Udang dibalik bakso?

154 13 0
                                    

Tak usah kau ajarkan aku sifat munafik. Aku bahkan bermuka dua
Buktinya, orang yang sangat ku benci pun bisa mendapatkan senyum terbaikku.
~DTSI~

"Bay, Bayu." panggil Dinda saat keluar dari ruangannya. Tangan dan fokusnya sibuk mencari kunci mobil di dalam tasnya yang tersampir.

"Iya Bu?"

"Lihat kunci mobil saya gak?"

"Ini Bu," pemuda berusia 20 tahun itu menyerahkan kunci mobil Dinda dengan sopan.

"Maaf ya Bu, tadi kebawa ke air sama Bayu. Panggilan alamnya dadakan soalnya." ucap Bayu disertai cengiran malu.

Dinda tertawa kecil mendengar penjelasan salah satu pegawainya ini. Bayu sudah ia anggap sebagai adik sendiri, mengingat dia yang pertama menjadi pegawainya dan yang paling muda diantara pegawainya yang lain. Bisa dibilang, Bayu ini adalah Ririn versi Laki-laki dan Ririn versi orang Bandung. Kisah hidupnya pun tak jauh berbeda dengan Ririn, menjadi harapan keluarga satu-satunya.

"Tapi semua bahan-bahannya udah dimasukin ke dapur?"

"Udah dong Bu." sahut Bayu riang.

"Oke siplah."

Pagi tadi Dinda berbelanja bersama dengan Bayu. Berhubung laki-laki dengan kulit sawo matang itu dulunya supir angkut, jadi Dinda bisa meminta bantuannya untuk membawa mobil kala Dinda sedang mencatat dan mengecek ulang kebutuhan Cafe, takutnya ada yang kurang dan kelupaan.

Bayu bahkan sekolah sambil bekerja.
Paginya ia menjadi pelajar SMA dan siangnya, selepas pulang sekolah ia akan menjadi supir angkut hingga pukul 7 malam. Tidak sampai disitu, pukul 8 malam ia akan mencari belut hingga pukul 11 malam kadang lebih. Dan untuk pagi harinya sebelum berangkat ke sekolah ia akan menjual belut hasil tangkapannya semalam di pasar bersama ibunya. Sungguh keras sekali perjuangan anak ini. Dinda bahkan hampir menangis mendengar cerita laki-laki di depannya ini.

"Saya keluar dulu ya, nanti kalau ada Manager bilangin saya ada urusan sama dia, suruh dia telepon saya kalau udah sampai ruangannya." pesan Dinda diterima baik oleh Bayu. Ia tersenyum manis yang mendapatkan balasan senyuman paling tulus dari Dinda.

Bayu sangat senang memiliki Bos muda, cantik dan rendah hati seperti Dinda, ia bahkan selalu bertanya-tanya, kebaikan apa yang dirinya lakukan sampai dipertemukan dengan atasan seperti Dinda. Namun kembali lagi, ia sangat bersyukur karena Dinda, ia bisa mendapat pekerjaan yang layak dan gaji yang lumayan besar tanpa harus bekerja seperti biasanya. Ia juga bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan besok akan makan apa sebab Dinda memberikan uang makan setiap hari. Bahkan diam-diam Dinda selalu membelikan makanan untuk keluarganya. Kehidupan Bayu setelah bertemu Dinda benar-benar banyak perubahan.

"Hati-hati Bu."

"Siap! Semangat kerjanya." ujar Dinda mengangkat kedua tangannya ke atas. Menatap penuh senyum pada Bayu.

Bayu tertawa senang melihat tingkah Dinda yang humble.

"Siap Bu Bos." mereka tertawa bersama layaknya saudara. 4 hari bersama Dinda, membuat Bayu tahu sedikit kepribadian wanita itu. Periang, penyayang dan pekerja keras seperti dirinya.

****

"Ayah, kapan Ayah pulang? Kevin kangen."

Morgan menatap wajah sendu anaknya yang terpampang dalam layar handphone miliknya. Ia kini tengah melakukan video call dengan anaknya itu. Sudah 1 Minggu ia di Bandung, jadi tak heran anaknya itu sangat merindukannya.

"Ayah juga kangen banget sama jagoan Ayah, tapi kerjaan Ayah masih banyak disini. Mungkin minggu depan atau 2 minggu lagi Ayah baru bisa pulang." ucap Morgan mendrama. Sebanarnya pekerjaannya sudah beres hari ini dan ia berencana untuk pulang besok, ia hanya ingin memberikan kejutan untuk anaknya.

Duda Tampan Suami Idaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang