Anak Usil

224 20 0
                                    

Jika kamu mengejar kesempurnaan, maka kamu tidak akan bisa menjadi orang yang sempurna.
Sugabts

 •Sugabts

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Morgan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan absurd adiknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Morgan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan absurd adiknya itu. Ada saja kelakuan mereka yang bisa membuat lelah dan setresnya menguap. Walau mereka terkadang membuatnya sering pusing, namun tetap saja, mereka jugalah yang membuat pusingnya hilang, bahkan menguap bagaikan angin lalu.

Morgan membereskan kertas-kertas yang memenuhi meja kerjanya, ia bersiap untuk pulang.

"Malam Pak."

Morgan mengangguk singkat, sekedar menghormati etikad baik karyawan yang menyapanya. Memang, masih ada beberapa karyawan yang lembur jadi Morgan tak sendiri.

"Pulangnya hati-hati." pesan Morgan sebelum ia pergi menuju parkiran.

*****

"Assalamualaikum."

Morgan menaruh sepatu pentopel hitam mengkilat itu dijajaran sepatu milik saudaranya yang lain. Ia berjalan menuju ruang Keluarga, menghempaskan tubuhnya ke sofa yang tersedia disana.

"Minum dulu Bang." Tara meletakan gelas berisi teh hangat di meja kecil dihadapan Morgan, membuat Morgan yang semula memejamkan matanya kini menatap Tara dan menegakkan duduknya.

"Kuliah kalian lancar?" Morgan kembali meletakan gelas di tangannya ke tempat semula setelah meneguk setengah dari isi gelas tersebut.

"Lancar. Kaya prosotan taman." jawab Tara sekenanya dengan mulut yang siap menyantap hamburger di tangannya.

"Arga udah minum obat?"

"Udah. Tadi Bang Jay sogok pake duit segepok." Morgan terkekeh singkat. Memang salah dia bertanya pada adiknya yang satu ini. Jawabannya selalu saja membuat kesal, namun mampu membuatnya terhibur.

"Kevin udah tidur?"

"Udah, sejam yang lalu dia ngamuk gak mau tidur, pengennya tidur bareng Arga. Pulang-pulang dia langsung histeris liat Arga penuh luka." cerita Tara kembali membayangkan kejadian tadi sore saat ia dan Rafa pulang kuliah disuguhi pemandangan Arga yang babak belur dan Kevin yang menangis kencang memeluk Arga yang tengah berbaring.

Duda Tampan Suami Idaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang