Cinta segitiga sama sisi

142 4 0
                                    

"Cinta bukan hanya tentang memiliki, tapi juga tentang mempertahankan dan memperjuangkan."
~Devan~

"Bang udah Bang, gue malu."

Suara Ken menyatu dengan riuhnya suara orang-orang yang ada disekitar mereka hingga membuatnya tak terdengar. Ocehannya bagai angin lalu bagi ketiga saudara nya.

Ken berdecak kesal, "Bang Mor, lo gak malu apa?"

"Biarin aja,"

"Ish!"

Ken tambah kesal kala mendapat respon yang tidak diinginkannya. Bisa-bisanya Abangnya yang satu ini malah membela kelakuan ketiga saudaranya yang bertingkah bak anak kecil itu.

"Bilang aja Bang Ken pengen." cemooh Rafa dengan wajah mengejek membuat Ken mendelik tajam padanya.

"Meluncur tak terbatas dan melampauinya!" seru Satria penuh semangat saat ia naik boneka robot winnie the pooh lengkap dengan helm full face yang baru ia beli bersama dua adiknya yang lain.

"Ini yang bocah siapa, yang main siapa."  monolog Dinda heran melihat Arga, Tara dan Satria yang malah mengadakan lomba dengan menaiki boneka robot itu.

"Jiwa innerchildku meronta-ronta."

"Lucu banget."

"Kok ada ya orang modelan kaya mereka."

"Circlenya asik gak sih?"

"Haha, udah mereka giliran kita gass!"

"Gas aja lah gue mah."

Komentar serta reaksi positif para pengunjung untuk ketiga saudaranya membuat Morgan menarik sudut bibirnya keatas membentuk senyuman. Ia senang jika keluarganya bisa membuat orang-orang tertawa karena tingkah mereka. Lagi pun, jika dipikir-pikir, sudah lama juga ia tidak melihat saudaranya menghilangkan setres dengan bermain seperti sekarang ini. Terakhir, saat mereka berlibur ke pantai, itu pun atas inisiatif anaknya.

"Bapak gak ada niatan buat ikutan gitu?" ucapan Dinda membuyarkan lamunan Morgan.

Morgan menatap Dinda dari samping. Tatapannya membuat Dinda salah tingkah.

"Idung saya ada belek ya? Atau, mata saya ada upil?" tanya Dinda berkaca pada kaca besar yang berada di belakangnya.

Tawa Morgan pecah mendengar pertanyaan absurd Dinda. Deretan giginya yang rapi, serta gummy smile miliknya membuat yang melihat terpesona akan senyumanya. Tak terkecuali, Dinda si pelaku yang membuat Morgan tertawa.

Mendengar tawa Morgan membuat Dinda cepat-cepat membalikan badannya ke arah Morgan. Dan itu adalah kesalahan yang menurutnya cukup fatal. Sebab, saat ia berbalik, ia melihat dengan jelas senyuman Morgan yang jarang terlihat, Dinda membeku. Sebut saja, ia terpesona dengan gummy smile milik CEO beranak satu itu.

Menyadari Dinda tak bergeming dan tak berkedip sedikit pun menatap dirinya, Morgan meletakkan tangannya pada kepala Dinda, selanjutnya ia mengacak-acak lembut rambut hitam itu.

"Bunda sakit? Kok pipinya melah?"

Sentuhan tangan Kevin membawa Dinda kedunia realita. "Ah? Um, itu ... Anu, nggak kok, Bunda gak sakit." jawab Dinda gelagapan. Ia menjadi semakin salah tingkah saat melihat tatapan intens yang Morgan layangkan padanya.

"Siapapun tolong gue." Batin Dinda menjerit.

"Bunda kenapa?" Kevin kembali mengajukan pertanyaan, merasa heran dengan tanggapan Dinda yang tidak biasa.

Duda Tampan Suami Idaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang