MPC10

529 55 1
                                    

2 hari kemudian Lian terbangun di sebuah rumah sakit.
Lian melihat sekitar dan ternyata orangtuanya ada disana.

"Lian, sayang kau sudah bangun?" tanya Mae Kaew.

"Lian dimana, Mae? Mana Kirin?" tanya Lian.

Kaew heran dengan pertanyaan Lian.

"Kirin? Siapa Kirin?" tanya Kaew.

"Kirin itu korban yang satu lagi di tragedi kemarin Mae." ujar Pho Wit.

"Ohhh. Kau dirumah sakit sayang, dan temanmu, Mae tidak tahu dimana dia." ujar Mae.

"Apa dia baik2 saja?" tanya Lian.

"Dia baik2 saja." ujar Pho.

"Syukurlah." ujar Lian dan kembali berbaring dengan lega.
.

Seminggu kemudian Lian sudah sembuh, namun belum sembuh sepenuhnya.
Lian memaksa untuk masuk kuliah walaupun orangtuanya melarangnya.

Lian sangat merindukan Kuea, hingga dia tidak sabar untuk bertemu dengannya di kampus.

Akhirnya hari itu Lian kembali ke kampus.
Lian berjalan masih dengan terseok2 dan punggungnya masih sedikit membungkuk.

Ketika dia tiba di kampus James dan Max menyambutnya dengan gembira walaupun mereka masih terkejut dengan kedatangannya yang masih belum sembuh total.

"Hey kawan, akhirnya kau datang juga. Kau belum sembuh benar namun datang juga ke kampus apakah karena rindu?" ujar Max tersenyum menggoda Lian.

"Dimana dia?" tanya Lian.

James pun tertawa dan memeluk bahu Lian.

"Oh hooo langsung to the point kawanku ini." ujar James.

Tak lama kemudian Kuea datang dan membatu melihat Lian ada disana.
Lian pun tersenyum dan berdiri begitu melihat sosok yang dia rindukan.

Kuea tersenyum dan berjalan menghampiri Lian.
James dan Max yang mengerti keadaan, segera pergi dari sana.

"Phi baik2 saja?" tanya Kuea malu2.

Lian yang mendengar suara Kuea yang memanggilnya Phi tersenyum lebar dan menundukkan kepalanya lalu menatap kembali pada Kuea.

"Humm Phi baik2 saja. Kau? Apa kau terluka?" tanya Lian dan melihat pada tubuh Kuea.

"Tidak, aku tidak apa2." ujar Kuea.

"Antar Phi, Na!!" ujar Lian.
Kuea mengernyitkan dahinya.

"Kemana?"

"Antar saja." ujar Lian tersenyum dan merangkul bahu Kuea seakan2 ikut menopangkan badannya, Kuea pun tersenyum dan memegang tangan Lian di bahunya dan pinggang Lian untuk menopang badan Lian.

Mereka berjalan menuju ke kolam ikan dibelakang kampus.

"Kenapa kita kesini?" tanya Kuea bingung.

Lian duduk disisi kolam itu dan menarik tangan Kuea agar ikut duduk dengannya.
Kuea pun terduduk dan tiba2 Lian memeluk Kuea.

"Phi rindu Kirin." ujar Lian yang membuat Kuea kaget dan membelalakkan matanya.

Lian memeluk Kuea erat dan menaruh dagunya di bahu Kuea lalu menutup matanya.
Kuea perlahan memegang pinggang Lian dan tersenyum.

"Phi rindu sekali melihatmu." gumam Lian.

Setelah beberapa saat Lian melepaskan pelukannya dan mengelus rambut Kuea sambil tersenyum.

Lalu Lian menghadap ke kolam sementara Kuea masih menatap Lian lalu menundukkan kepalanya dan berbalik melihat kolam.

"Apa kau melaporkan Pure?" tanya Lian.

"Tidak. Kupikir Pure hanya cemburu buta." ujar Kuea.

"Tapi dia mengancam nyawamu. Itu yang membuat aku tidak bisa memaafkannya." ujar Lian.

Kuea kembali menatap Lian dan tersenyum.

"Aku takkan membiarkan siapapun menyentuhmu lagi."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Phi." ujar Kuea dan Lian pun menatap wajah Kuea.

"Phi tahu itu. Kau adalah my powerfull cutie." ujar Lian yang membuat Kuea tertawa kecil.

"Cutie? Kupikir aku sama sekali tidak cutie." ujar Kuea kembali melihat kolam.

"Kau... Tercutie dimataku." ujar Lian dan menatap wajah Kuea.
Kuea pun menatap pada Lian.
Mereka saling bertatap2an, tiba2 Lian mendekatkan wajahnya pada Kuea dan Kuea menyadarinya diapun segera memalingkan wajahnya dan melihat ke arah lain.

Namun Lian menarik dagu Kuea dan mencium bibirnya.
Kuea membelalakkan matanya dan segera menarik bibirnya dari bibir Lian, Kuea langsung berdiri dan berlari dari sana.
Lian menghela nafas panjang dan bingung dengan apa yang baru saja dia lakukan.

Kuea masuk ke kelas dan termenung di tempat duduknya.
Nat yang datang pun Kuea tidak menyadarinya hingga Nat memegang bahunya dan memanggil namanya.

"Hah?" Kuea terkejut dengan Nat yang tiba2 ada didepannya.

"Kau kenapa?" tanya Nat.

"Tidak, tidak apa2." ujar Kuea namun Kuea kembali melamun.
Selama pelajaran itu pikiran Kuea hanya pada ciuman yang Lian lakukan.

Hingga waktunya makan siang pun tiba.
Baru kali ini dia merasa malas datang kesana.
Namun Nat memaksanya untuk pergi.
Akhirnya dengan terpaksa mereka pergi kesana.

Kuea melihat Lian, begitupun sebaliknya.
Kuea menunduk dan memakan makanannya yang Kuea tak tahu rasanya apa.

Tak lama Lian menghampiri Kuea.

"Aku boleh duduk disini, kan? Kau berhutang padaku. Jadi kau harus menjaga dan merawatku selama di kampus." ujar Lian.

Kuea melihat pada Lian dengan mata malas.
Akhirnya Kuea bergeser dan membiarkan Lian duduk disampingnya dan Lian pun tersenyum.

Nat dan seluruh siswa yang ada disana menjadi saksi kejadian itu.
Ada yang tersenyum namun ada juga yang sirik dan iri pada Kuea.

Berita tentang penculikkan dan pemukulan terhadap Kirin dan Lian sudah menyebar luas di kampus, namun berita yang lebih menghebohkan kampus adalah kalau Lian si ketua paling dingin di kampus rela mempertaruhkan nyawanya demi seorang pria yang sudah dia tandai.

Hari2 Kuea lalui dengan menjadi pelayan Lian.
Jika Kuea mulai kesal maka dia akan membawa topik penculikkan dan bagaimana dia mempertaruhkan nyawanya demi Kuea.

Namun Kuea, James dan Max sadar kalau Lian melakukan itu hanya karena dia ingin selalu berada dekat dengan Kuea.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

824

My Powerfull Cutie (ZeeNunew) 012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang