Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nanti mama yang ambil rapot kamu ya tae" jisoo mengusap lembut surai taehyung, anak tirinya.
Tiga bulan yang lalu jisoo menikah dengan seorang duda berusia 45 tahun bernama seokjin yang telah memiliki anak berusia 18 tahun bernama taehyung.
Jisoo masih muda. Usianya saat ini baru 25 tahun namun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai teller bank dan menikah dengan seokjin, duda dengan usia 20 tahun lebih tua darinya dan seorang dokter spesialis bedah syaraf.
Jisoo merasa beruntung menikah dengan seokjin yang sempurna di matanya. Taehyung yang nakal dan terkadang sinis padanya tak membuat jisoo menyerah untuk mengambil hati anak tirinya itu.
"Hmm" tawaran ambil rapot hanya dibalas deheman oleh taehyung tanpa menoleh sedikitpun pada jisoo.
"Asem banget mukanya anak papa" seokjin muncul bergabung dengan anak dan istrinya di meja makan.
"Mama udah ngomong bakal ambilin rapot kamu kan dan kamu udah setuju"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama gak maksa kalau kamu gak nyaman" jisoo tersenyum sambil melihat wajah cemberut taehyung. Jisoo mengerti kenapa taehyung enggan jika jisoo muncul di sekolahnya. Mungkin taehyung akan diledek karena memiliki ibu tiri yng jauh lebih muda dari ayahnya.
"Semua yang aku lakuin dari awal kehadiran dia di sini itu terpaksa" taehyung berhenti makan dan menegak segelas susu lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan.
"Taehyung!"
"Mas udah" jisoo mengusap lengan seokjin sebelum pria itu mengeluarkan amarahnya dan membuat suasana hati taehyung semakin buruk.
"Bener-bener makin kurangajar itu anak" seokjin mengatur nafas untuk mengendalikan emosinya.
"Maafin taehyung ya sayang" seokjin menatap jisoo dan mengusap lembut pipi jisoo. Mengagumi kesabaran sang istri pada anaknya.