MPC16

523 47 7
                                    

Pagi2 sekali Kuea sudah terbangun.
Dia melihat dada Lian tepat diwajahnya.
Kuea tersenyum dan meraba dada itu.

Kuea mendengakkan kepalanya dan menatap wajah Lian.
Kuea menaikkan badannya lebih tinggi dan memeluk kepala Lian di dadanya.

Lian menguliat dan menyamankan diri didada Kuea.

"Phi bangun, sebentar lagi kita pulang." ujar Kuea.

"Biarkan saja, kita pulang saja sendiri." ujar Lian yang membuat Kuea tersenyum.

Kuea menyingkirkan surai Lian yang menutupi dahi Lian.

"Tidak bisa. Kuea harus ikut mereka." ujar Kuea sambil mencium kening Lian.

"Phi.... Umm... Apa Phi puas semalam?" tanya Kuea malu2.

Lian mendengakkan kepalanya dan tersenyum melihat pada Kuea.
Lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, kau tidak memuaskan." ujar Lian yang membuat Kuea menundukkan kepalanya dan sedih.
Lian bangkit dari tidurnya dan mencium bibir Kuea.

"Kalau sekali lagi sekarang pasti Phi puasss sekali." ujar Lian yang membuat Kuea memukul dada Lian.

"Aww.." teriak Lian sambil memegang dadanya.

Kuea pun bangkit dan berjalan ke kamar mandi dengan memakai bathrobe yang Lian pakai semalam.

Lian menyusul Kuea ke dalam kamar mandi bertelanjang bulat dan membuka pintu itu membuat Kuea kaget dan menyesali mengapa dia tidak mengunci pintu.

Lian mengunci pintu di belakangnya dan menghampiri Kuea dengan tatapan ingin memangsa Kuea.

Kuea berjalan mundur dan Lian terus mendorong tubuh mereka semakin dekat sampai akhirnya punggung Kuea menyentuh tembok.

Lian menyalakan air shower dan membiarkan tubuh mereka berdua basah.
Lian membalikkan tubuh Kuea menghadap tembok dan menciumi serta mengerayami punggung Kuea.

Kuea memejamkan matanya.
Namun Kuea sadar kalau dia harus segera kebawah dan berkumpul dengan teman2nya.

"Phi. Kuea harus turun dan berkumpul bersama yang lain." ujar Kuea berbalik dan sedikit mendorong tubuh Lian.

Lian mundur dan membiarkan Kuea mandi walau matanya tak lepas dari tubuh polos Kuea yang basah sambil sesekali menelan ludahnya.

Setelah selesai Lian membawa koper mereka berdua turun kebawah.

Semua mata kembali memandang Lian dan Kuea yang datang terakhir.
Namun Lian tak perduli, beda dengan Kuea yang menunduk malu.

Akhirnya pada malam hari mereka pun sampai di Bangkok.
Kuea dan Lian pun berpisah ke rumah masing2.

Ketika Kuea sampai di rumah Kuea terkejut karena orangtuanya ada di sana.

Kuea segera masuk dan memberikan tanda hormat pada kedua orangtuanya.

"Sawadikhap Pho, Mae. Kapan kalian datang?" tanya Kuea.

"Kemarin. Kau baru pulang dari study tourmu?" tanya Mae.

"Um. Kuea lelah, bolehkah Kuea ke kamar dan beristirahat?" tanya Kuea dan memegang kopernya lalu berjalan.

"Mae dengar kau punya hubungan dengan seorang laki2 disekolah?" tanya Mae yang membuat Kuea menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya.

"Apa benar?" tanya Mae dan Pho yang memandang Kuea.

Kuea merasa percuma dia membohongi kekuasaan orangtuanya yang seperti mempunyai kuping dan mata di mana2.

"Khap." ujar Kuea menunduk.

"Apa kau sudah gila? Tidak boleh, kau tahu kalau pasanganmu harus Mae dan Pho yang tentukan. Kita bukan keluarga sembarang yang seenak saja memasukkan orang ke dalam keluarga kita. Itu juga alasan kepulangan Mae dan Pho kali ini. Kami sudah menemukan jodoh untukmu." teriak Mae.

Kuea membelalakkan matanya tak percaya apa yang dikatakan Maenya.

"Apa? Mae sudah menjodohkan aku?" ujar Kuea.

"Ya. Besok kita akan bertemu dengan mereka."

"Kuea tidak mau, Mae. Kuea mencintai Phi Lian. Kuea tidak mau kalau bukan Phi.Lian." teriak Kuea.

"Dengar.. Jangan membantah. Keputusan Mae dan Pho tidak dapat di ganggu gugat. Kau harus bertemu mereka besok." ujar Mae.

"Tidak Mae, Kuea tidak mau."

"Bagaimanapun kau harus mau, jika kau mengacaukan ini.. Maka jangan salahkan Mae jika Mae mengurungmu sampai kau mau dan jangan harap kau bisa bertemu dengan pria itu lagi. Kau dengar." teriak Mae.

Kuea terdiam dan menangis. Kuea tidak tahu harus berbuat apa.
Ancaman Maenya pasti akan dia kerjakan.
Kuea berlari dan masuk ke kamarnya lalu membantingkan diri ke atas tempat tidur.
.

Keesokkan harinya Kuea tidak kuliah karena itu hari Minggu.

Mae mengajak Kuea bertemu dengan keluarga dan wanita yang akan menjadi istri Kuea di sebuah restoran mewah.

"Sawadikhap Phi Wit, Phi June." ujar orangtua dari pihak wanita.

"Sawadikhap, Bright, Win."

Mae, Pho dan Kuea masuk dan duduk.
Mata Kuea menangkap seorang wanita cantik disebelah Bright dan Win.

"Ah apakah ini Kuea? Ganteng sekali kamu nak." ujar Win.

Kuea tersenyum dan menundukkan kepalanya.

"Nachy kenalkan ini anak paman dan bibi, Kuea. Kuea kenalkan itu tunanganmu Nachy Vachirawit." ujar Mae.

"Sawadikha Phi Kuea." ujar Nachy.

"Sawadikhap." ujar Kuea.

Mereka pun membicarakan pernikahan yang akan diadakan secara besar2an.
Nachy melihat pada Kuea dan tersenyum, namun Kuea hanya terdiam dengan wajah muram.

Kuea sangat ingin menangis, Sampai akhirnya Kuea tidak kuat lagi menahan emosinya.

"Permisi, saya permisi ke toilet." ujar Kuea sambil berdiri dan berjalan.

"Cepatlah kembali sayang." ujar Mae memelototi Kuea.

Kuea keluar dari kamar itu dan berjalan menuju toilet restoran itu.
Kuea masuk kedalam toilet dan masuk kedalam salah satu kamar disana.

Kuea terduduk di toilet duduk dan mengeluarkan ponselnya.
Kuea melihat ada sekitar 16 misscall dari Lian.
Kuea menatap nama Lian di ponselnya dan memejamkan mata lalu menempelkan ponsel itu didahinya.

Kuea ingin sekali menelepon Lian kembali dan mendengar suaranya, namun itu tidak mungkin.
Kuea meneteskan airmata karena putus asa dengan perjodohan itu dan juga karena rasa rindunya pada Lian.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

834

My Powerfull Cutie (ZeeNunew) 012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang