera berlari namun Max menahannya dan menarik tangan Lian.

"Mau kemana kau?"

"Aku harus menyelamatkan Kirin."

"Baiklah ayo." ujar Max.

"Tidak, aku harus kesana sendiri atau mereka akan membunuh Kirin." ujar Lian.

James dan Max membelalakkan mata mereka.

"Apa kau sudah gila? Mereka akan membunuhmu, Lian." ujar Max.

"Tapi aku tak bisa membahayakan nyawa Kirin jika kita datang bersama." ujar Lian.

"Kau teleponlah polisi 1 jam setelah aku pergi. Aku berjanji aku akan baik2 saja." ujar Lian dan memegang tangan Max.

Lian lalu berlari dan masuk kemobilnya dan menuju ketempat yang disebutkan oleh penculik Kuea.

Sesampainya disana Lian melihat kiri kanan dari dalam mobilnya.
Lian memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil itu.

Sementara didalam Pure yang mengetahui kalau ternyata Lian benar2 datang dan sendirian merasa makin marah dan tiba2 Pure menampar Kuea.

"Mengapa dia rela melakukan ini demi pria busuk seperti kau? Ahhh bajingan. Siapa kau sampai dia rela mempertaruhkan nyawanya demi kau? Sialannn..." teriak Pure.

Kuea pun merasakan itu.
'Mengapa dia mau datang? Mengapa dia mau mempertaruhkan nyawanya demi aku?' ujar Kuea dalam hati.

Lian masuk kedalam gedung tua itu dengan diapit oleh dua orang penjaga.
Lian begitu terkejut melihat Kuea yang terikat dan menangis.

Kuea bukan menangis karena sakit atau takut namun karena Lian yang mau datang mempertaruhkan nyawanya demi dia.

"Kirinnn.. Kau baik2 saja? Apa mereka melukaimu?" teriak Lian.
Kuea hanya menggeleng2kan kepalanya.

Tiba2 Pure menampar Lian.

"Apa hanya dia yang kaulihat? Aku juga ada disini, Lian." ujar Pure menangis.

Lian melihat pada Pure namun tak lama Lian kembali melihat pada Kuea yang terikat disana.

"Jangan menangis Kirin, aku akan menyelamatkanmu." ujar Lian.

Pure kembali menampar Lian.
"Aku yang menangis dihadapanmu tapi kau malah melihat dia." ujar Pure dan tiba2 Pure menghapus airmatanya dan berdiri tegak memegang sebuah kayu ditangannya.

"Baiklah Lian. Akan kuuji rasa cintamu untuk pria itu. Kau tidak boleh melawan atas apapun yang kulakukan. Jika kau melawan maka dia akan memukuli pria pujaanmu itu. LEPASKAN DIA." teriak Pure sambil menunjuk pada pria dibelakang Kuea.

Lian dibuat bersujud didepan Kuea dan Lian tersenyum menatap mata Kuea yang menangis dan menjerit2 tanpa kata.

Tiba2...

Buk.. Buk... Buk...

Pukulan kayu mengenai punggung Lian namun Lian masih tersenyum menatap pada Kuea yang tetap menjerit2 dan menangis.

Pukulan kayu itu terus mengenai punggung Lian.

"Ahhhhhh....." teriak Pure yang kesal karena Lian sama sekali tak bergeming.

Kuea membungkukkan badannya pada Lian.
Lian mengelus pipi Kuea yang banjir airmata.

Sampai akhirnya Pure melempar kayu itu dan terhuyung kebelakang sambil menangis.

"Kalian menang, kau menang Kirin." ujar Pure sambil menangis dan memberi tanda untuk anak2 buahnya pergi dari sana.

Lian bangkit dengan susah payah darah keluar dari belakang tengkuknya.
Lian melepaskan ikatan tangan Kuea lalu terhuyung dan jatuh terduduk kebelakang.

Kuea segera membuka tutup mulut dan kakinya lalu berlari dan bersujud didepan Lian.

"Dasar bodoh. Kenapa kau datang kemari." teriak Kuea.

Namun Lian tersenyum dan mengelus pipi Kuea.

"Sudah kubilang kau tak akan kulepaskan untuk siapa pun." ujar Lian dan terjatuh kebelakang tak sadarkan diri.

"Phiiii.... " teriak Kuea sambil memeluk kepala Lian yang melunglai dipangkuannya.

Tak lama kemudian James, Max datang dengan beberapa orang polisi.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

824

My Powerfull Cutie (ZeeNunew) 012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang