Sama Akash tuh selalu dirayakan. Sesuatu yang bagi Gry tidak berarti apapun akan selalu dibuat bermakna olehnya. Contohnya seperti; ketika Gry dapat nilai bagus, berhasil mengendarai mobil untuk pertama kalinya atau ketika Gry sembuh dari demam, Akash akan memberikannya apresiasi entah apapun bentuknya.
Sekarang cowok itu sedang fokus memasak, katanya mau bagi-bagi makanan karena channel YouTube miliknya berhasil tembus tujuh juta follower dalam waktu empat tahun.
Isi kontennya macam-macam, Gry ingat, video pertama kali yang Akash publikasikan adalah videonya yang mengcover lagu, kemudian video dance dan sekarang juga berkembang menjadi video tutorial memasak.
"Lo masak dan bagi-bagi nggak dibikin konten juga?" tanya Bas yang duduk di meja makan sambil ngemil kacang almond, tatapannya fokus ke layar tab dengan headset di telinga, kalau tadi Gry intip, cowok itu sedang menonton Marsha and the bear.
"Nggak, bikin makanan banyak aja ribet ngapain dikontenin juga?" tanya balik Akash.
"Biar balik modal haha."
Bas mengalihkan pandangannya. "Lagian duit lo udah banyak cari crew napa.""Niat gue ngasih buat syukuran, yaudah biar tuhan aja yang tau, balik modalnya ke pahala gue." Akash tertawa ketika Bas berdecih, sementara Gry yang ikut memotong-motong bahan makanan memilih fokus agar jarinya tidak terpotong.
"Kak, maaf ya kalau potongannya kurang rapi."
"Iya gapapa." Akash berdiri di belakang Gry, menggerakan tangan perempuan itu untuk diajari. "Begini-"
"Anjing berasap!" teriak Bas panik, dia mengambil serbet yang sudah dibasahi air untuk menutup wajan yang hampir terbakar, ayamnya bahkan sudah berubah warna.
"Yaudah gapapa cuma sedikit," kata Akash, berbeda dengan Bas yang memasang wajah kesal, cowok itu melemparkan kesalahannya kepada Gry karena tidak tahu siapa yang bersalah sebenarnya. "lo kalau gabisa mending duduk, daripada jadi beban!"
"Emang lo bisa?" balas Gry tak kalah kesal.
"Gue diem karena gue gabisa, pake nanya lagi!" Bas melangkah lebar dan kembali duduk, dia menepuk-nepuk kursi di sebelahnya. "Sini nonton aja sama gue, apa sekalian mau pangku?"
"Ogah."
Gry menjulurkan lidahnya, memilih berdiri di samping Akash alih-alih duduk menonton Barbie bareng Bas.
"Oh, udah berani melet-melet gitu?" gumam Bas dengan senyum miring.
***
"Mas Baskara, dicari mbak Dhara di depan, Mas," beritahu salah seorang satpam.
Gry langsung menoleh, walaupun tunangan Bas, tapi Dhara hampir tidak pernah datang ke sini kalau Bas tidak menjemputnya. Otaknya menduga-duga, ada apa?
Bas sendiri justru berdecak karena merasa terganggu, tapi tetap berjalan ogah-ogahan menghampiri.
"Ada apa, Beb?" tanyanya sembari menarik pelan lengan perempuan itu, dia mendekatkan bibirnya di telinga. "Semoga lo sadar kalau kedatangan lo cuma ganggu gue, bitch!" bisiknya.
"Lo nggak angkat telepon atau sekedar baca chat gue, Bas."
Cowok itu melemparkan pandangan ke sekelilingnya. Mencari aman agar pembicaraannya tidak terdengar, maka kamar menjadi opsi terbaik.
Netra Dhara menangkap bingkai yang terpajang di dinding. Rata-rata foto Baskara dengan Gry dan Akash saat mereka kecil, foto keluarga lengkap yang hangat membuat hatinya dongkol, seharusnya Gry tidak ada di sana.
Seharusnya Gry di rumah, ikut merasakan neraka bersamanya.
"Gue nggak berkewajiban balas chat, dan lo juga nggak berhak ngatur gue," jawab Bas penuh penekanan.
Dhara berdehem. "Beliin gue hp dan apartment," ujarnya tanpa malu.
Bas tercengang untuk beberapa saat, kemudian tawa cemooh terdengar memenuhi ruangan. Cowok itu bertepuk tangan. "Bukannya siang tadi lo minta udahan? Apa nggak salah denger gue?"
Dia sudah tidak punya harga diri lagi, jadi sekalian saja, kan?
"Gue butuh banget.""Belum ada tiga bulan gue beliin lo hp."
"Rusak dikit, sorry."
Jantung Dhara berdegup kencang ketika Bas duduk di sebelahnya dengan tatapan tajam. "Kalau lo berani minta gue sebanyak ini, apa yang bisa lo kasih ke gue?"
Tidak ada jawaban, jemarinya saling meremas takut.
"Hmm, gue lupa bilang. Walaupun lo tunangan gue, tapi gue nggak larang kok kalau lo mau jadi jalang, asal nggak ketahuan dan bikin malu keluarga gue, lo aman."
Kalimat itu menamparnya kuat, dadanya nyeri bukan main.
"Nggak usah sok tersakiti." Bas berdecih, cowok itu memilih berdiri bersandar tembok tanpa menatap Dhara. "Lagian, lo nggak tau diri banget ya. yang orangtuanya kaya aja milih kos daripada apartemen, lo yang miskin malah sok-sokan."
"Satu lagi, lo bisa bebas dari gue. Caranya gampang. Tinggal minta maaf dan sujud di kaki Gry, mohon sama dia minta dibebasin."
"Kenapa gue harus minta maaf sama dia? Sampai matipun gue nggak akan mau!" balas Dhara tidak habis pikir.
Bas mengedikkan dagu."Bahkan Gry sendiri udah tau kalau lo yang nyebarin fitnah dan masalalunya ke semua orang."
Cowok itu mengangkat dagu Dhara dengan telunjuknya. "Minimal tau diri."***
"Apa?" Gry membuka pintu kamarnya
dengan wajah datar, sementara Dhara menyelonong masuk sambil menyenggol pundaknya."Aneh banget ya kalau kakak sendiri mau ketemu adeknya?" balasnya.
Tidak ada kenyamanan sama sekali ketika Gry bersama Dhara. "Mau lo apa?"
Dhara tersenyum. "Bunda minta uang buat bayar sekolah adik-adik lo."
Perempuan itu merebahkan tubuhnya di kasur. "Hidup lo enak ya? Padahal aslinya lo cuma anak orang miskin.""Iya."
"Gue cuma ngingetin, biar nggak lupa kalau lo cuma anak pungut. Barangkali lo lupa diri, Kan?"
Bersambung.
Ya enaklah, udah kaya punya banyak Abang ganteng lagi😭😔
Jangan lupa tinggalkan jejak ☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR
Teen FictionHatinya samar, dia tidak tahu apakah perasaannya adalah cinta atau hanya obsesi semata. "Lo tau apa yang lebih nggak berguna dari nangisin mantan?" "Mungkin hidup lo di dunia ini." "Adalah kabur dari gue."